Berita  

Jokowi Dijadikan Lelucon, kok Bisa? ‘DPR Pertanyakan Kredibilitas Tim Ekonomi’

jokowi ngakak 20170102 125805
Presiden RI  Joko Widodo (Net)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mempertanyakan
kredibilitas tim ekonomi Presiden Joko Widodo yang tidak memberikan data
valid sehingga membuat kepala negara dijadikan bahan tertawaan di Asia.

“Saya terus terang menyesalkan tim ekonomi kita yang sekarang
ini. Mereka memberikan data-data kepada presiden, pertama-tama data yang
dangkal. Kadang-kadang itu digunakan dalam rapat-rapat resmi dengan
lembaga-lembaga negara. Termasuk pada saat pak presiden berada di depan
kita dengan seluruh pimpinan lembaga negara pada waktu itu ketika mau
mensosialisasikan reforma agraria, presiden menyampaikan juga data itu,”
kata Fahri di Gedung DPR RI, Jumat (5/5/2017), dikutip dari rimanews
Selain itu, tim ekonomi Jokowi juga salah membaca data. “Nah ini
(tim) ekonomi-ekonominya mana? Ya masa mengatakan bahwa hanya karena
pertumbuhan ekonomi yang seperti itu lalu kita mengatakan bahwa masalah
sudah selesai,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia mengusulkan agar tim ekonomi itu diperkuat. Statistik kepada ekonomi kita itu harus bertanggung jawab.
“Jangan kita dicemooh seperti ini karena data-data tidak valid
dan tidak divalidasi dengan data-data yang ada di dunia,” ujarnya.
“Saya gak tahu (direshuffle) karena ini hak prerogatif presiden.
Tapi saya menyayangkan kalau tim ekonomi  memberikan data yang tidak
valid kepada presiden dan kurang memberikan konten kepada presiden
tentang bahaya-bahaya,” Tandaasnya Fahri.
Sebelumnya diberitakan, Kolumnis South China Morning Post, Jake Van Der Kamp menyoroti
pernyataan Presiden Jokowi dalam kolom opininya terkait pertumbuhan
ekonomi Indonesia adalah ketiga terbesar setelah India dan Cina.
Dalam opininya itu, Jake menguraikan bahwa pertumbuan ekonomi
Indonesia pada kisaran sebesar 5 persen berada pada urutan ke-13, dan
bukan ke-3 yang disebut-sebut oleh Jokowi. Tulisan itu sontak menjadi
polemik dan viral di media sosial, tak hanya di Indonesia. Akibat
kesalahan fatal tersebut, di media sosial, Presiden Jokowi pun juga  dijadikan
bahan lelucon atau tertawaan. (*)