 | |
|
DEPOK, SriwijayaAktual.com – Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi,
memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas
Indonesia (UI). Dengan gaya santai dan kasual, Ken memaparkan mengenai
Penerimaan Pajak untuk Pembangunan dan Kesejahteraan.
memberikan kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas
Indonesia (UI). Dengan gaya santai dan kasual, Ken memaparkan mengenai
Penerimaan Pajak untuk Pembangunan dan Kesejahteraan.
Pria yang pernah menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Keuangan
Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak itu mengawali perbincangan
dengan menjelaskan mengenai jenis pajak, sistem perpajakan di Indonesia,
kepatuhan dan penerimaan pajak hingga pajak yang pro rakyat.
Bidang Peraturan dan Penegakan Hukum Pajak itu mengawali perbincangan
dengan menjelaskan mengenai jenis pajak, sistem perpajakan di Indonesia,
kepatuhan dan penerimaan pajak hingga pajak yang pro rakyat.
Tentu hal tersebut merupakan materi yang berat. Namun, sesekali Ken
berkelakar untuk memecah suasana di tengah mahasiswa yang tampak sangat
serius mencerna pembicaraan Ken.
berkelakar untuk memecah suasana di tengah mahasiswa yang tampak sangat
serius mencerna pembicaraan Ken.
 |
| Ditjen Pajak Ken Dwijugiasteadi. (Foto: Apriyadi Hidayat/Okezone) |
“Hebatnya negara kita itu semua kena pajak. Nikah pun kena pajak.
Kenapa bayi lahir langsung nangis? Karena dia tahu ibunya baru
ngelahirin udah kena pajak juga,” kata Ken disambut tawa hadirin di
Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI, Kota Depok, Sabtu (14/10/2017).
Kenapa bayi lahir langsung nangis? Karena dia tahu ibunya baru
ngelahirin udah kena pajak juga,” kata Ken disambut tawa hadirin di
Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI, Kota Depok, Sabtu (14/10/2017).
Ken juga memaparkan mengenai pendapatan negara dalam APBN-P 2017.
Sektor pajak menyumbang 74% dengan Rp 1.283,6 triliun, lalu Bea dan
Cukai 11% dengan Rp 188,9 triliun serta PNBP Rp 260 triliun atau 15%. [rhs/okezone]
Sektor pajak menyumbang 74% dengan Rp 1.283,6 triliun, lalu Bea dan
Cukai 11% dengan Rp 188,9 triliun serta PNBP Rp 260 triliun atau 15%. [rhs/okezone]
