Berita  

Inisiatif Inggris dan Swedia, Besok DK PBB akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Rohingya di Rakhine State Myanmar

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB)-(Dok/Net)

SriwijayaAktual.com – Inggris dan Swedia menggagas pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk membahas kekerasan terhadap minoritas
etnis Muslim Rohingya yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Rencananya
pertemuan darurat DK PBB itu akan digelar pada Rabu (13/10/2017)
“Ini adalah tanda kekhawatiran yang dirasakan anggota Dewan Keamanan
mengenai situasi yang terus memburuk bagi banyak orang Rohingya yang
ingin melarikan diri dari negara bagian Rakhine,” kata Duta Besar
Inggris Matthew Rycroft, dikutip Channel News Asia, Selasa (12/9/2017).
Pada Senin (11/9/2017) Ketua Dewan HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein
menuduh Myanmar telah melakukan serangan sistematis terhadap minoritas
etnis Muslim Rohingya. Ia memperingatkan kemungkinan adanya pembersihan
etnis yang saat ini sedang berlangsung.
DK PBB terakhir melakukan pertemuan tertutup pada akhir Agustus lalu
untuk membahas kekerasan tersebut, namun tidak ada pernyataan resmi yang
dikeluarkan. Rycroft mengatakan, dia mengharapkan adanya kesepakatan
dalam pertemuan DK PBB kali ini.
Diplomat PBB mengatakan, China telah menolak keterlibatan DK PBB
dalam menangani krisis tersebut. Peraih Nobel Perdamaian Dalai Lama,
Malala Yousafzai, dan Uskup Agung Afrika Selatan Desmond Tutu telah
mendesak Suu Kyi untuk menjauhkan diri dari kekerasan dan berbicara
mengenai kekerasan itu.
Baca Juga: Jika PBB Izinkan, TNI Siap ‘Serbu’ Myanmar!
Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan, setidaknya 313 ribu minoritas
etnis Muslim Rohingya kini telah tiba di Bangladesh dari Rakhine State
sejak 25 Agustus. Jumlah tersebut sekitar sepertiga dari total populasi
Rohingya sebanyak 1,1 juta.
Pemimpin de facto Myanmar, peraih hadiah Nobel Perdamaian Aung San
Suu Kyi, telah menghadapi kecaman internasional yang kuat mengenai
tindakan keras militernya terhadap minoritas Muslim Rohingya. Krisis
dimulai saat gerilyawan Rohingya menyerang pasukan keamanan Myanmar di
negara bagian Rakhine pada 25 Agustus lalu. (gubr.AK)

Spesial Untuk Mu :  woOW!! Warga Aksi Unjuk Rasa: Bahwa Virus Corona Hanyalah 'Berita Bohong'