Jual Kulit Wanita untuk Pembesar Penis & Payudara Gegerkan Nepal

Berita24 Dilihat
penjual kulit untuk pembesar penis dan payudara

NEPAL, SriwijayaAktual.com Di zaman sekarang rasanya orang-orang semakin materalistis.
Mereka bahkan rela melakukan berbagai cara untuk mendapatkan pundi-pundi
uang dengan mudah dan cepat.
Jika para seleb memilih untuk menjual sensasi dengan mengobral harga
diri demi eksis di dunia entertaiment, maka berbeda dengan para
perempuan di Negara Nepal ini.
Para perempuan miskin di Nepal, baru-baru ini diduga telah menjual 51
cm jaringan kulit mereka yang digunakan untuk operasi plastik
pembesaran kelamin pria dan pembesaran payudara perempuan. Dalam setiap
penjualan, mereka akan mendapatkan uang sebesar 150 dolar atau setara
dengan Rp 2 juta.
Menteri Kesejahteraan Sosial, Perempuan dan Anak Nepal Kumar Khadka
mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation jika kabar tersebut pertama
kali mereka ketahui melalui situs berita India Youth Ki Awaaz (YKA)
yang menyebabkan kemarahan di kalangan pemerintahan.
“Kami terkejut dengan laporan itu. Kami juga akan menyelidikinya dan
jika kita benar-benar menemukan bukti, pemerintah akan melakukan segala
upaya untuk menghentikan kejahatan keji ini dan menghukum mereka yang
bertanggung jawab,” jelas Khadka.
Dilansir Nextshark, Senin (13/3/2017), para perempuan Nepal
yang diperdagangkan ke pelacuran di India, seperti Mumbai dipaksa untuk
menjual jaringan kulit mereka. Beberapa korban bahkan mengaku telah
dibius dan tidak mengetahui jika jaringan kulit mereka diambil.
Jaringan kulit yang didapat nantinya dijual ke laboraturium patologi
di India, di mana kulit tersebut akan diproses dan diekspor ke
perusahaan-perusahaan AS yang membuat kulit dan jaringan derivatif
produk yang digunakan di pasar bedah komestik global.
Aktivis hak-hak perempuan kini telah mendesak pemerintah Nepal untuk
melakukan investigasi mengenai kasus tersebut. Juga memulai kampaye di
daerah dengan tingkat perdagangan perempuan yang tinggi.
“Pemerintah harus serius menangani kasus ini, karena untuk melindungi
kaum hawa,” kata Sunita Danuwar Samuha, sebuah badan amal yang membantu
merehabilitasi korban.
Sebelumnya, perdagangan perempuan miskin di Nepal untuk pekerja seks
atau pun transplantasi ginjal memang telah berlangsung lama di sana.
Namun, untuk kasus perdangan jaringan kulit manusia menjadi kasus yang
langka. (*)

(Liputan6)

Komentar