![]() |
(Istimewa) |
SriwijayaAktual.com – KERIS dalam kehidupan masyarakat Jawa memiliki
kedudukan yang terhormat. Hampir setiap orang Jawa dahulu memiliki
keris sebagai pusaka sekaligus identitas status sosial dalam masyarakat.
Sebagian orang juga percaya keris maupun pusaka lainnya memiliki aura
yang mampu meningkatkan pamor pemiliknya.
kedudukan yang terhormat. Hampir setiap orang Jawa dahulu memiliki
keris sebagai pusaka sekaligus identitas status sosial dalam masyarakat.
Sebagian orang juga percaya keris maupun pusaka lainnya memiliki aura
yang mampu meningkatkan pamor pemiliknya.
Di nusantara teradapat beberapa pusaka yang melegenda, baik dari
cerita maupun kekuatan yang tersimpan dalam senjata tersebut.
Pusaka-pusaka itu ada diantaranya yang merupakan peninggalan dari
tokoh-tokoh Mataram dan kini tersimpan rapih di Kraton Yogyakarta.
Berikut keris dan tombak pusaka yang dipercaya menyimpan kekuatan besar
di dalamnya.
cerita maupun kekuatan yang tersimpan dalam senjata tersebut.
Pusaka-pusaka itu ada diantaranya yang merupakan peninggalan dari
tokoh-tokoh Mataram dan kini tersimpan rapih di Kraton Yogyakarta.
Berikut keris dan tombak pusaka yang dipercaya menyimpan kekuatan besar
di dalamnya.
Kanjeng Kyai Ageng Kopek
Keris ini merupakan pusaka utama di lingkungan Kraton Yogyakarta.
Pusaka ini hanya dipegang oleh Sultan yang tengah bertahta di Kraton
Yogyakarta. Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek ini pralambang Sultan sebagai
pemimpin rohani dan duniawi.
Pusaka ini hanya dipegang oleh Sultan yang tengah bertahta di Kraton
Yogyakarta. Keris Kanjeng Kyai Ageng Kopek ini pralambang Sultan sebagai
pemimpin rohani dan duniawi.
Kanjeng Kyai Joko Piturun
Pusaka ini berada pada urutan kedua dunia keris di lingkungan Kraton
Yogyakarta. Kanjeng Kyai Joko Piturun akan diberikan kepada putera
mahkota Kraton Yogyakarta. Disebut-sebut keris ini pernah dimiliki Sunan
Kalijaga yang ditempa oleh pande besi kenamaan di Kerajaan Demak.
Yogyakarta. Kanjeng Kyai Joko Piturun akan diberikan kepada putera
mahkota Kraton Yogyakarta. Disebut-sebut keris ini pernah dimiliki Sunan
Kalijaga yang ditempa oleh pande besi kenamaan di Kerajaan Demak.
Kanjeng Kyai Pleret
Kanjeng Kyai Pleret merupakan tombak milik Danang Sutowojoyo atau
Panembahan Senopati pendiri Kraton Mataram (sekarang menjadi Kraton
Yogyakarta). Konon Kanjeng Kyai Pleret ini merupakan sperma dari Syeh
Maulana Maghribi. Saat itu Syeh Maulana Maghribi tak sengaja melihat
adik perempuan Sunan Kalijaga, Rasa Wulan yang tengah mandi di Sendang
Beji.
Panembahan Senopati pendiri Kraton Mataram (sekarang menjadi Kraton
Yogyakarta). Konon Kanjeng Kyai Pleret ini merupakan sperma dari Syeh
Maulana Maghribi. Saat itu Syeh Maulana Maghribi tak sengaja melihat
adik perempuan Sunan Kalijaga, Rasa Wulan yang tengah mandi di Sendang
Beji.
Sperma Syeh Maulana Maghribi kemudian menetes ke air sendang hingga
akhirnya Rasa Wulan menjadi hamil. Tetesan yang lainnya tiba-tiba
mengeras dan kemudian berubah wujud menjadi sebuah mata tombak yang
kemudian dinamai Kanjeng Kyai Pleret.
akhirnya Rasa Wulan menjadi hamil. Tetesan yang lainnya tiba-tiba
mengeras dan kemudian berubah wujud menjadi sebuah mata tombak yang
kemudian dinamai Kanjeng Kyai Pleret.
Kanjeng Kyai Baru Klinting
Pusaka ini juga berupa tombak bernama Kanjeng Kyai Baru Klinting.
Tombak sakti ini pernah dipergunakan seorang abdi dalem kraton bernama
Ki Nayadarma untuk menumpas pembrontakan yang dipimpin Adipati Pati
Pragola.
Tombak sakti ini pernah dipergunakan seorang abdi dalem kraton bernama
Ki Nayadarma untuk menumpas pembrontakan yang dipimpin Adipati Pati
Pragola.
Tombak ini merupakan titisan dari Naga Baru Klinting. Ki Ageng Mangir
Wanabaya yang merupakan ayah Baru Klinting menghukum anaknya yang
berwujud ular naga tersebut untuk melingkari Gunung Merapi.
Wanabaya yang merupakan ayah Baru Klinting menghukum anaknya yang
berwujud ular naga tersebut untuk melingkari Gunung Merapi.
Tinggal kurang sedikit lagi Baru Klinting berhasil melingkari Merapi.
Agar dapat kepalanya dapat menyentuh ekor, Baru Klinting lalu
menjulurkan lidahnya.
Agar dapat kepalanya dapat menyentuh ekor, Baru Klinting lalu
menjulurkan lidahnya.
Hal itu tak disukai Ki Ageng Mangir Wanabaya dan mengangap anaknya
telah berbuat curang. Ki Ageng Mangir Wanabaya lalu memotong lidah
tersebut hingga kemudian menjadi sebuah mata tombak. (Van)
telah berbuat curang. Ki Ageng Mangir Wanabaya lalu memotong lidah
tersebut hingga kemudian menjadi sebuah mata tombak. (Van)
Komentar