Berita  

Korban Kericuhan Dalam Aksi Dilarikan ke RS Budi Kemuliaan, Namun Ada Oknum Yang Ngakunya Saksi Mata Penyebab Ricuh Dari Barisan Massa HMI

kericuhan terjadi saat aki unjuk rasa di depan%2BIstana 161104222144 305
Kericuhan Terjadi di Depan Istana Negara (Rol)

JAKARTA, SriwijayaAktual.com  – Aksi kericuhan terjadi setelah massa selesai melakukan
aksi damai ‘Bela Islam Jilid II’ pada Jumat (4/11/2016) waktu maghrib. Banyak
korban cedera dalam insiden kericuhan yang pecah selepas Isya dan kini
sudah mereda tersebut.
Dr Syarif Darmawan dari Rumah Sakit Dompet Dhuafa mengatakan ada 30
korban yang menyelamatkan diri ke resto di sekitar lokasi insiden di
jalan Abdul Muis. Mereka ada yang mengalami sesak nafas, mata pedih, dan
luka akibat terinjak-injak.
”Dari 30 orang, dua orang dilarikan ke rumah sakit Budi Kemuliaan
yang jaraknya memang sekitar setengah kilo dari sini,” kata Syarif
kepada Republika.co.id, Jumat (4/11/2016) malam.
Syarif mengatakan dua korban yang dilarikan ke RS Budi Kemulian itu
mengalami gangguan sesak nafas. Meski sudah diberi pertolongan, keduanya
masih mengalami sesak nafas sehingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Sementara, selebihnya masih bisa ditangani di tempat darurat di ruang
mushalah di salah satu resto di jalan Abdul Muis tersebut. Termasuk
korban yang mengalami cedera akibat terinjak-injak badannya. ”Ketika
diperiksa paru-parunya, tidak ada pecah paru-paru atau patah tulang
paru-paru,” katanya.
Salah satu saksi mata yang tidak ingin disebutkan namanya, sebelumnya
mengatakan kericuhan dipicu dari aksi segerombolan orang yang memakai
label komponen HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) memprovokasi aparat
kepolisian dengan lemparan botol.
”Massa berlabel komponen HMI memprovokasi polisi dengan melempari botol minuman,” kata saksi mata kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (4/11/2016) malam. ”Polisi jadi represif dan melepaskan tembakan gas air mata.”
Baca Juga Ini; Barisan Massa Kader HMI Ricuh, Lempari Polisi Dengan Botol Air Mineral
Saksi mata yang merupakan demonstran dari komponen masyarakat umum
saat itu sedang berada di belakang kelompok HMI. Kelompok berlabel HMI
yang jumlahnya tidak lebih dari 20 orang itu berhadap-hadapan langsung
dengan aparat kepolisian.
”Awalnya ada lemparan botol, lalu ada lepasan tembakan gas air
mata,” kata saksi mata yang terkena tembakan gas air mata pada bagian
kakinya. ”Kejadiannya persis selepas adzan Isya.”
Saksi mata yang datang dari Grogol, Jakarta Barat itu langsung
melarikan diri ke arah jalan Abdul Muis. Dia mendapat perawatan di
mushalah salah satu resto di sana. (*)