Berita  

Hehehe … Ratusan Adek-Adek MTS Ini, Aksi Unjuk Rasa Tuntut Sekolah, Ech Malah Hanya Diberi Wejangan Bagaimana Prosedur Aksi Unjuk Rasa Itu ..

Ratusan alumni dan siswa berunjuk rasa di halaman MTS Assyafi’iah Gondang, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (18/10/2016)

“Kami akan datang lagi untuk berunjuk rasa dengan massa lebih besar jika tuntutan tidak dipenuhi,” katanya.

TULUNGAGUNG-JATIM, SriwijayaAktual.com  – Ratusan siswa dan alumni MTS Assyafi’iyah,
Gondang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Selasa berunjuk rasa di
halaman sekolahnya memprotes kebijakan kepala sekolah dan yayasan yang
dinilai tidak transparan dan cenderung sewenang-wenang dalam hal
penyelenggaraan pendidikan.
     
Dalam pantauan,  aksi unjuk rasa diawali dari pergerakan sekelompok alumni yang
merangseng masuk ke MTS Assyafi’iyah, Gondang sembari membawa satu pikap
alat pengeras suara (sound system) dan langsung berorasi mengecam
kebijakan kepala sekolah dan yayasan.
    
Aksi para alumni yang
sebagian besar telah duduk di bangku kuliah itu kemudian memancing
perhatian siswa-siswi MTS Assyafi’iyah yang ada di dalam kelas untuk
keluar menuju sumber suara.
    
Tidak sekedar menonton, para
siswa spontan menyambut yel-yel para seniornya itu dan lalu bergabung
dalam aksi unjuk rasa di tengah halaman sekolah.
    
“Unjuk rasa
ini kami lakukan karena suasana belajar-mengajar di sekolah kami ini
sudah tidak kondusif. Kebijakan kepala sekolah juga intimidatif,” kata
Mohammad Hadi Kanani, koordinator unjuk rasa dari forum alumni MTS
Assyafi’iyah, Gondang.
    
Sempat berorasi dan menyampaikan
sejumlah kecamatan dan tuntutan melalui pengeras suara, Kanani Cs yang
membawa aneka poster berisi kecaman akhirnya diterima perwakilan guru
untuk berdialog di ruang kepala sekolah.
    
Namun sesampainya
di dalam ruang, Kanani dan beberapa perwakilan pengunjuk rasa justru
diberi wejangan oleh guru dan aparat soal prosedur penyelenggaraan aksi unjuk
rasa yang menurut mereka harus mengantongi izin ke aparat kepolisian
setempat.
    
“Ya, itu yang mereka omongkan. Bukan menanggapi
tuntutan kami. Mereka yang tidak faham bahwa aksi penyampaian pendapat
di tempat umum hanya berkewajiban menyampaikan pemberitahuan ke polisi,
bukan izin. Kami sudah sampaikan itu (pemberitahuan) ke polsek sebelum
berangkat demo tadi,” katanya.
    
Kendati tidak banyak mendapat
respons yang diharapkan, Kanani mengaku tetap menuntut aspirasi mereka
dipenuhi, di antaranya pengembalian guru sejarah yang dipecat sepihak
oleh kepala sekolah, pengembalian MTS Assyafi’iyah ke Yayasan Maarif NU,
pendidikan murah, serta pencopotan kepala sekolah.
    
“Kami akan datang lagi untuk berunjuk rasa dengan massa lebih besar jika tuntutan tidak dipenuhi,” katanya.
    
Dikonfirmasi
terkait aksi kelompok alumni dan siswa, Kepala MTS Assyafi’iyah,
Sutarkim kembali mengungkit soal unjuk rasa para alumni sekolahnya yang
tanpa pemberitahuan terlebih dulu ke kepolisian maupun lembaga
pendidikan MTS Assyafi’iyah.
    
“Seharusnya kan ya ada surat
pemberitahuan. Terus yang dipermasalahkan juga apa, harusnya yang
bersangkutan berkoordinasi dengan yang punya sekolahan, yaitu Yayasan
Mardi Utomo,” katanya.
    
Terkait keterlibatan ratusan siswa dalam unjuk rasa, Sutarkim beralasan hal itu terjadi karena spontanitas.
    
“Mereka
tidak tahu apa yang dimaksud (demo), hanya ikut-ikutan saja sehingga
kami akan lakukan pembinaan secara periodik,” katanya.
    
Sutarkim
berjanji, sebagai kepala sekolah dirinya akan meningkatkan koordinasi
dengan jajaran guru untuk membangun situasi kerja yang kondusif dan
tidak ada gejolak,” ujarnya.
    
Soal adanya beberapa guru yang
dipecat, Sutarkim berdalih guru tersebut telah lalai dan meninggalkan
tugas tanpa alasan sehingga dikenai sanksi bertahap hingga terakhir ke
pemecatan.(*).

Sumber, antara jatim 

Spesial Untuk Mu :  Dakwah HTI Bukti Cinta Tanah Air, Yusril: Meskipun Tidak Semua Umat Muslim Sepaham, Keberadaan HTI Diakui Kiprah Dakwahnya