Gagal di Mobil Esemka, kini Pemerintah Coba Mobil Perdesaan

Berita22 Dilihat

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mengembangkan kendaraan
angkutan umum untuk perdesaan guna mendukung mobilitas perekonomian di
daerah. 
“Harganya cukup terjangkau,” ujar Dirjen Industri Logam Mesin
Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu
Suryawirawan seperti dikutip kemenperin.go.id.
Kendaraan perdesaan tersebut menggunakan motor penggerak di bawah
1.000 cc. Dengan mesin yang relatif kecil, diharapkan dapat menj adi
solusi untuk menunjang keperluan masyarakat. 
Menurut Putu, selain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat perdesaan yang umumnya bekerja di sektor pertanian, kendaraan
tersebut juga dimaksudkan agar industri di Indonesia mampu menguasai
teknologi kendaraan bermotor multiguna pedesaan, khususnya di bidang
perakitan danproduksi. 
Selama 2015, ujar Putu, Kemenperin telah melakukan penyempurnaan
platform kendaraan bermotor multiguna pedesaan serta melakukan
konsolidasi dan peningkatan kemampuan industri kendaraan dalam negeri
dalam mendukung kendaraan angkutan pedesaan. 
Namun sayangnya program nasional ini tidak melibatkan Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Melalui sekretaris
umum Gaikindo, Kukuh Kumara, dia mengatakan pihaknya tidak terlibat
dalam proyek tersebut. 
“Mengenai kendaraan perdesaan ini Gaikindo enggak terlibat karena
ada semacam kebijakan tersendiri dan ini hanya upaya untuk kebutuhan di
desa atau di daerah-daerah yang akan dipenuhi bukan tipe kendaraan
produksi massal,” ujar Kukuh. 
Mobil perdesaan, jelas Kukuh, tidak diproduksi dalam jumlah
banyak, namun dirancang sebagai kendaraan angkut yang bisa membantu
masyarakat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.
Sehingga dengan demikian untuk proses produksi, konsep bersifat
fleksibel dengan sistem open source. 
Saat ini unit prototipe perdesaan
sedang melakukan uji jalan. Total hingga saat ini sudah lebih dari
100.000 km yang ditempuh, sedangkan untuk desain masih dalam tahap
pengembangan. (*)

 

Komentar