Berita  

Inilah Pertanyaan Kritik dan Saran Pedas Pemuda Muhammadiyah Kepada Presiden RI Joko Widodo

Dahnil Anzar Simanjuntak (fb)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com  
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan
suasana pertemuan Presiden Joko Widodo dengan
tokoh Muhammadiyah, NU, dan MUI di Istana Negara, Selasa (01/11/2016).
Dahnil Anzar membeberkan point-point penting dialog
Presiden Jokowi dengan
tokoh Islam di laman Fecebook pribadinya.
Saat Dahnil berkesempatan menyampaikan
pertanyaan dan kritik kepada Presiden Jokowi terkait penistaan agama yang dilakukan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Berikut ini petikan pertanyaan pedas
Dahnil kepada Presiden Jokowi:
“Saya perkenalkan Diri, “saya Dahnil
Anzar Simanjuntak, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Pak Presiden
izinkan saya menyampaikan dua Hal. Pertama adalah pertanyaan, dan kedua adalah
Saran.
Pertama. Mengapa pagi ini yang
tokoh-tokoh agama yang diundang pada pagi hari ini hanya dari Muhammadiyah, MUI
dan NU?
Karena ada kesan di luar sana Pak
Presiden sedang memecah belah kami umat Islam, karena di luar sana pasti berkembang
perspektif Muhammadiyah, MUI dan NU sudah dikangkangi oleh Presiden, mereka
pasti tidak bisa bersikap obyektif lagi, padahal seperti Pak Presiden ketahui
sikap Muhammadiyah, MUI dan NU sudah jelas, mengapa saudara-saudara kami yang
ingin memobilisir demo itu tidak diundang juga, saya Kira alangkah baiknya dan
arifnya jika Mereka diundang dan diajak untuk berdialog, tidak cuma kami.”
“Kedua, Pak Presiden, publik kecewa,
agaknya penting Pak Presiden menyatakan dengan tegas dan terang bahwa kita akan
tindak secara hukum bila Ahok betul menistakan keberagaman dan Islam. Pidato
seperti itu penting Pak Presiden sampaikan seperti seterang dan tegas bapak
menyampaikan akan lawan Pungli se-rupiah pun, agar umat tenang dan yakin,
mereka butuh sikap terang dari Bapak. Demikian Pak Presiden, mohon maaf dengan
sangat bila tidak perkenan, maklum saya yang paling Muda disini”.
Setelah pernyataan saya tersebut Pak
Presiden menyampaikan;
” Penting hari ini kita membangun
kultur ekonomi, politik, sosial dan budaya yang kuat untuk menjawab masalah
kesenjangan antar wilayah, nah salah satunya ya melalui revolusi mental itu.
Hari ini kita terlalu banyak memproduksi undangan-undang dan mohon maaf
orientasinya proyek. Dikit-dikit hukum, dikit-dikit hukum padahal nilai etika di
atas hukum maka revolusi mental penting” Demikian ya, Terimakasih.
Akhirnya pertemuan ditutup Pak
Presiden Joko Widodo dengan diakhiri sesi foto, dan terus
terang saya senang bisa menyampaikan pesan dan kritik langsung kepada Pak Joko Widodo, walau tidak dijawab
dengan terang. Semoga Allah SWT selalu Meridhai dan melindungi Bangsa ini.

Baca Juga Ini; Polri Sebut, Masih Butuh Empat Saksi Lagi Untuk Gelar Perkara Kasus Ahok

Sebelumnya, Diberitakan, didampingi
Menkopolhukam, Menteri Agama, dan Mensesneg, Presiden RI Joko Widodo berdialog dengan 10 orang perwakilan
dari Muhamamdiyah, 10 orang dari MUI dan 10 0rang dari NU.

Dalam dialog tersebut, semua tokoh agama menyampaikan bahwa proses hukum harus
dilakukan dengan adil dan berkeadilan.
Menjawab pernyataan para tokoh agama,
Presiden Jokowi menyatakan bahwa
sebagai Presiden, Jokowi tidak Akan melakukan intervensi apapun terhadap
proses hukum kasus penistaan Agama. Jika tidak berjalan dengan baik, baru
Jokowi turun tangan.
“ Saya tidak melindungi Ahok, saya
bertemu dengan Ahok dalam kaitan Sebagai Presiden dan gubernur saja,” tutur
Jokowi. (sl.ak).
Spesial Untuk Mu :  'Pemberhentian Mayjen Ilyas Alamsyah Sebagai KaBAIS Merupakan Upaya Pembersihan Orang-Orang Gatot?'