mengundang Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra
untuk memberikan penjelasan mengenai keputusannya menjadi lawyer
(penasehat hukum) paslon Capres Jokowi-Ma’ruf Amin. Di masa muda, Yusril
menjadi aktivis yang bergabung ke DDII yang ketika itu dipimpin
Mohammad Natsir.
malam di Jalan Kramat Raya 45 Jakarta itu dipimpin oleh Prof Dr Ir A.M.
Saefuddin. Nampak hadir dalam pertemuan itu para tokoh DDI antara lain
KH Cholil Ridwan, KH Muhammad Siddiq, KH Dr Muhammad Alwi, sejumlah
ulama dan mahasiswa serta putri dari dua Ketua Masyumi di masa lalu, Ny
Aisyah M Natsir serta Ny Syamsiar, putri Ketua Masyumi terakhir Prawoto
Mangkusasmito.
menyelamatkan PBB yang terpuruk selama 10 tahun terakhir. Indikator
penyelamatan itu adalah terbentuknya Fraksi PBB di DPR RI yang selama
ini kosong karena PBB gagal menembus ambang batas parlemen.
profesionalitas pribadinya, yang tidak melibatkan insitusi partai. Namun
dia mengakui bahwa langkahnya, langsung atau tidak langsung membawa
dampak kepada kepentingan partai. Apa yang dia putuskan adalah langkah
strategis untuk menjaga agar Pemilu berjalan sesuai koridor hukum yang
berlaku, sambil memperkuat sisi politik PBB agar mampu menembus ambang
batas 4 persen.
Jokowi-Ma’ruf, bahwa dirinya bukan bagian dari Timses. Dirinya adalah
lawyer profesional yang dihire dari luar untuk dimintai saran dan
pendapat serta melakukan advokasi hukum jika dipandang perlu. Seperti
Pak Kwik Kian Gie, kata Yusril, beliau diminta untuk menjadi Penasehat
Ekonomi Prabwo-Sandi, tetapi Kwik samasekali bukan bagian dari Timses
kedua paslon itu.
menjadi kontroversi. Namun, dalam waktu singkat melalui penjelasan yang
intensif, keputusannya akan dapat dipahami. Yusril mencontohkan, dia
datang ke Bandung untuk menjelaskan sikapnya di hadapan sekitar 1000
orang Pengurus DPW, DPC dan Caleg PBB Se Jawa Barat. Mereka yang senula
berseberangan, akhirnya dapat menerima setelah dilakukan penjelasan dan
dialog dengan hati terhuka. Yusril mengakui bahwa perbedaan pendapat
akan selalu ada pada setiap partai, termasuk di Masyumi dulu. Perbedaan
ideologis tentu tidak ada. Yang ada adalah perbedaan langkah-langkah
strategis politik di lapangan. Yang penting, tambah Yusril, semua pihak
dapat menahan diri. Berpolitik perlu kedewasaan dan kesabaran.
mendukung Prabowo Subiyanto-Sandiaga Uno dalam Pilpres mendatang. DDII
menghormati sikap PBB yang baru akan memutuskan dukungannya dalam
Pilpres pada bulan Desember mendatang. DDII juga telah memutuskan untuk
mengajak keluarga besar Masyumi dan umat Islam agar tetap mendukung PBB
dalam Pileg 2019.
ditanya usai pertemuan mengatakan dapat memahami keputusan Yusril.
Sementara KH Cholil Ridwan menyarankan sebaiknya Yusril mundur dari
posisi sebagai lawyer Jokowi Ma’ruf. Sementara mantan Ketua DDII Dr A
Wahid Alwi berpendapat, Yusril bisa saja menjadi lawyer Jokowi-Ma’ruf
Amin, sambil juga menjadi lawyer Habib Rizieq Syihab. Dengan demikian,
mungkin persoalan hukum yang dihadapi HRS dapat diselesaikan Yusril
dengan cara yang elegan. [ak/***]