Berita  

China “Nabok” Amerika Serikat “Minjam Tangan” Korut

North korea US
Ilustrasi

BEIJING-CHINA, SriwijayaAktual.com  – China telah lama khawatir bahwa setiap konflik di
semenanjung Korea, atau terulangnya perang Korea tahun 1950-53, dapat
melepaskan gelombang pengungsi yang tidak stabil ke timur lautnya.
Kekhawatiran lainya adalah perang tersebut berakhir dengan sebuah daerah
bersatu yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS).
Kore Utara (Korut) adalah negara penyangga yang berguna bagi China di antaranya
dan pasukan AS yang berbasis di Korea Selatan (Korsel), dan juga
melintasi laut di Jepang.
Ketegangan di Semenanjung Korea memicu kekhawatiran jika perang akan
benar-benar terjadi di wilayah tersebut. Terkait hal itu, surat kabar
milik China mengungkapkan posisi Negeri Tirai Bambu jika perang Korut
dan AS benar-benar terjadi.
Global Times dalam editorialnya menyatakan jika Korut melancarkan
serangan terhadap AS maka China harus tetap netral. Namun jika AS
menyerang terlebih dahulu dan mencoba menggulingkan pemerintah Korut,
China akan menghentikan mereka.
Menurut Global Times Beijing tidak dapat meyakinkan baik Washington
atau Pyongyang untuk mundur. Sebelumnya, China telah menyerukan agar
kedua belah piha untuk tenang. Sikap tersebut menujukkan rasa frutasi
China terhadap perilaku Korut dan AS yang memicu ketegangan di
Semenanjung Korea.
“Perlu untuk memperjelas pendiriannya ke semua sisi dan membuat
mereka mengerti bahwa ketika tindakan mereka membahayakan kepentingan
China, China akan merespons dengan tegas,” kata surat kabar tersebut,
yang tidak mewakili kebijakan pemerintah.
“China juga harus menjelaskan bahwa jika Korut meluncurkan rudal yang
mengancam tanah AS terlebih dahulu dan AS membalas, China akan tetap
netral,” tambahnya.
“Jika AS dan Korea Selatan melakukan penyerangan dan mencoba
menggulingkan rezim Korut dan mengubah pola politik Semenanjung Korea,
China akan mencegah mereka melakukannya,” demikian editorial itu seperti
dikutip dari Reuters, Jumat (11/8/2017).
Global Times mengatakan bahwa China akan menolak setiap pihak yang
ingin mengubah status quo dari wilayah di mana kepentingan China
diperhatikan.
“Semenanjung Korea adalah tempat kepentingan strategis semua pihak
bertemu, dan tidak ada pihak yang harus berusaha menjadi penguasa mutlak
wilayah ini,” tegas Global Times. (beng.ak)