JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Presiden Joko Widodo tak menjawab saat ditanya soal aksi unjuk rasa para guru honorer di depan Istana.
Ditemui wartawan seusai menghadiri Sains Expo di ICE, BSD, Tangerang Selatan, Kamis (1/10/2018), Jokowi hanya tersenyum kecil dan kabur alias berjalan meninggalkan wartawan saat ditanya soal guru honorer.
Awalnya, Jokowi mau berbicara banyak saat ditanya mengenai acara tersebut.
Sejak awal, Presiden memang sudah mengingatkan agar wartawan hanya bertanya yang berkaitan dengan acara Sains Expo.
“Tanya soal acara ini saja loh,” kata Jokowi.
Dua pertanyaan wartawan mengenai acara tersebut pun dijawab oleh Jokowi.
Namun, Jokowi tak memberikan jawaban saat diminta komentar soal aksi para guru honorer.
Diberitakan, guru honorer yang melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana kecewa karena gagal bertemu Presiden Joko Widodo.
Ketua Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih mengatakan, aksi unjuk rasa itu sudah dilakukan sejak Selasa (30/10/2018).
Ia mengklaim guru honorer yang ikut aksi mencapai 70.000 orang dari 34 provinsi.
Namun, karena tak ada tanggapan Jokowi atau pihak Istana, akhirnya massa bermalam di sana.
“Kami rela tidur di depan Istana, ditrotoal jalan, bayar sewa bus jadi lebih mahal hanya karena ingin mendapat jawaban dari Jokowi,” kata Titi kepada Kompas.com, Kamis (1/11/2018).
Setelah bermalam di seberang Istana, pada Rabu (31/10/2018) pagi, aksi kembali dilanjutkan.
Akhirnya, perwakilan massa diterima oleh perwakilan Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) pada Rabu sore.
Namun, menurut Titi, pihak KSP tak menjanjikan apapun terkait nasib para guru honorer.
Permintaan agar para guru honorer bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi atau menteri terkait juga ditolak oleh pihak KSP.
“Kami menolak untuk melanjutkan mediasi dengan mereka karena percuma, tidak ada solusi. Mereka pun tidak tau bagaimana mempertemukan kami dengan Presiden,” kata Titi.
Akhirnya, pada Rabu sore itu, para guru honorer terpaksa membubarkan aksi tanpa membawa hasil.
Menurut Titi, pada dasarnya para guru honorer hanya menagih janji yang pernah disampaikan Jokowi.
Ia menceritakan, pada Juli lalu pernah bertemu Jokowi dalam acara Asosiasi Pemerintah Daerah.
Saat itu, ia mengeluhkan soal nasib guru honorer yang sudah berpuluh tahun mengabdi namun tak kunjung diangkat menjadi pegawai negeri sipil.
Titi juga menyampaikan surat dengan harapan para guru honorer bisa beraudiensi langsung dengan Kepala Negara.
Menurut dia, saat itu Jokowi berjanji akan menyelesaikan masalah yang dihadapi guru honorer.
“Katanya ‘Iya akan diselesaikan’. Kalau tidak ada janji, kita enggak akan nagih. Kalau dari awal bilang tidak bisa kan lebih enak,” kata Titi.
Menurut Titi, kebijakan pemerintah saat ini tak sesuai dengan janji Jokowi.
Sebab, guru honorer yang bisa mengikuti tes CPNS adalah mereka yang berusia di bawah 35 tahun.
Padahal, banyak guru honorer yang sudah berusia di atas itu.
Ia juga kecewa Jokowi justru terkesan menghindari para guru honorer yang sudah datang ke Istana untuk menagih janji.
Saat para guru honorer bermalam di seberang Istana, Jokowi justru memilih blusukan ke pasar di wilayah Bogor.
“Kami diabaikan. Senangnya blusukan saja No Solusi itu presiden entah ke mana, menghabiskan uang rakyat saja. Kami tidak diperhatikan,” kata Titi. [*]