Berita  

AM Hendropriyono, Sebut Archandra Aset Bangsa Indonesia Yang Sangat Berharga

Hendropriyono
Mantan Ka.BIN/Tokoh Intelijen Nasional Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. AM Hendropriyono ST, MH
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Merebaknya isu Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral
(ESDM) Archandra Tahar memiliki paspor ganda, Indonesia dan Amerika
Serikat ditanggapi  oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. AM Hendropriyono. Berikut kutipan wawancaranya seperti dilansir  SenayanPost  dengan tokoh intelijen nasional itu di Jakarta, Sabtu (13/8/2016), maupun sperti diukutip Melalui akun twitternya @edo751945, AM Hendropriyono.
Di media sosial hari ini ramai menjadi perbincangan isu
kepemilikan kewarganegaraan ganda Menteri ESDM Archandra Tahar.
Bagaimana Bapak menyikapi isu ini? 
Saya menghimbau masyarakat untuk tidak terbawa arus
kebencian terhadap anak bangsa kita sendiri, Archandra Tahar. Dia
terpilih sebagai menteri karena kecerdasannya, karena memiliki prestasi
yang gemilang. Dia kan aset bangsa kita sendiri yang sangat berharga.
Dia orang awak, anak Padang bangsa Indonesia asli. Dia terkenal
di AS sebagai seorang genius, yang memiliki enam hak paten
internasional tentang energi sumber daya mineral dari penemuan-penemuan
teknis hasil risetnya sendiri di berbagai negara. Dia rela meninggalkan
Amerika Serikat dengan gaji milyaran rupiah sebulan, karena siap
dipanggil pulang untuk ikut membangun negerinya sendiri, walau hanya
dengan gaji Rp 40 jutaan per bulan. Coba lihat dong prestasi gemilang
pemuda ini! Dia pernah menjadi Presiden Direktur Petroneering Houston di Texas Amerika Serikat loh dan berbagai perusahaan inter dan multinasional lainnya.
Archandra ini murid paling brilian kesayangan Ed Horton, si genius dan inventor offshore technology AS yg terkenal. Ed Horton adalah tokoh legendaris dunia di bidang offshore. Arcandra berilmu dan berpengalaman secara teknikal maupun komersial, dlm pengembangan lapangan oil and gas di offshore. Apa kita tidak bangga punya anak bangsa seperti ini?
screengrab 1471390699721
akun twitternya @edo751945, AM Hendropriyono

Benar pak, tapi isunya kan Archandra
berdwikewarganegaraan dengan memiliki dua paspor, Indonesia dan Amerika
Serikat. Padahal dia seorang menteri?  
 

                 
Loh emangnya kenapa? Mempunyai dwi kenegaraan bukan tindak
pidana! Hanya jika hal itu diketahui, maka dia harus ditanya mau terus
jadi WNI atau tidak? Kan dia sudah pilih jadi WNI, terus apa lagi?
Pak Archandra memiliki dua paspor, menurut Bapak apa
yang harus dilakukan agar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
tentang Kementerian Negara (UU No. 38 tahun 2008) bahwa Menteri harus
WNI? 
Tidak usah Menteri, semua juga harus pilih, karena
Indonesia tidak menganut dwi kewarganegaraan. Archandra juga dihadapkan
pada dua pilihan, memilih paspor yang mana, Indonesia atau Amerika. Dia
sudah memilih Indonesia, maka paspor AS-nya harus diserahkan kepada
pihak pemberi paspor yaitu imigrasi AS. Dia dulu dengan memegang paspor
Amerika Serikat, jadi bisa memiliki akses yang lebih mudah dan lebih
luas bergerak dalam bidang riset dan teknologi di berbagai negara di
dunia. Maka pengetahuannya luas. Kalau dia tidak merantau dengan cara
begitu bisa cuma jadi katak dalam tempurung seperti yang pada clometan
di medsos itu.
 Baca juga; Luhut Pernah Menegaskan Pasang Badan Untuk Arcandra, Namun Sekarang …..
Jadi bagaimana kita harus menyikapi isu tentang dwikewarganegaraan Menteri Archandra ini pak?
Selesai sudah masalahnya. Dia org yang sangat tepat yang
dibutuhkan bangsa kita. Yang pada meributkan itu apa lebih pintar dari
Archandra? Tong kosong memang nyaring bunyinya! Sudahlah jangan terus
menggonggong pemerintah kita sendiri, sehingga anak kandung yang sudah
ada di pangkuan kita ini dilepaskan, hanya karena merindukan beruk yang
di hutan.  Lihat dong orang cerdas seperti Sri Mulyani ketika kita
lepas, langsung diambil oleh World Bank. Begitu  pula kalau
kita melepas Archandra, pasti akan diserobot oleh bangsa lain. Dengan
ribut hanya karena urusan sekunder, kita justru bisa dihempas masalah
primer yaitu “brain-drained”, kekeringan orang-orang cerdas,
karena mereka pada lari bekerja di luar negeri atau dibajak bangsa lain.
Jangan bersikap bodoh! (*).