Berita  

Aksi Unjuk Rasa GMNI, Tolak Tambang Emas di Banyuwangi

Teactrikal Dari Pengunjukrasa GMNI

BANYUWANGI-JATIM, SriwijayaAktual.com – Puluhan aktivis dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
Banyuwangi melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi.

Mereka menyuarakan penolakan terhadap aktivitas tambang emas di gunung Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran.

Dalam
aksinya, para mahasiswa ini menganggap adanya penambangan emas di
daerahnya justru akan menambah kesengsaraan bagi warga. Karena selain
kerusakan lingkungan yang pasti terjadi, tambang emas juga akan membawa
ketimpangan di antara warga. Dengan semangat ‘jentang lantang’ atau
jenggirat tangi lawan tambang, mahasiswa akan terus melawan.

“Dimana
ada tambang yang tidak merusak alam! Para warga pasti menjadi korban.
Kami mahasiswa GMNI menolak tambang beroperasi untuk eksploitasi, cabut
keputusan menteri tentang alih fungsi hutan lindung menjadi hutan
produksi,” ucap Ahmad Alvian dalam orasinya, Sabtu (22/10/2016).

Tidak
hanya itu, mereka melambangkan kesengsaraan warga dalam sebuah
teatrikal. Mahasiswa berdandan ala pocong yang terus mengalami
penindasan dari sang penguasa. Tangisan darah bercucuran menandakan
kepedihan nasib yang amat mendalam.

“Coba pemerintah membuka mata apa yang telah dilakukannya. Kami tahu dan kami bertekad akan terus melawan,” ungkapnya.

Mahasiswa
menilai, meski ijin pertambangan emas yang kini dikelola oleh PT Bumi
Suksesindo (BSI) telah lengkap, namun hal itu tak bisa dibenarkan.
Pasalnya, kesejahteraan warga dinilai lebih penting dari pada menjual
kepentingan yang berujung karusakan alam.

“Kami melihat
pemerintah telah melawan UUD 1945, Pasal 33 yang berbunyi bumi dan tanah
air untuk kesejahteraan warga. Jadi kami bertekad melawan demi
kesejahteraan warga,” tegasnya.

Baca Juga ini; Tuntut Ganti Rugi Lahan ke KemenPU-Pera, Warga Makassar Tutup Jalan Tol
Sementara hingga saat ini,
aktivitas tambang emas di Gunung Tumpang Pitu, di Desa Sumber Agung,
Kecamatan Pesanggaran masih dalam tahap pembangunan konstruksi. Di
antaranya, pembangunan infrastruktur jalan dan dam untuk penahan air.
(*)
Sumbe, berita jatim
Spesial Untuk Mu :  Mbah Pani, Warga Pati yang Berhasil Lakukan Ritual 'TAPA PENDHEM' 5 Hari 5 Malam Kondisi Dikubur