Berita  

Apa Kata Pengamat Politik NSEAS? Terkait Beredarnya Nama Tito dan Gatot Yang Masuk Bursa Cawapres 2019

susul panglima gatot nurmantyo tito karnavian masuk bursa cawapres m 149092

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Terkait rumor yang beredar tentang Figur yang akan
menjadi Cawapres Jokowi. Nama Tito Karnavian dan Gatot Nurmantyo sering
disebut terkait Cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Menanggapi
hal tersebut, Pengamat politik Network for South East Asian Studies
(NSEAS) Muchtar Effendi Harahap angkat bicara soal rumor tersebut.
Dirinya mengatakan, bahwa sulit jika menggunakan perspektif prilaku
pemilih dalam Pilpres.  Karena keduanya berasal dari pejabat
pemerintahan, bukan dari masyarakat madani dan dunia usaha
“Karena keduanya berasal dari pejabat pemerintahan, bukan dari
masyarakat madani dan dunia usaha. Kedua tokoh ini sama-sama tidak
memiliki basis sosiologis” Ujar Muchtar ketika dihubungi, Selasa (8/8/2017) malam, seperti dilansir abadikini.com.
Muchtar juga bicara terkait Etnis kedua figur tersebut. Menurutnya,
Kedua tokoh ini sama – sama tidak memiliki basis sosiologis. Bahkan,
Gatot secara etnis sama etnis Jawa. Tito bukan orang Jawa, tetapi
Sumatera.
“Jika Jokowi berkehendak wakilnya memberi kontribusi saura pemilih,
maka lebih pantas Tito. Tapi, jika pertimbangan Jokowi, ingin mendapat
dukungan dari kalangan umat Islam, saya cenderung menilai Gatot lebih
pantas” Katanya
Selain itu, Menurutnya Persepsi umat Islam terhadap Gatot lebih
positif ketimbang Tito. Tetapi, jika Tito mampu membebaskan Habib
R.Sihab dari status hukum Tersangka, bisa jadi simpati umat Islam
terhadap Tito sama dengan Gatot.
Ditanya siapa yang lebih berpeluang, Muchtar mengatakan bahwa sesuai
kultur Jokowi, harus bisa jelaskan siapa paling patuh terhadap Jokowi.
Dirinya lebih percaya, terhadap Tito Karnavian.
“Siapa yang berpeluang? Pertanyaan ini tentu terjawab jika kita
memahami siapa di antara kedua tokoh ini lebih disukai dan dipercaya
Jokowi. Untuk itu, sesuai kultur Jokowi, harus bisa jelaskan siapa
paling patuh terhadap Jokowi. Saya percaya, Tito lebih patuh.”Tuturnya (*)