Berita  

20 Tahun Lagi, Manusia Bisa Makan Daging tanpa Sembelih Hewan, kok Begitu?

Daging Sapi

SriwijayaAktual.com – Tentu Saja, sumber utama daging saat
ini adalah dari hewan yang disembelih seperti ayam, sapi, kambing dan
lain-lain. Jumlah konsumsi jika tidak diimbangi dengan pasokan daging
yang memadai akan menyebabkan kelangkaan di mana-mana. Terlebih seiring
meningkatnya kebutuhan manusia saat ini. Sehingga harga-harga daging
akan meroket naik di semua wilayah.

Para ilmuwan saat ini tengah berusaha menciptakaan daging buatan, dan
pada tahun 2040 nanti, sebagian besar “daging” yang umum kita konsumsi
saat ini akan berbeda dari daging biasanya. Upaya ilmuwan ini juga
bertujuan untuk melestarikan ekosistem alam yang ada.

Apa yang akan menjadi daging di masa depan?
Para ilmuwan mengatakan bahwa daging di masa depan tidak datang dari
rumah jagal atau bahkan dari peternakan keluarga, tetapi dari tong-tong
dan tanaman. Perusahaan seperti Beyond Meat, Impossible Foods, dan Just
Foods telah bereksperimen dan sukses dengan penggantian daging nabati;
lebih dari $1 miliar dolar telah diinvestasikan dalam penelitian ilmu
perdagingan baru.

Ketiga perusahaan ini semuanya fokus pada penciptaan produk pengganti
daging nabati. Cepat atau lambat, banyak perusahaan lain juga akan
meniru kesuksesannya. Perusahaan ini tengah bekerja untuk membuat produk
daging yang secara resmi adalah daging tetapi tidak berasal dari hewan
yang pernah hidup. Perusahaan ini dan ilmuwannya berharap dapat
menumbuhkan sel-sel daging dalam budaya yang terkontrol untuk
menciptakan produk daging tanpa pengolahan hewan dan terkait konsekuensi
lingkungan.

Sebuah laporan oleh AT Kearney, badan konsultan global, mewawancarai
sejumlah pakar di seluruh dunia dalam bidang produksi daging, pertanian,
dan masa depan daging sebagai kelompok makanan dalam pengertian
konvensional. Prediksi mereka adalah, bahwa pada tahun 2040 nanti, 35%
daging akan dibudidayakan di laboratorium dan 25% “daging” akan menjadi
pengganti daging nabati.

Para penulis laporan AT Kearney yakin bahwa saat orang terus belajar
tentang dan memahami dampak lingkungan dari makan daging serta merasakan
manfaat alternatif daging non-tradisional, produk daging baru ini akan
dengan cepat menyalip peternakan dan produk makanan yang bersumber dari
daging tradisional.

Apa manfaat “daging” baru ini?
Salah satu kekhawatiran utama tentang makan daging yang berlebihan
adalah dampak lingkungan yang besar terhadap produksi daging di seluruh
dunia. Hewan yang pada akhirnya akan menjadi daging tentu membutuhkan
banyak lahan-lahan yang bisa digunakan untuk perumahan atau menanam
makanan yang menggunakan ruang lebih efisien daripada sapi atau domba
yang merumput.

Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang di dunia bisa bahagia, sehat,
dan kenyang tanpa daging dan susu. Di samping itu, lahan pertanian yang
digunakan saat ini juga akan berkurang hingga 75%. Meskipun 83% dari
tanah pertanian dunia saat ini digunakan untuk memproduksi daging dan
susu, produk-produk tersebut hanya mampu menyumbang 37% dari protein
harian rata-rata orang (dan hanya 18% dari kalori harian kita). Lebih
buruk lagi, tanah pertanian ini dan ternaknya menyumbang 60% dari
keseluruhan emisi gas rumah kaca dunia dan lebih dari 50% polusi udara
dan polusi air dunia.

Perusahaan terkenal seperti Tofurkey masih menjual kalkun tanpa daging,
dan juga memproduksi irisan deli tanpa daging yang bisa kita nikmati
saat ini. Quorn dan Gardein adalah alternatif makanan daging yang
non-daging lebih baru untuk dicoba (Gardein dibuat oleh koki vegan milik
Oprah), dan bahkan ada perusahaan Morning Star Farms telah menawarkan
koleksi lengkap daging ayam, sosis, dan daging sapi tanpa daging hewan
sama sekali. [androphedia]