Berita  

“Anies Menunjukkan Kelasnya sebagai Pemimpin Level Dunia”

Oleh, Geisz Chalifah (Aktivis senior HMI)

KOLOM PEMBACA, SriwijayaAktual.com – Sejak ditetapkan menjadi calon Gubernur Jakarta sampai terpilih menjadi
Gubernur, hujan fitnah, cacian tak pernah berhenti menerpa. 
Anies Baswedan tetap rileks menghadapi semua, dia fokus pada
gagasan-gagasannya disaat Pilkada Menjawab yang perlu dijawab dan
meninggalkan begitu saja  bullyan yang ditujukan pada dirinya. 

Setelah terpilih menjadi Gubernur Anies fokus pada janji kampanye, dia lakukan yang dia katakan dia tunaikan yang dia janjikan. 

Namun para pecundang tak tinggal diam. Sewordungu.com menargetkan Anies
untuk ditenggelamkan untuk dijegal sebelum semakin bersinar. 

Trio Tiko Pecundang, Abu Janda, Denny Siregar, Ade Armando,  tak henti
membuat tulisan memperagakan kedunguan mereka sendiri dipublik demi
melampiaskan syahwat kebencian, yang kemudian diviralkan oleh para
pengagumnya yang rela mematikan nalar. Walau dua nama sebelumnya, yang
mereka jadikan garda terdepan sudah terkapar di laga ILC dalam
pertarungan adu kecerdasan.  
Ternyata para “petarung” yang terbiasa melakukan monolog hanya pecundang
ketika dihadapkan dengan orang lain,  yang jauh memiliki kecerdasan
argumentasi dan memiliki referensi intelektual yang memadai.

Anies seperti tak memperdulikan semua bullyan, Anies sangat amat siap
menjadi pemimpin yang demokratis, tak mengadukan mereka kepolisi, tak
berusaha membungkam para pencaci dengan menggunakan aparat. Sebagaimana
yang mereka selalu  lakukan pada lawan debat yang tak mampu mereka
taklukan,  dikarenakan kalah cerdas kalah argumen lalu mencari – cari
pasal untuk memenjarakan lawan melalui tangan-tangan kekuasaan. 

Anies fokus pada pekerjaan membenahi Jakarta, dalam waktu satu tahun
lebih sedikit 23  Penghargaan dia dapatkan. Anies melaju dengan prestasi
demi prestasi. 

Anies menujukkan dirinya bukan sekedar pemain domestik, dia memang
pemain dengan level dunia, 7 (Tujuh ) Penghargaan dunia dia dapatkan
jauh sebelum masuk kedalam pemerintahan. 

Level Anies memang tak mungkin disejajarkan dengan mereka, terlalu jauh jarak kecerdasan dirinya dengan para pembencinya. 

Tugas Anies adalah membangun kota dan membuktikan pada mereka bagaimana
bekerja dengan efisien lalu wajah kota Jakarta berubah, Sudirman Thamrin
tertata dengan baik bukan saja rapih tapi  trotoar dan JPO menjadi
destinasi wisata. Belum lagi beragam tempat lainnya, baik yang sudah
selesai maupun yang dalam proses. Taman Ismail Marzuki, Silang Monas
sedang dibenahi sedemikian rupa, dari potongan viseo yang beredar tampak
berkelas dan tak kalah dengan yang ada diluar negeri.

Anies diundang Ke Medelin sebuah kota di Di Amerika Latin yang dulunya
menjadi salah satu kota tersuram didunia, kemudian berubah wajah menjadi
salah satu kota terbaik didunia. 

Anies datang untuk bertukar fikiran, dia diundang sebagai pembicara,
berbagi pengalaman dengan para pemimpin kota dunia lainnya. Dia tak
datang untuk study komparatif seperti yang diperbandingkan secara dungu
oleh seseorang dimedia. 

Anies datang membawa fikiran-fikirannya untuk dibagi kepada para
pemimpin kota didunia lainnya, bukan sekedar datang menimba ilmu dari
orang lain. 

Sepulang dari Medelin Anies tak langsung kembali ke Jakarta dia
mengunjungi Amerika Serikat, bernegosiasi pekerjaan yang selama ini
dilakukan dengan senyap. 

Sebuah lomba yang menjadi penanda kemajuan sebuah kota menjadi agenda
Anies untuk diadakan di Jakarta. Lomba itu bukan datang dengan
sendirinya, bukan menjadi jatah bergiliran antar negara seperti Sea
Games dan semacamnya. Tapi direbut, dipresentasikan dengan matang. 

Anies pulang membawa berita keberhasilan ; Lomba Balap Mobil Formula E diadakan di Jakarta pada thn 2020. 

Dia pimpin sendiri negosiasinya dan dia lewati semua persyaratan, dia yakinkan dunia, bahwa Jakarta mampu menjadi tuan rumah. 

Anies menunjukkan kelasnya, 7 penghargaan dunia yang dia dapatkan
sebelum ini bukanlah penghargaan kosong dari dunia internasional yang
telah jauh lebih dulu melihat kemampuan dan mengapresiasinya. 

Anies bukan hanya pemain domestik dia memang pemain level dunia.

Para pembully melongo, para pembencinya terperangah, mata mereka nanar.
Syahwat kebencian semakin menjerumuskan kepada lubang kehinaan mereka
sendiri. Anies tetap mendaki merajut prestasi demi prestasi. 

Maju Kotanya  Bahagia Warganya, tak cuma tagline kosong yang hanya
sekedar lipstik kampanye. Maju Kotanya Bahagia Warganya Semakin
mendekati pada mereka yang hati dan pikirannya terbuka (*)