Berita  

Danau Sebesar Provinsi Jawa Tengah Ini Kini Meranggas Menjadi Padang Pasir Tandus Gersang

LAUT Aral atau Danau Aral mengering dan menyisakan kapal nelayan.

SriwijayaAktual.com – Siapa bakal
menyangka, danau terbesar di dunia ini dengan tinggi ombak bisa mencapai
7 meter, kini mengering, gersang, seperti padang pasir, tak berair lagi. 
Danau terbesar dengan ombak 7 meter
tersebut bernama Laut Aral atau Danau Aral, terletak di di Asia Tengah,
diapit dua negara bekas Uni Soviet, Uzbekistan dan Kazakastan. 
Lalu, apa pnyebabnya, sehingga Laut Aral
mengering seperti itu? Hingga beberapa dekade silam, Laut Aral masih
tercatat sebagai danau terbesar keempat di dunia.
Namun sejak 1960-an, dilansir dari dw.com, kawasan
itu meranggas dan perlahan berubah menjadi gurun. Kematian danau
luasnya mencapai dua kali lipat Provinsi Jawa Tengah itu dianggap
sebagai bencana lingkungan paling parah dalam sejarah manusia.
Namun kini, perlahan-lahan, Laut Aral
bangkit dari kematiannya. Air mulai membasahi sebagian kawasan dan ikan
kembali meramaikan ekosistem lokal.
Bibir pantai tadinya berada 100
kilometer dari kota pelabuhan Aral, kini hanya berjarak 20-25 kilometer
bergantung pada kondisi cuaca. Sejumlah desa nelayan juga kembali
bermunculan di sekitar danau.
Kembalinya air dan ikan ke Laut Aral
turut memicu kebangkitan industri perikanan lokal. Populasi ikan
mengalami lonjakan pesat terutama sejak kadar garam pada air mulai jauh
berkurang.
Situasi tersebut juga meringankan beban
perekonomian. Kini, Kota Aral dipenuhi pabrik pengolahan ikan. Sebagian
kecil penduduk juga mulai berdagang perlengkapan perikanan seperti suku
cadang mesin perahu.
Kejahatan Lingkungan Era Sovyet
Kisahnya berbeda pada beberapa dekade
silam. Saat itu, laju penyusutan Laut Aral mencapai level tertinggi.
Danau raksasa itu hancur oleh program perekonomian Uni Sovyet sejak
1940-an yang mengalihkan air dari dua sungai penopang Laut Aral untuk
keperluan industri kapas dan irigasi pertanian.
Klik Juga: Wow Takjub!, Ada Pulau Muncul Setelah Bencana Lumpur Lapindo. Tempatnya Yang Indah ini Bernama Pulau ‘…..’
Hasilnya sejak 1960-an, permukaan Laut
Aral menyusut tiga meter setiap tahun. Situasinya mulai berubah sejak
runtuhnya Uni Soviet. Dengan bantuan Bank Dunia, pemerintah Kazakhstan
membangun bendungan Kokaral untuk memisahkan kawasan selatan yang
meranggas dengan bagian utara masih diairi Sungai Syr Darya.
Hasilnya, dalam dua tahun permukaan air
meningkat sebanyak empat meter dan Kokaral dianggap sebagai keajaiban
dunia. Namun begitu, Laut Aral belum sepenuhnya pulih. Industri
perikanan lokal yang muncul saat ini masih tergolong kecil dibandingkan
beberapa dekade silam.
“Aral belum jadi laut sungguhan,” kata
Sagnai Zhurimbetov, seorang nelayan lokal. “Laut yang lama punya ombak
setinggi hingga tujuh meter,” tuturnya.
Celakanya, kebangkitan Laut Aral
dikhawatirkan hanya bakal menjadi fenomena sesaat. Pasalnya sistem
irigasi dibangun Uni Soviet di dua sungai, Syr Darya dan Amu Darya,
berfungsi sedemikian efektif, sehingga hingga kini pun masih menghambat
pemulihan air danau. Terlebih pemerintah Uzbekistan berniat melakukan
eksplorasi minyak bumi di sejumlah kawasan bekas dasar danau. (***)

Spesial Untuk Mu :  Ngakak Sekampung!.. Begini Nasib Kalau Bonceng Motor Pakai Box, Kalian Juga Pernah Mengalami?