Ilustrasi/Kabut Asap |
Kabut Asap
Mencekat, Mahasiswa Riau Demo Minta Jokowi Turun Tangan
akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di Pekanbaru, membuat
mahasiswa bergerak. Mereka mendesak pemerintahan Jokowi segera
mengatasinya karena peristiwa ini berulang-ulang terjadi.
“Kami berharap pemerintah cepat tanggap menanggulangi masalah karhutla
di Riau, jika pemerintah terkesan lamban kami dari teman teman mahasiswa
akan melakukan aksi menuntut hak masyarakat untuk menghirup udara
segar. Kami bukan ikan salai yang harus diasapi,” seru Wakil Gubernur
BEM Fakultas Keperawatan UNRI Roni Septiawan, Selasa (10/9/2019).
Selain orasi, aksi itu juga diwarnai dengan coret spanduk ini berisi curahan keprihatinan terhadap kondisi lingkungan saat ini.
Puncak aksi akan dilakukan pada 17 September 2019 atau dengan Gerakan 17
September (G17S) yang dilakukan secara besar-besaran dengan mengundang
seluruh mahasiswa dari berbagai fakultas UNRI dan mahasiswa se-Riau.
Dia berharap pemerintah tidak membiarkan asap di Pekanbaru dan Provinsi
Riau terus bergentayangan hingga semakin pekat. “Riau memasuki fase
terburuk kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan,” kata Roni.
Saat ini kualitas udara di beberapa daerah di Provinsi Riau dinilai
berbahaya akibat asap sehingga banyak sekolah yang terpaksa meliburkan
muridnya untuk belajar di rumah.
Sementara jarak pandang saat ini dilaporkan berkisar 800 meter hingga
1.000 meter namun hal itu dinilai belum mengganggu penerbangan di Riau. [ns]