![]() |
(Net) |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Pemerintah kini mendapat tantangan baru dalam
pengolahan industri kelapa sawit karena ternyata pengolahan industri
tersebut terkenal tidak ramah lingkungan.
pengolahan industri kelapa sawit karena ternyata pengolahan industri
tersebut terkenal tidak ramah lingkungan.
“Ini merupakan tantangan bagi industri dan juga pemerintah untuk
bisa mengembangkan suatu industri yang tidak hanya memiliki nilai
positif dari sisi ekonomi dan financial, tetapi juga memiliki dimensi
kelestarian, Sumber Daya Alam, maupun dari sisi kemampuan untuk menjaga
daya beli dari para petani kecil dan pengembangan kelapa sawit yang
berkesinambungan,” kata Menteri Keuangan RI (Menkeu RI) Sri Mulyani seperti dikutip kemenkeu.go.id, Kamis (2/2/2017).
bisa mengembangkan suatu industri yang tidak hanya memiliki nilai
positif dari sisi ekonomi dan financial, tetapi juga memiliki dimensi
kelestarian, Sumber Daya Alam, maupun dari sisi kemampuan untuk menjaga
daya beli dari para petani kecil dan pengembangan kelapa sawit yang
berkesinambungan,” kata Menteri Keuangan RI (Menkeu RI) Sri Mulyani seperti dikutip kemenkeu.go.id, Kamis (2/2/2017).
Saat ini di level internasional, Uni Eropa merencanakan untuk
menerapkan kewajiban rantai pasokan berkelanjutan 100% (sustainability
supply chain) untuk produk-produk yang berbasis minyak kelapa sawit agar
lebih ramah lingkungan.
menerapkan kewajiban rantai pasokan berkelanjutan 100% (sustainability
supply chain) untuk produk-produk yang berbasis minyak kelapa sawit agar
lebih ramah lingkungan.
Bagi Indonesia, memang persoalan ini menjadi hal yang perlu
ditanggapi secara serius mengingat negara ini menjadi salah satu
produsen sawit terbesar di dunia.
ditanggapi secara serius mengingat negara ini menjadi salah satu
produsen sawit terbesar di dunia.
Baca Juga Ini; Investasi Eropa ke Indonesia Sudah Capai US$ 13 Miliar
Sebagai informasi, tahun 2016, nilai ekspor sawit mencapai
US$17,8 miliar atau Rp 231,4 triliun, dengan produksi mencapai 31 juta
ton. Industri ini juga berperan besar dalam penyerapan lapangan kerja,
di mana ada 5,6 juta tenaga kerja tercatat berhubungan dengan industri
dan perkebunan kelapa sawit.
US$17,8 miliar atau Rp 231,4 triliun, dengan produksi mencapai 31 juta
ton. Industri ini juga berperan besar dalam penyerapan lapangan kerja,
di mana ada 5,6 juta tenaga kerja tercatat berhubungan dengan industri
dan perkebunan kelapa sawit.
Sri Mulyani berharap, semua pihak yang terkait bisa duduk bersama
untuk membahas kerjasama, koordinasi dan sinergi mencari solusi
tersebut.
untuk membahas kerjasama, koordinasi dan sinergi mencari solusi
tersebut.
“Ini tentu sangat berguna untuk kita semua saling mengevaluasi,
dengan tujuan untuk membangun suatu masyarakat yang adil, makmur dalam
rangka menciptakan keberlanjutan dari daya saing kelapa sawit di
Indonesia,” Tandasnya Menkeu Sri Mulyani. (*)
dengan tujuan untuk membangun suatu masyarakat yang adil, makmur dalam
rangka menciptakan keberlanjutan dari daya saing kelapa sawit di
Indonesia,” Tandasnya Menkeu Sri Mulyani. (*)
Komentar