“Capres RI Prabowo Subianto Mengidap Xenophobia”

Berita47 Dilihat
Prabowo Subianto Dalam Debat Kedua Capres 2019

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Peneliti ekonomi Centre for Strategic and International Studies
(CSIS) Deni Friawan menyebut Calon Presiden Prabowo Subianto mengidap
xenophobia atau ketakutan terhadap orang-orang atau hal-hal yang terkait
dengan negara luar.
Hal tersebut dia sampaikan setelah mendengar jawaban politisi asal
Partai Gerindra yang sangat tidak relevan dalam merespon pertanyaan soal
unicorn atau perusahaan berbasis ekonomi digital.
“Ini menyedihkan. Ironi. Kita, seluruh dunia itu bergerak ke arah
sana. Revolusi 4.0 itu motor penggeraknya adalah unicorn,” ujar Deni
kepada Media Indonesia, Senin (18/2/2018).
Dia menyebut jawaban Prabowo tidak relevan karena pada kenyataannya
unicorn asal Indonesia tidak membawa dana lokal ke luar negeri.
Sebaliknya, banyak modal asing yang masuk demi berinvestasi di
unicorn-unicorn anak bangsa.
Unicorn adalah sebuah sebutan bagi perusahaan rintisan (start up) yang bekerja secara daring yang memiliki valuasi berkisar US$1 miliar.
Indonesia saat ini telah memiliki empat unicorn yakni Bukalapak, Traveloka, Tokopedia, dan Gojek.
Bukalapak merupakan yang terbuncit dari empat unicorn yang ada.
Diperkirakan, valuasi perusahaan e-commerce itu kini mencapai US$200
juta. Beberapa investor yang terlibat di dalamnya adalah Mirae Asset
Daewoo dan Naver Asia Growth Fund.
Di peringkat tiga ada Traveloka dengan nilai yang ditaksir sebesar
US$500 juta yang berasal dari Expedia, GFC and Sequoia Capital dan
JD.Com.
Lebih tinggi, posisi runner up ditempati Tokopedia. Pada akhir 2018,
Tokopedia mendapat tambahan modal US$1,1 miliar atau sekitar Rp16
triliun yang berasal dari SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group.
Tambahan modal itu membuat valuasi Tokopedia ditaksir sebesar US$7
miliar atau Rp102,2 triliun.
Puncak klasemen dipegang Gojek. Saat ini, dikabarkan perusahaan
tersebut telah mencari tambahan pendanaan dari penanam modal sebesar US2
miliar atau setara Rp28 triliun. Saat ini, valuasi Gojek terbilang
sangat fantastis yakni menyentuh US$9 miliar. Dengan nilai sebesar itu,
Gojek bisa dibilang hampir bertransformasi menjadi decacorn.
“Kalau kita lihat semua itu, yang ada adalah dana dari luar negeri
masuk ke Indonesia, bukan sebaliknya. Jadi apa yang dikatakan Prabowo
itu ya tidak relevan. Hanya ketakutan saja. Lebih ke nasionalisme
sempit. Xenofobia,” jelas Deni.
Dalam putaran kedua debat kandidat, Minggu (17/2/2019) malam, Prabowo khawatir
maraknya perdagangan daring atau e-commerce justru akan melarikan uang
Indonesia ke luar negeri.
“Kalau kita tidak hati-hati, dengan antusiasme, internet dan
e-commerce, ini justru akan mempercepat arus uang kita keluar negeri,”
kata Prabowo.

Berita Terkait: Nah dia!! 4 Hal Ini Jadi Sorotan Media Asing dalam Debat Kedua Calon Presiden RI 2019

Prabowo mengatakan internet dan teknologi informasi berkembang sangat
pesat, namun terdapat hal mendasar terkait perekonomian Indonesia yang
berkaitan dengan hal tersebut.
“Jadi kalau ada unicorn, ada teknologi hebat, ini nanti akan
mempercepat uang kita lari keluar negeri. Ini yang saya khawatir,”
tukasnya. (ak/A-1)

Spesial Untuk Mu :  Tak Mau Lagi Dipanggil Ahok, Mulai Sekarang Basuki Tjahaja Purnama Mintanya Dipanggil ......

Komentar