NEW YORK, SriwijayaAktual.com  – Ketua Komite Dekolonisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Rafael Ramirez menyampaikan klarifikasi
terkait artikel harian Inggris, Guardian, yang menyebutkan aktivis
Gerakan Pembebasan Papua Barat Benny Wenda telah menyampaikan petisi  yang ditandatangani oleh 1,8 juta orang
permintaan referendum kemerdekaan untuk Papua kepada Komite Dekolonisasi PBB.

“Sebagai
Ketua Komite Khusus Dekolonisasi PBB (C-24), saya maupun Sekretariat
Komite, tidak pernah menerima, secara formal maupun informal, petisi
atau siapapun mengenai Papua seperti yang diberitakan dalam koran
Guardian,” kata Rafael di markas besar PBB di New York, seperti dilansir
dari siaran pers, Jumat (29/9/2017).
Menjawab pertanyaan wartawan apakah dia
pernah berkomunikasi dengan Benny Wenda, Rafael menegaskan tidak
mungkin berhubungan dengan pihak-pihak di luar agenda C24, sembari
menyampaikan kegusarannya atas banyaknya individu maupun pihak-pihak
tertentu yang memanipulasi namanya untuk propaganda.
Lebih lanjut dia menegaskan sangat menghormati integritas dan kedaulatan wilayah semua anggota PBB.
“Sebagai
sesama anggota Gerakan Non Blok, kita selalu menjunjung tinggi prinsip
utama GNB yang menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah negara
anggota,” katanya, menegaskan bahwa Venezuela tidak pernah melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah
Indonesia.
Duta Besar Republik Indonesia untuk PBB, Triansyah
Djani, mengatakan bahwa pernyataan Ketua Komite Dekolonisasi membuktikan
kelompok separatis dan Benny Wenda terus menyebarkan hoax dan
kebohongan kepada publik.
Menurut dia, kegiatan bohong seperti ini sering dilakukan apabila ada pertemuan besar dan terdapat pejabat tinggi PBB.
“Tahun
lalu Benny Wenda pernah menyebutkan bahwa telah menyerahkan dokumen
mengenai Papua kepada Sekjen PBB, namun setelah di konfirmasi ke kantor
Sekjen PBB ternyata bohong,” kata Triansyah. (antara)