Berita  

China Tidak Mau Terlibat Perang ‘…….’ Dengan Amerika Serikat

lie keqiang 130428220919 670
Perdana Menteri Cina Li Keqiang (Net)

BEIJING-CHINA, SriwijayaAktual.com – Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan,
Beijing tidak ingin melakukan perang dalam bidang perdagangan dengan
Amerika Serikat dan meminta kedua pihak berunding menyelesaikan perkara. 
“Kami tidak ingin menyaksikan ada perang dagang antara kedua
negara, yang tidak akan membuat pertukaran barang menjadi seimbang,”
kata Li, dalam konferensi pers tahunan, Rabu (15/3/2017). 
“Kami dari Cina berharap, hubungan dengan Amerika Serikat bisa terus
bergerak ke arah yang positif,” tambahnya. “Kedua negara memang
mempunyai metode statistik yang berbeda, namun kami percaya perbedaan
itu bisa selesai dengan berunding bersama-sama untuk mencapai solusi.” 
Media di AS melaporkan, Presiden Donald Trump dan Presiden China
Xi Jinping akan bertemu di Florida bulan depan. Trump berulang kali
mengecam Beijing untuk sejumlah persoalan, dari perdagangan sampai ke
sengketa wilayah Laut China Selatan. 
Saat berkampanye sebelum terpilih menjadi presiden, Trump juga
sempat menyebut Cina sebagai manipulator nilai mata uang dan mengancam
akan menerapkan tarif impor yang besar bagi barang-barang asal Cina.
Hingga saat ini Trump masih belum memenuhi janji itu. 
Perdagangan antara AS dan China memang tidak seimbang. Neraca
menunjukkan Beijing punya surplus sebesar US$ 366 miliar pada 2015 lalu. 
Bulan Februari, Trump untuk pertama kalinya bertemu muka dengan
salah satu pemimpin senior dari Beijing, Yang Jeichi, kepala urusan luar
negeri yang posisinya lebih tinggi dibanding menteri luar negeri. 
Li mengklaim, hubungan antara China dan AS dibangun atas dasar
kesepahaman kebijakan “satu China”, di mana Washington mengakui Taiwan
sebagai bagian dari negara itu.
“Kebijakan ‘satu China’ masih tidak tergoyahkan meski situasinya telah berubah. Fondasi tidak boleh terancam,” kata dia. 
Pada bulan Desember tahun lalu, Trump sempat memicu kemarahan
Beijing karena berbicara langsung lewat sambungan telepon dengan
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. Dia juga mengatakan, AS tidak terikat
dengan kebijakan “satu Cina” dan akan meninggalkannya jika berdampak
positif bagi neraca perdagangan. 
Namun beberapa saat kemudian setelah berbicara dengan Xi lewat
telepon, Trump menarik ucapannya dan akan menghormati kebijakan “satu
China”. (*)

Sumber, antara