![]() |
Ilustrasi |
Jatah impor yang diberikan merupakan keputusan dari rapat koordinasi terbatas awal tahun ini. Pada saat itu, Bulog mendapatkan jatah impor beras sebesar 2 juta ton. Dari jumlah tersebut, Bulog sudah merealisasikan sebesar 1 juta ton masing-masing Februari 2018 sebesar 500 ribu ton dan Mei 2018 sebesar 500 ribu ton.
Oke menyatakan impor beras diperlukan untuk mengisi stok beras sekaligus cadangan beras pemerintah di gudang Bulog. Adapun perhitungan sebesar 2 juta ton karena pada awal tahun 2018 lalu, stok cadangan beras yang dimiliki Bulog hanya 900 ribu ton.
“Hari ini pun kita sudah tidak mampu lagi menampung beras-beras yang ada di gudang-gudang kita, sudah penuh. Gudang kita itu bisa menampung riil itu 3,2 juta ton, nah sekarang sudah penuh semua,” kata pria yang akrab disapa Buwas ini.
“Dengan sisa barang yang akan kita serap lagi, kurang lebih 1 juta ton dari dalam negeri sampai September. Jadi sebenarnya beras kita di gudang sudah pasti ada 4 juta ton lebih, jadi kita kuat kok,” ujarnya.
Baca juga: Tidak Keluarkan Uang, ATM ini Malah Berisi-Keluarkan Beras
Baca juga ini: oOH TIDAK !!!…Petani Tanah Air Indonesia Kami Masih ‘Nelangsa’
“Sampai saat ini sih belum. Saya sudah hitung dengan Direktur Pengadaan, saya lihat posisi saat panen dengan pasca panen, saya sudah hitung secara keseluruhan di Tanah Air. Jadi perlu tidaknya impor itu kita pertimbangkan. Kalau menurut saya, hitungan sementara kita enggak perlu impor karena dari dalam negeri sudah sangat banyak,” tutupnya. [*]