JK juga memberikan catatan, bahwa sejumlah aturan penanganan Covid 19 oleh pemerintah simpang siur dan tidak jelas.
“Secara aturan dan perintah, aturannya juga masih simpang siur, kadang-kadang jadi tidak jelas, harus terkoordinasi lagi. Ada tiga hal pokok: satu, waktu terbatas, karena semakin lama dan waktu kita terbatas. Selanjutnya ada koordinasi. Walau ada satgas dan gugus tugas, tapi tidak mudah melakukannya,” demikian pernyataan JK dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV (29/04).
Secara khusus, Guru Besar Sosiologi Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola mengakui bahwa Jusuf Kalla adalah pemimpin yang sigap, gerak cepat di saat kritis.
“Harus diakui Pak JK adalah Pemimpin yang sigap, gerak cepat di saat krisis,” tulis Tamrin di akun Twitter @tamrintomagola mengomentari tulisan bertajuk “Jusuf Kalla: Aturan Penanganan Corona Simpang Siur Tak Jelas”.
Harus diakui Pak JK adlh Pemimpin yg sigap, gerak cepat di saat krisis https://t.co/9yMpKT7Wod— tamrintomagola (@tamrintomagola) April 29, 2020
Tamrin juga menegaskan, yang diperlukan Indonesia saat ini adalah Presiden yang gesit seperti JK tetapi tetap demokratis seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Betul. SBY periode ke-2 lelet tapi tetap demokratis. @jokowi periode ke-2, lelet dan mulai otoriter. Yang diperlukan: gesit seperti JK tapi tetap demokratis seperti SBY,” tulis @tamrintomagola merespon cuitan akun @robindoang. (*)
Betul.SBY periode ke-2 lelet tapi tetap demokratis.@jokowi perode ke-2, lelet dan mulai otoriter.
Yg diperlukan: gesit seperti JK tapi tetap demokratis seperti SBY https://t.co/vXALjBDZ9x
— tamrintomagola (@tamrintomagola) April 29, 2020