Berita  

Aksi 4 November, Yusril; Minta Presiden RI Jokowi Jangan Lari Dari Masalah, Cepat Buktikan Bertindak Secara Hukum

29394951531 1573df3c17 %2Bahok yusril
(Istimewa)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com  – Pakar Hukum Tata Negara, Prof. Yusril Ihza Mahendra dan
juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) menilai, Presiden Jokowi
kurang bijak dan kurang tepat menangani dugaan penistaan agama yang
diduga dilakukan oleh Ahok.
Dari pengalaman aksi  besar 4 November 2016, Yusril meminta pemerintah
faham bahwa masalah penistaan agama tidak dapat didiamkan, tetapi harus
diambil langkah hukum yang tegas. Pemerintah tidak boleh terkesan
melindungi seseorang yang diduga menista agama.
“Jika didiamkan, kegiatan penistaan agama makin marak, agama
dilecehkan seenaknya seperti terlihat di media sosial akhir-akhir ini,”
kata Yusril dalam keterangan tertulis yang diterima, dan dilansir abadikini.com, Sabtu
(5/11/2016.
Yusril mengatakan, persoalan agama itu adalah persoalan sensitif yang
dapat memicu pergolakan sosial dan politik di negara ini. Di negara
lain mungkin tidak. Menurutnya, persoalan agama tidak bisa dibarter
dengan kepentingan politik sesaat jenis apapun.
“Hal ini dapat berakibat fatal yakni terpecah-belahnya kita sebagai
sebuah bangsa. Demo besar tidak akan terjadi jika sejak awal penegak
hukum mengambil langkah hukum yang tegas terhadap Ahok. Namun, aparat
seperti tidak berdaya karena Ahok terkesan dilindungi Presiden Jokowi,”
ujarnya.
Baca Juga Ini; Imam Besar FPI: Target Aksi Damai Kami Tetap Presiden RI Jokowi
Para pendemo dan umat Islam sejak awal ingin demo damai. Kata Yusril,
Jokowi berjanji akan menindak tegas Ahok dan beliau akan tetap di
istana, menerima dengan baik wakil-wakil demonstran, akhirnya buyar
karena Presiden pergi ke Cengkareng untuk sesuatu yang tidak begitu
penting.
Wapres Jusuf Kalla yang akhirnya menerima wakil demonstran, tetapi
hasilnya tak cukup memuaskan. Akhirnya sebagian pendemo tetap bertahan
untuk bertemu Presiden. Namun hal itu tidak terjadi sampai pagi ini,
Sabtu (5/11/2016).
“Padahal, rusuh sudah terjadi di beberapa titik wilayah Jakarta.
Presiden yang dicitrakan dekat dengan rakyat, disaat yang genting justru
menghindar dari rakyatnya sendiri,” ujarnya.
Baca Juga Berita Terkait; Ahok Sebut; Keluarga Siap Jika Saya Dipenjara
Janji Wapres untuk tuntaskan penyelidikan dugaan penistaan agama oleh
Ahok selama 2 minggu kedepan, dinilainya cukup lama. Menurutnya, dalam
dua minggu berbagai hal tak terduga bisa saja terjadi. Yusril meminta
pemerintah mempercepat proses ini. “Jika tidak ada langkah nyata, demo
lebih besar bukan mustahil akan terjadi,” katanya.
Lanjut Yusril, dari sebelum maupun ketika demo terjadi kemarin,
keadaan sudah dapat dibaca. Jika pemerintah salah ambil kebijakan, rasa
tidak puas terhadap penanganan penistaan agama bisa berujung pada
desakan untuk memakzulkan Presiden. “Saya sudah ingatkan hal ini dua
minggu yang lalu. 
Presiden Jokowi harus hati-hati betul menangani
keadaan dan jangan lari menghindar dari masalah yang sudah ada di depan
mata,” ungkap Yusril. (sr.ak)