Seorang PSK asal Timur Tengah yang disebut “Magribi”, saat ditangkap petugas Imigrasi di Puncak. (Radar Bogor/JPG) |
malam. Bukan hanya bagi turis lokal, turis asing dari Timur Tengah juga
menikmani dunia malam di sana. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para
pekerja seks komersial (PSK) yang juga dari Timur Tengah, masuk dalam
lingkiran bisnis ini.
Saat ini, Imigrasi Bogor sedang rajin
membidik imigran gelap asal Timur Tengah. Petugas Imigrasi menangkap
empat warga negara asing (WNA) asal Maroko diduga sebagai PSK, Kamis
(19/1/2017) lalu. Salah satunya seorang magribi (istilah PSK asal Maroko) di Restoran Alzajira, Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar).
Perempuan
bernama Zanib (19) itu sedang menunggu tamunya saat digerebek. Usai
menangkap Zanib, petugas menyasar vila-vila yang biasa disewa para turis
Arab. Dari keterangan Zanib, petugas kemudian menuju Vila Delima Panca
Sejahtera di Kampung Amper, Desa Tugu Selatan.
atas nama Busra (23), asal Maroko. Kala itu, Busra baru saja selesai
melayani tamunya. Ketika digerebek, rambut Busra masih basah. Dia baru
saja usai mandi. Pakaian yang dikenakan pun cukup seksi. Setelan ketat
berwarna hitam yang hanya menutupi bagian intimnya saja.
jauh dari tempat Busra berdiri, tepatnya di atas lemari ditemukan
sejumlah bungkus alat kontrasepsi. Memperkuat dugaan bahwa Busra seorang
Magribi. “La, La (tidak-tidak, red),” ucap Busra saat ditanya petugas soal kelengkapan dokumen dan paspor.
berhenti sampai Busra, petugas melanjutkan razia ke Vila Faten, Kampung
Ciburial, Desa Tugu Utara. Di sanalah, Aminah (19) tertangkap. Di
lokasi yang sama, imigrasi juga mengamankan Saimah (28) magribi yang mengajak Aminah mencari Rezeki di Puncak.
Aminah (19) tampak seperti turis Timur Tengah pada umumnya. Mengenakan
baju kurung, lengkap dengan cadar menutup mulut dan hidung. Begitupun
dengan tempat tinggalnya. Aminah tinggal di sebuah vila seperti turis
kebanyakan. Vila dengan harga sewa juataan rupiah. Namun itu semua hanya
kamuflase belaka.
Modus Aminah di balik cadar adalah cara teranyar. Biasanya, mereka
berani tampil terbuka di muka umum. Dan para turis yang bercadar umumnya
benar-benar wisatawan yang sangat menjaga budaya Arab.
ini masih belia. Umurnya 19 tahun,” ujar Kasi Pengawasan dan Penindakan
Keimigrasian (Wasdakim) pada Kantor Imigrasi kelas I Bogor, Arief S
Toto.
Kepala Kantor Imigrasi kelas I Bogor, Herman Lukman, menjelaskan, para magribi itu menyaru layaknya turis wisata. Padahal dokumen para wanita malam itu adalah bebas visa. Penangkapan keempat magribi itu merupakan operasi kedua kalinya dalam sepekan terakhir.
“Jumat lalu kami menangkap empat magribi. Dan kemarin kita tangkap empat lagi dalam satu malam,” bebernya.
Dia
mengatakan, operasi bersama ini melibatkan personel Korem 061/SK,
Denintel Dan III Siliwangi, Koramil 2124/Cisarua dan Polsek Cisarua.
Masyarakat
dan ormas juga turut mendukung selama proses berjalan. Tujuan operasi
ini, sambung Herman, untuk mendata serta menindak orang asing ilegal.
Terutama, yang tidak mengantongi kelengkapan surat lengkap.
“Atau yang telah habis masa berlaku paspornya,” ungkapnya. (don/all/yuz/JPG)