Fahri Hamzah ‘MAKANAN’ Intelijen

Berita85 Dilihat

Oleh Dedy Dewa Wahyudi

KOLOM PEMBACA, SriwijayaAktual.com – Menjadi sosok yang memiliki karakter pembeda serta oposan seperti Fahri Hamzah sudah pasti menarik perhatian sejumlah pihak.
Ibarat magnet, karakter seperti Fahri Hamzah yang berani bicara apa
adanya serta biasa berdiri dalam posisi pembeda, sudah barang tentu
menarik untuk ditindaklanjuti.

Sofjan Lubis pengamat intelijen dalam sebuah acara diskusi dipasar
minggu, memberi sedikit gambaran, bahwa menjadi satu sosok yang
berkarakter seperti Fahri Hamzah tentu bukan hal yang mudah, satu sisi
harus siap menjadi magnet perhatian, disisi yang lain harus pula siap
diikuti dan diawasi untuk dicari titik lemahnya.

Karakter penuh magnet, menarik sejumlah pihak termasuk bagian dari
kekuatan intelijen untuk dicari celah membungkamnya atau mengkerdilkan
kemampuan daya jelajah pemikirannya.
Fahri Hamzah dalam waktu singkat sudah mampu menjadi penggerak istilah
ngopi dan revolusi, ribuan anggota yang kini tergabung dalam F4RIVOICE
menjadi pioneer untuk ditiru oleh acara-acara sejenis lainnya yang
dilakukan oleh para calon pemimpin lainnya di negeri ini.

Membungkam sosok yang memiliki karakter pembeda dan oposan seperti Fahri
Hamzah adalah dengan cara memisahkan dari kekuatan besar nya, dalam
sebuah kajian strategik karakter seperti Fahri Hamzah akan menjadi
berbahaya ketika berada dalam sebuah gerbong gerakan perubahan.

Karena kemampuannya menarik layaknya magnet, serta kemampuannya dalam menghimpun gerakan revolusi perubahan.

Bagi pemilik kekuasaan, sosok karakter seperti Fahri Hamzah adalah
prioritas utama untuk dicari cara pembungkaman atau minimal diamputasi
kemampuan daya jelajahnya.

Dengan diamputasi kemampuan jelajahnya, maka daya influencer (kemampuan mempengaruhi) yang dimiliki olehnya akan berkurang.

Menurut Sofjan Lubis karakter seperti Fahri Hamzah tentu harus
dipisahkan dan dikeluarkan dari sumber kekuatannya agar potensi daya
ledaknya tidak membahayakan.

Intelijen memiliki kemampuan serta perhitungan terukur, bagaimana caranya “memperhitungkan” satu sosok karakter Fahri Hamzah.
Opsi memisahkan serta mengeluarkannya dari potensi kekuatan basis aslinya bisa menjadi solusi jitu.
Berharap kedepannya, daya jelajah serta influencer (kemampuan mempengaruhinya) teramputasi.

Mengibaratkan, magnet yang memiliki potensi penggerak untuk meledak
sudah barang tentu harus dijinakkan, apabila tidak mampu dijinakkan maka
keluarkan dirinya dari basis kekuatannya.

Dalam dunia intelijen, tidak ada istilah mantan intelijen, SOP intelijen
adalah sampai akhir hayat dan dalam dunia intelijen tidak ada namanya
intelijen oposan pemerintah, karena intelijen adalah aset negara sampai
kapan pun.

Sofjan Lubis memberitahukan, banyak sudah bagian intelijen didalam
partai politik, sengaja ditanam dan di biarkan hidup untuk tumbuh demi
agenda penggalangan dan sebagainya kedepannya.

Sementara partai politik pun kini harus selaras dan sesuai kepentingan
dari KPK (sebuah lembaga yang bergerak lebih banyak dalam dunia
intelijen).

Bisa jadi sebuah penyelarasan agenda antar kepentingan intelijen antar lembaga tentang Fahri Hamzah.

Pernyataan sosok pembeda dan berani seperti Fahri Hamzah ibarat pernyataan yang dinilai mendistorsi nama kelembagaan seperti KPK.

Sementara secara tersirat, KPK saat ini adalah produk politik yang
kehadirannya dibutuhkan sebagai kepanjangan tangan politik sejumlah
pihak termasuk tangan kekuasaan yaitu intelijen.

Pernyataan Fahri Hamzah yang dikuatirkan menjadi influencer
(mempengaruhi) untuk lahirnya gerakan pembubaran lembaga produk dan
kepentingan politik kekuasaan seperti KPK.

Mengamputasi serta mengeluarkannya sosok Fahri Hamzah dari basis potensi kekuatannya bisa jadi opsi solusi paling jitu.

Karena mendistorsi lembaga seperti KPK, tentu bisa jadi akan berbuah
perlawanan (dari kekuatan di KPK) untuk mendistorsi balik basis kekuatan
Fahri Hamzah yaitu partai politik nya

Sosok seperti Fahri Hamzah memang menjadi sosok pembeda, berani, penggerak hingga influencer.

Pantas saja, dalam waktu singkat tanpa mesin politik partai yang ada,
Fahri Hamzah masih mampu menjadi pioneer tumbuhnya acara-acara yang
menampilkan pendekatan ide serta gagasan calon pemimpin negeri seperti
acara ngopi bareng awal sebuah revolusi.

Sosok karakter yang mampu menjadi magnet dan influencer .

Sayang memang, kini harus diamputasi dan dikeluarkan dari basis politiknya sendiri (potensi kekuatannya).

Mungkin itu adalah realita dari resiko perjuangan, untuk menjadi sosok karakter pembeda, berani, oposan, serta influencer.

Namun, minimal negeri ini telah mencatatkan, ada sosok berkarakter
seperti Fahri Hamzah, yang mungkin lahir dan ada dalam satu kali sejarah
peradaban negeri.
Fahri Hamzah sosok karakter “makanan” intelijen.  (*/@bang_dw)
Spesial Untuk Mu :  Refleksi Sumpah Pemuda ke-88, "Negara Indonesia, Negara Hukum"

Komentar