![]() |
Ilustrasi |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Menjaga kebersihan bagi wanita merupakan suatu keharusan. Salah satunya dalam menggunakan toilet.
Saat berada di ruang publik seperti mal,
penggunaan toilet harus bergantian dengan pengunjung lainnya. Jika
dikaitkan dengan risiko penyakit kanker serviks, benarkah penggunaan
toilet bisa menjadi risiko penularan penyakit yang mematikan ini?
penggunaan toilet harus bergantian dengan pengunjung lainnya. Jika
dikaitkan dengan risiko penyakit kanker serviks, benarkah penggunaan
toilet bisa menjadi risiko penularan penyakit yang mematikan ini?
Pakar Kesehatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Agung Waluyo menjelaskan,
kemungkinannya kecil tertular kanker serviks karena pemakaian toilet.
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) Agung Waluyo menjelaskan,
kemungkinannya kecil tertular kanker serviks karena pemakaian toilet.
Pasalnya kanker serviks menyerang mulut rahim yang jauh dari bibir toilet.
“Kalau dari toilet jauh prosesnya karena
tidak langsung masuk ke area kewanitaan,” kata pria yang ahli di bidang
Keperawatan Medikal Bedah ini, Minggu (12/2/2017).
tidak langsung masuk ke area kewanitaan,” kata pria yang ahli di bidang
Keperawatan Medikal Bedah ini, Minggu (12/2/2017).
Namun, kata Agung bisa saja penularan justru melalui air semprotan untuk membersihkan area kewanitaan saat di toilet.
Air tersebut langsung menyemprot masuk
ke area kewanitaan. Karena itu, Agung berharap semua air yang digunakan
mal untuk toilet umum sudah melewati serangkaian proses penyulingan atau
pembersihan dari bakteri dan virus.
ke area kewanitaan. Karena itu, Agung berharap semua air yang digunakan
mal untuk toilet umum sudah melewati serangkaian proses penyulingan atau
pembersihan dari bakteri dan virus.
Meski begitu, faktor daya tahan tubuh dan genetik tetap menentukan risiko penularan.
“Karena bukan berarti 1+1=2, misalnya
kakek atau neneknya terkena kanker pasti anak atau cucunya kanker. Tetap
ada faktor pendukung lainnya. Tapi ada juga seseorang yang terkena
tetapi tidak memiliki riwayat yang memicu terjadinya kanker, oh ternyata
kakek atau neneknya terkena kanker,” ungkap Agung.
kakek atau neneknya terkena kanker pasti anak atau cucunya kanker. Tetap
ada faktor pendukung lainnya. Tapi ada juga seseorang yang terkena
tetapi tidak memiliki riwayat yang memicu terjadinya kanker, oh ternyata
kakek atau neneknya terkena kanker,” ungkap Agung.
Berita Terkait: Produk Unik ‘Lipstik Untuk Area Kewanitaan’
Wanita yang memiliki risiko terkena
kanker serviks misalnya pada Pekerja Seks Komersial (PSK) karena sering
berganti pasangan. Wanita yang melakukan hubungan seksual aktif di usia
muda juga berisiko. Wanita dengan suami tidak disirkumsisi (khitan) juga
berpotensi.
kanker serviks misalnya pada Pekerja Seks Komersial (PSK) karena sering
berganti pasangan. Wanita yang melakukan hubungan seksual aktif di usia
muda juga berisiko. Wanita dengan suami tidak disirkumsisi (khitan) juga
berpotensi.
“Tapi kami tidak tahu apakah memang
kanker serviks dari virus atau bakteri yang tertular dari pasangan
hidupnya. Walaupun sebenernya banyak pasien kanker serviks memiliki
latar belakang PSK, suaminya tak disirkumsisi, atau pernah lakukan
hubungan seksual saat usia muda,” tegasnya. (cr1/JPG/hg)
kanker serviks dari virus atau bakteri yang tertular dari pasangan
hidupnya. Walaupun sebenernya banyak pasien kanker serviks memiliki
latar belakang PSK, suaminya tak disirkumsisi, atau pernah lakukan
hubungan seksual saat usia muda,” tegasnya. (cr1/JPG/hg)
Komentar