Ilustrasi |
makanan sehari-hari yang seolah-olah ‘wajib’ banget kita akses setiap
harinya. Mulai dari di kampus, di kantor, bahkan sampe rumah pun bakalan
masih kita akses. Sebenernya ini bagus banget karena kita akan
memperoleh semua informasi dengan mudah, cepat dan tentu saja praktis.
Yang jadi masalah, nggak semua konten di internet itu patut dan layak
untuk disiarkan, bahkan banyak konten yang kesannya ‘menjebak’ sehingga
membuat banyak pihak merasa dirugikan. Ada juga konten di media yang
malah menjurus ke hal-hal negatif. Ini terjadi karena negara kita,
Indonesia, belum terlalu ketat dalam menyensor konten yang ada di media
dan internet. Bahkan kesannya ‘cuek’ dan ‘apatis’, meskipun udah banyak
pihak yang jadi korban.
Di negara Indonesia internet bukan hal yang sulit untuk ditemukan, malah
bisa jadi sekarang kita semua sudah ketergantungan dengan internet dan
gak bisa hidup tanpa internet, lebih baik gak makan dari pada gak punya
kuota internetan.
Masalahnya sekarang tinggal bagaimana kita sendiri yang sudah diberikan
kebebasan untuk lebih bijak bisa menggunakan internet dalam mengakses
suatu konten. Pemandangan berbeda justru terjadi sama beberapa negara
yang di bawah ini yang super ketat banget dalam membentuk sensor untuk
penyiaran konten media dan internetnya :
1. Arab Saudi
Akses internet disana sangat terbatas sehingga jangan harap kalian bisa
menemukan situs porno atau konten gak mendidik lainnya, bahkan katanya
penduduk disini dilarang adanya media sosial.
2. Korea Utara
Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un yang terkenal otoriter, yang
artinya adalah penduduk Korut tidak dapat menggunakan akses internet
secara bebas.
3. Iran
negara ini, masyarakat tidak dapat mengakses halaman-halaman situs
pemerintahan untuk mendapatkan informasi.
seperti negara tadi, tapi sebaiknya lebih bijaklah dalam menggunakan
sosial media dan internet.
diperbolehkan untuk mengelola website dan media di Eritre. Jadi konten
yang ada di TV dan internet semuanya murni milik pemerintah. Cuma
orang-orang yang bekerja di media pemerintah aja yang diperbolehkan
untuk membuat berita, menulis, atau menyajikan sesuatu via media dan
internet. Ini dilakukan karena negara ini belum menjunjung tinggi yang
namanya kebebasan pers. Eritrea juga belum percaya pada pihak luar yang
memberitakan sesuatu via media.
pemerintah China juga melarang penduduknya untuk mengakses internet
secara bebas. Ada batasan-batasan yang harus dipenuhi dan banyak juga
situs dan konten yang berhasil diblokir oleh pemerintah China. (Red-playworld/selipan)