![]() |
(Ilustrasi/Ist) |
mengeluarkan izin penyelenggaraan Kongres Pemilihan PSSI di Makassar
pada 17 Oktober kedepan dan justru memberikan izin kongres di DI
Yogyakarta, sesuai yang direkomendasikan oleh pemerintah.
(KLB) di Jakarta 3 Agustus lalu, yang kemudian di putuskan oleh Komite
Eksekutif (exco) PSSI, tempat pelaksanaan kongres pemilihan diputuskan
di Makassar. Namun, pemerintah menilai jika pemilihan Makassar sarat
dengan kepentingan salah satu calon Ketua Umum PSSI yang berasal dari
sana, hingga mereka pun meminta agar penyelenggaraan Kongres Pemilihan
dilakukan di Yogyakarta.
perihal rekomendasi untuk menekan PSSI. Jika tidak dituruti maka, surat
rekomendasi sebagai persyaratan untuk izin keamanan pun tidak akan
diberikan.
Untuk selengkapnya silakan hubungi Polda Yogyakarta,” ujar Kabid Humas
Polda Sulawesi Selatan, Frans Barung Mangera saat dihubungi wartawan,
Sabtu, (8/10/2016).
jika telah berkoordinasi dengan pihak Mabes Polri. Pihaknya menegaskan
jika tetap kepada keputusan semua yakni hanya akan memberikan
rekomendasi jika kongres di gelar di Yogyakarta.
pemerintah, yakni di Yogyakarta. Kita sudah lakukan komunikasi secara
intens,” imbuhnya.
Bidhumas Polda DIY Kompol Sri Sumarsih mengatakan jika pihaknya belum
menerima surat izin tersebut dari Mabes Polri. Hingga dia pun tidak bisa
menjawab apakah kongres akan dilaksanakan di Yogyakarta atau tidak.
Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim menegaskan jika Kongres Pemilihan
yang juga Kongres Tahunan tetap akan dilakukan di Makassar. Kata dia,
keputusan Exco PSSI tak bisa dianulir. Mengingat keputusan tuan rumah
kongres tersebut, sudah melewati proses yang sah. “Kami meminta agar
Menpora tidak mencampuri kewenangan exco PSSI untuk menentukan lokasi
kongres,” tegasnya.
Pemilihan kepada para anggota PSSI. Dalam undangan PSSI bernomor
712/AGB/124/IX-2016, tertanggal 19 September 2016 itu mencantumkan
lokasi kongres adalah Hotel Novotel Makassar Grand Shayla.
Haryo Sutedjo, memastikan jika pihaknya akan hanya akan menghadiri
kongres PSSI yang digelar di DI Yogyakarta pada 17 Oktober nanti.
Pihaknya mengaku sangat menghormati keputusan pihak kepolisian.
Jogyakarta karena kami tinggal di NKRI dan kami hormat keputusan
Menpora/ Pemerintah Indonesia,” tuturnya. (***).