Berita  

Impor Telepon Seluler Turun Drastis, Mantap Ora Brow? “Bangga Karya Anak Bangsa”

produk hp asli buatan Indonesia
Ilustrasi

Produk Telepon Seluler Indonesia Telah Memiliki Branding Kuat

JAKARTA, SriwijayaAktual.com 
— Impor telepon seluler turun drastis dari 18,5 juta unit menjadi 11,4
juta unit tahun lalu. Produksi ponsel dalam negeri juga mengalami
penurunan dari 68 juta unit menjadi 60,5 juta unit untuk 34 merek pada
2017. 
“Pada 2017, impor ponsel turun menjadi 11,4
juta unit, sedangkan produksi ponsel di dalam negeri 60,5 juta unit
untuk 34 merek, 11 di antaranya adalah merek lokal,” kata Menteri
Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi di Jakarta,
Sabtu (17/2/2018).
Sebanyak 11 merek lokal tersebut,
yaitu SPC, Evercoss, Elevate, Advan, Luna, Andromax, Polytron, Mito,
Aldo, Axioo, dan Zyrex. Produk nasional ini telah memiliki branding kuat untuk pangsa pasar menengah ke bawah maupun kelas menengah ke atas
Kementerian
Perindustrian mencatat, pada 2013, impor ponsel mencapai 62 juta unit
dengan nilai sebesar 3 miliar dollar AS. Sementara, produksi dalam
negeri sekitar 105 ribu untuk dua merek lokal.
Akhirnya,
pemerintah mengeluarkan regulasi yang bertujuan mengurangi produk impor
dan mendorong produtivitas di dalam negeri. Hasilnya, pada 2014, impor
ponsel mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, menjadi 60 juta
unit. Sementara itu, produksi ponsel dalam negeri tumbuh signifikan
menjadi 5,7 juta unit.
Kemudian, pada 2015, produk
impor merosot hingga 40 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 37 juta
unit dengan nilai 2,3 miliar dolar AS. Sedangkan, produksi ponsel di
dalam negeri semakin meningkat sebesar 700 persen dari 2014, menjadi 50
juta unit untuk 23 merek lokal dan internasional.
Pada
2016, produk impor ponsel menurun kembali sekitar 36 persen dari tahun
sebelumnya, menjadi 18,5 juta unit dengan nilai 775 juta doar. Untuk
ponsel produksi dalam negeri meningkat sebesar 36 persen dari 2015,
menjadi 68 juta unit.
“Sebagai bangsa Indonesia,
seharusnya kita patut bangga terhadap produk ponsel yang dihasilkan
industri dalam negeri,” tegas Airlangga.
Bahkan,
semakin meningkatnya kemampuan daya saing ponsel nasional, akan
menguatkan citra positif dan popularitas produk tersebut di mata
konsumen domestik dan internasional. Industri telepon seluler (ponsel)
di dalam negeri mengalami pertumbuhan jumlah produksi yang cukup pesat
selama lima tahun terakhir. 
Hal ini tidak terlepas
dari upaya pemerintah memacu pengembangan di sektor telekomunikasi dan
informatika (telematika) tersebut. “Meningkatnya produksi ponsel di
Indonesia, antara lain karena penciptaan iklim usaha yang kondusif serta
kebijakan hilirisasi dan pengoptimalan komponen lokal sehingga lebih
banyak memberi nilai tambah,” Tandasnya Airlangga. [*]

Sumber : Antara