Berita  

Aktivis muda NU ini, Kritisi Tulisan Ustaz Felix Siauw

Penulis dan aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU), Kalis Mardiasih dan Ustaz Felix Siauw

SriwijayaAktual.com – Penulis dan aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU), Kalis Mardiasih,
tengah menjadi sorotan publik setelah mengkritisi tulisan Ustaz Felix
Siauw. 
Sebelumnya, Ustaz Felix Siauw menuliskan sebuah kalimat “Masih Setia
#BelaQuran Hingga Hari Ini,” yang ditulisnya di akun Instagram-nya,
Jumat (5/5/2017).
Postingan Ustaz Felix Siauw mendapatkan tanggapan dari Kalis
Mardiasih. Melalui akun Facebook pribadinya, alumnus Universitas Sebelas
Maret (UNS) ini memberikan tanggapan atas tulis Felix.
Berikut isi postingan akun Kalis Mardiasih
Berdialog dengan Caption Instagram Pak Felix Siauw.
(Sekalian, mumpung lagi niat (emoji))

1. Karena Islam adalah ancaman dan musuh bagi kedzaliman dan
kesewenang-wenangan, ketidakadilan dan penjajahan, maka bagi mereka yang
jahat, Islam itu berbahaya.
[Jawab: Islam adl rahmat bagi semesta alam. Yg mengoyak Islam: adu
domba, nafsu berkuasa, kejumudan umat Islam yg tdk mengembangkan ilmu
pengetahuan. Kemudian, kalau sedang kalah dan terdesak sebab tidak
mengembangkan wacana politik, ekonomi dan pengetahuan, harusnya tidak
merasa terus terzalimi, tetapi malu dan koreksi diri kenapa kok yahudi
dan kafir itu cemerlang-cemerlang]
2. Ini yang dirasakan oleh mereka yang tak suka kepada Islam,
lalu berusaha singkirkan Islam lewat para pengemban dakwahnya, dengan
mengkriminalisasi para ulamanya.
[Jawab: Islam yg berkeadilan& memajukan peradaban lewat ilmu
pengetahuan menyejahterakan umat manusia. “Ulama” tidak bebas hukum
ketika bersalah.]
3. Lihatlah citra yang ingin dibentuk, bahwa siapapun yang
berpikir dan berbuat berdasarkan Islam, akan dikesankan sebagai orang
yang radikal, ekstrim dan berpotensi teroris
[Jawab: Yg memahami Islam,baik sbg alat kekuasaan, atau doktrin yg
menyerang dgn kekerasan memang layak disebut radikal, ekstrim,&
teroris.]

4. Sementara mereka yang tidak menginginkan agama, selalu
disebut-sebut dengan pro-kebhinekaan, keberagaman, toleran, pancasilais,
nasionalis, dan pro-NKRI
[ Jawab: Definisi Islam Indonesia dalam konteks politiknya adl memang
Islam yg pro-kebinekaan, keberagaman, toleran, pancasilais, nasionalis
dan pro NKRI.]
5. Kampanye si penista agama jadi buktinya, bagaimana mereka
yang tak suka Islam membuat kesan “Kalau kamu ber-Islam, berarti kamu
radikal dan ekstrimis”
[ Jawab: Tdk semua umat sepakat istilah penista agama. Belakangan,
istilah penista agama dan kofar-kafir kok malah dijadikan pop culture
baru, enteng sekali ngomongnya. Mereka yang tidak sepakat Islam
dipolitisasi/dijadikan alat untuk memenangkan politik identitas tak sama
dgn tak suka Islam.]
6. Dan sebaliknya, “Kalau kamu toleran, pancasilais dan
pro-NKRI, artinya kamu harus dukung penista agama”. Itu yang
diulang-ulang dalam berbagai kesempatan
[Jawab: Istilah “penista agama” sedari awal begitu provokatif. Logika
toleran, pancasilais dan pro-NKRI memiliki konteks luas, tidak hanya
dijadikan alat legitimasi istilah ini.]
7. Itu yang menjadi inti pesan dalam kasus penistaan “Jangan
mau dibodohi pakai Al-Qur’an”, atau seolah mengatakan “Jangan pakai
agama dalam kehidupanmu!”. Jelas.
[Jawab: Peristiwa itu terjadi dlm nuansa yg begitu politis. BY yg jd sumber adu domba sdg diproses scr hukum.]
8. Maka saat semangat ummat bangkit, nyata ditunjukkan lewat
aksi #BelaQuran 411 dan 212, mereka yang benci Islam dan munafik
komplotannya lalu gerah
[Islam harusnya bangkit dg demokrasi sehat, politik& ekonomi
berkeadilan, juga kemajuan pengetahuan yg berdampak baik buat
manusia& alam raya, menuntaskan persoalan-persoalan di mana Allah
tidak membatasi untuk umat tertentu, seperti kemiskinan dan kebodohan]
9. Mulailah mereka dengan pengaruhnya mengarahkan opini,
bahwa aksi ummat #BelaQuran itu motif politis, anarkis, ekstrimis,
dibayar, sangar, makar, dan harus bubar
[Jawab: Sekali dua kali bolehlah bela Islam. Tp spektrum makin melebar.
Daerah-daerah lain yang adem ayem dengan perekonomian yang stabil dan
tradisi masyarakat yang baik dan damai ikut dipanasi. Proses hukum tak
dihargai. Dan memang byk ujaran berbau makar.]
10. Tidak hanya itu, ulama-ulama mulai dikiriminalisasi
dengan alasan yang dibuat-buat, dibesar-besarlan, dikarang-karang, agar
ummat ini tak bangkit ke-Islamannya
[Jawab: Bukti-bukti bg mereka yg bersalah pasti jelas. Toh, Ulama yg
tidak politis, tidak ikut ribut, ulama yang fokus mengembangkan ilmu
lewat pengajaran dan pendidikan, juga mereka yang berkiprah dalam
demokrasi dengan cara-cara elegan, jumlahnya lebih banyak dan tidak
dikriminalisasi.]
11. Mereka lupa bahwa kebangkitan Islam itu bukan hajatan
kita melainkan hajatannya Allah. Cahaya Allah akan disempurnakan walau
mereka yak menyenanginya
[Jawab: Allah tidak butuh hajatan apapun. Kita ini hanya memohon-mohon
berkah dan kasih sayang Allah, dan Allah menghisabi masing-masing diri,
nggak pakai hajatan. Kebangkitan Islam adl terwujudnya kehidupan yg baik
buat semua manusia. Allah menciptakan semua perbedaan.]
12. Mari kita sampaikan kembali pada hari ini, bahwa kita
masih terus #BelaQuran, apapun kata mereka, kita akan tetap ada di jalan
dakwah ini sampai kapanpun jua
[Jawab: Iya kalo sekali dua kali bolehlah. Tp kalo ngga uwis-uwis itu
menimbulkan kecemasan. Selanjutnya belalah Qur’an dgn cara yg tak
teriak2 terus. Capek taug
13. Dah ah 😐
(rima) 
Spesial Untuk Mu :  Apes! Usai Salip Mobil, Motor Ini Tiba-tiba Terbelah Dua, Jangan Kaget! Lihat Videonya ini...