Eksklusif! Menteri Bambang Brodjonegoro Yakin Tingkat Kemiskinan Bisa Nol Persen di 2045

Berita114 Dilihat
Bambang%2BBrodjonegoro
Bambang Brodjonegoro [dok/net]

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro,
telah merencanakan misi kondisi Indonesia pada tahun 2045. Salah satu
misi yang menarik pada tahun itu adalah terkait angka kemiskinan di
Indonesia bisa menyentuh nol persen. Tetapi, berkurangnya angka
kemiskinan itu harus pula disertai penguatan berbagai kebijakan
penunjang.
“Dengan misi Indonesia 2045,
ekonomi akan tumbuh dan devisa akan semakin meningkat. Jadi, kalau
devisanya kuat, pariwisatanya kuat, logikanya nilai tukar rupiah ke
depan akan lebih kuat. Dan tentunya, kemiskinan hampir nol (persen),
pengangguran juga kecil mungkin 2-3 persen,” katanya ketika ditemui wartawan di
ruang kerjanya Kantor Bappenas, Jakarta, Kamis (27/12/2018).
Sementara itu, menyinggung pernyataan calon Presiden nomor urut 2
Prabowo Subianto yang menyamakan tingkat kemiskinan Indonesia setara
dengan Afrika, khususnya Kota Rwanda dan Haiti. Menurutnya, tingkat
kemiskinan Indonesia tidak setara dengan kota yang disebutkan itu
mengingat kota tersebut merupakan kota terkecil.
“Kalau kita bandingkan kemiskinan, kita akan pakai standar dunia. Tingkat kemiskinan kita hampir USD3 per chasing power parity.
Jadi kalau bandingkan dengan negara lain, jangan bandingkan kemiskinan
dengan negara kecil. Rwanda itu kecil sekali negaranya. Kalau Rwanda
perbandingannya dengan Singapura. Kalau kita dibandingkannya dengan
Nigeria, Afrika, Mesir, ya pasti lebih baik, paling nggak income per
kapitanya. Kalau dibandingkan dengan negara Afrika, kita masih lebih
baik,” ujarnya.
Dirinya pun berharap kinerja pemerintahan selanjutnya bisa
mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun dikisaran 5,1
persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan demikian, pihaknya
yakin bangsa Indonesia bisa terlepas dari middle income trap atau
pendapatan menengah ke bawah.
“Di 2045 itu intinya, kalau kita bisa melanjutkan pola pertumbuhan
ekonomi yang ada sekarang 5,1 persen saja per tahun rata-rata selama
antara 20-27 tahun ke depan, maka kita berpeluang menjadi negara yang
berpendapatan tinggi atau bisa disebut negara maju itu sekitar tahun
2040an,” ujarnya.
Program 2045 tersebut disebut-sebut juga ingin membawa misi Indonesia
menjadi negara maju. Sebab, selama ini Indonesia masih berstatuskan
negara berkembang.
“Intinya ketika kita merayakan 100 tahun kemerdekaan 2045, pertama
Indonesia sudah masuk 5 ekonomi terbesar di dunia. Kedua, dilihat dari
per kapitanya kita sudah masuk berpendapatan tinggi. Sekarang ini kan
kita masuk dipendapatan menengah ke bawah, dua tahun lagi mungkin
menengah ke atas. Terus butuh waktu lagi sampai pada akhirnya pendapatan
ke atas,” ucapnya.
Dan pada 2045 mendatang, diharapkan Indonesia tidak lagi bergantung
terhadap sektor Sumber Daya Alam (SDA) yang selama ini menjadi
ketergantungan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, sektor pariwisata termasuk program “10 Bali Baru” juga
gencar dipromosikan untuk menarik wisatawan mancanegara dengan tujuan
meningkatkan cadangan devisa.
“Jadi, Indonesia berpendapatan menengah ke atas, penduduknya 320 juta
jiwa, dan ekonominya tidak lagi bergantung dengan sumber daya alam
(SDA) tapi sudah yang kepada penciptaan nilai tambah. Jadi, nilai
tambahnya selain ketahanan pangan, bisa ekspor, yang paling penting itu
sektor manufaktur kita,” ujar Bambang.
“Kita itu sudah menjadi salah satu pemain penting di dalam global
supply chain. Kita nanti akan punya produk-produk unggulan yang akan
menentukan eskpor kita ke depan. Plus Indonesia akan menjadi satu tujuan
wisata di dunia. Jadi, potensi wisatawannya jauh lebih besar dari
sekarang,” ucapnya lagi. [*]