![]() |
krisis air saat kemarau, Masyarakat sebagian di PALI masih menggunakan air dari embung air yang di dalamnya masih ada getah karet yang terendam. (Ist) |
PALI-SUMSEL, SriwijayaAktual.com
– Memasuki musim kemarau, Krisis air bersih mulai melanda sebagian wilayah
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumatera (Selatan
Sumsel).
– Memasuki musim kemarau, Krisis air bersih mulai melanda sebagian wilayah
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Provinsi Sumatera (Selatan
Sumsel).
Warga Desa Muara Ikan, Maryam,
mengatakan, krisis air bersih mulai melanda sebagian wilayah Kabupaten PALI,
seperti seperti di Desa Muara Ikan Kecamatan Penukal Utara. Warga harus
berjalan sejauh kiloan meter mendapatkan air bersih dengan berjalan kaki menuju
sumber mata air yang berada di tengah hutan.”Katanya
“Untuk memenuhi kebutuhan mencuci dan mandi, warga setempat harus ikhlas
menggunakan air dalam sungai yang telah bercampur air getah karet yang
kotor dan berbau.”Ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Senin (7/8/2017).
Jika musim kemarau, warga
kekurangan air bersih. Sumur-sumur kami kering, dan untuk keperluan
minum, kami harus kedalam hutan menuju mata air satu-satunya di desa kami.
Jaraknya cukup jauh, medan menuju ke sana juga bertebing.’Tambahnya Maryam
Sementara itu, Kepala Desa Muara Ikan, Pausy Ahmad, mengatakan, meminta kepada
Pemerintah Kabupaten PALI (Pemkab PALI) untuk membantu memberikan
solusi kepada warganya yang setiap kemarau langganan mengalami krisis air
bersih.”Katanya.
Menurutnya, jika bangun atau membuat sumur bor, diwilayah kecamatan penukal
utara selalu gagal. Sebab, sudah berulang kali kami coba, bahkan
program Pamsimas juga gagal di desa ini, karena susah mendapatkan mata air.
Kami berharap Pemkab PALI menyambungkan air PDAM dari Tempirai untuk dialirkan
ke rumah-rumah warga.”Ujarnya.
Selama ini, warga hanya pasrah dan
menjalani hidup dalam krisis air bersih dimusim kemarau ini. jadi
warga tidak kaget lagi kekurangan air bersih, karena sudah terbiasa,
kekeringan di musim kemarau.”Tandasnya Pausy.
Sementara itu, secara terpisah saat dikonfirmasi wartawan, Wakil Bupati PALI Ferdian
Andreas Lacony MM, mengatakan, menghadapi musim kemarau,
Pemkab.PALI segera mencari solusi untuk mengatasi permasalahan krisis air
bersih untuk masyarakat di Kab.PALI. Salah satunya, mulai dari
mengupayakan program-program penyediaan air bersih untuk masyarakat dengan
memanfaatkan embung-embung penampungan air.
“Dengan memanfaatkan embung-embung penampungan air, maka masyarakat dapat
menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari.”Katanya Ferdian, Selasa (8/8/2017).
Menurutnya Ferdian, bahwa kebiasaan masyarakat merendam getah karet di sungai
maupun embung-embung penampungan air, menjadi salah satu penyebab kekurangan
air bersih. Seharusnya embung penampungan air harus bersih dari rendaman getah
karet, supaya saat kemarau airnya dapat dimanfaatkan.
“Getah karet yang direndam masyarakat di sungai maupun embung-embung
penampungan air, dapat mengeluarkan bau dan sangat berisiko jika
dipakai masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Seperti: kulit
gatal-gatal dan menimbulkan penyakit lain kalau menggunakan air dari rendaman
getah karet itu.”Tuturnya.
Oleh sebab itu, Pemkab PALI menghimbau supaya masyarakat untuk tidak lagi
merendam getah karet di sungai maupun di embung-embung penampungan air.
Lanjutnya Ferdian, kedepan, Pemkab PALI akan mengupayakan menyambungkan
air bersih dari PDAM ke desa-desa, di prioritaskan desa yang mengalami kriris
air bersih.
Selain itu, bahwa saat ini sedang dibahas Raperda pendirian perusahaan daerah
air minum Tirta Anugerah oleh DPRD Kab.PALI. Sehingga dengan adanya Perda
Perusda PDAM di PALI untuk dapat
memenuhi kebutuhan air bersih,
termasuk penyaluran ke desa-desa. “Untuk saat ini, pihaknya terkendala
pengelolaan PDAM yang masih dikelola Pemkab.Muara Enim, Kabupaten Induk
Kabupaten PALI.”Tandasnya Ferdian.
“Jika sudah darurat, meminta Kepala Desa melalui Camat segera
sampaikan ke Pemkab.PALI. Kita akan cari solusi untuk mengatasi kesulitan
tersebut.”Ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan tetap
melakukan pemantauan terkait kekurangan air bersih. Bahkan pihaknya akan
mendekati perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah sekitar untuk
berpartisipasi mengatasi krisis air bersih, hal itu sebagai salah satu solusi cepat
mengatasi krisis air bersih.”Tandasnya Junaidi. (TS/FN)
mengatakan, krisis air bersih mulai melanda sebagian wilayah Kabupaten PALI,
seperti seperti di Desa Muara Ikan Kecamatan Penukal Utara. Warga harus
berjalan sejauh kiloan meter mendapatkan air bersih dengan berjalan kaki menuju
sumber mata air yang berada di tengah hutan.”Katanya
“Untuk memenuhi kebutuhan mencuci dan mandi, warga setempat harus ikhlas
menggunakan air dalam sungai yang telah bercampur air getah karet yang
kotor dan berbau.”Ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Senin (7/8/2017).
Jika musim kemarau, warga
kekurangan air bersih. Sumur-sumur kami kering, dan untuk keperluan
minum, kami harus kedalam hutan menuju mata air satu-satunya di desa kami.
Jaraknya cukup jauh, medan menuju ke sana juga bertebing.’Tambahnya Maryam
Sementara itu, Kepala Desa Muara Ikan, Pausy Ahmad, mengatakan, meminta kepada
Pemerintah Kabupaten PALI (Pemkab PALI) untuk membantu memberikan
solusi kepada warganya yang setiap kemarau langganan mengalami krisis air
bersih.”Katanya.
Menurutnya, jika bangun atau membuat sumur bor, diwilayah kecamatan penukal
utara selalu gagal. Sebab, sudah berulang kali kami coba, bahkan
program Pamsimas juga gagal di desa ini, karena susah mendapatkan mata air.
Kami berharap Pemkab PALI menyambungkan air PDAM dari Tempirai untuk dialirkan
ke rumah-rumah warga.”Ujarnya.
Selama ini, warga hanya pasrah dan
menjalani hidup dalam krisis air bersih dimusim kemarau ini. jadi
warga tidak kaget lagi kekurangan air bersih, karena sudah terbiasa,
kekeringan di musim kemarau.”Tandasnya Pausy.
Sementara itu, secara terpisah saat dikonfirmasi wartawan, Wakil Bupati PALI Ferdian
Andreas Lacony MM, mengatakan, menghadapi musim kemarau,
Pemkab.PALI segera mencari solusi untuk mengatasi permasalahan krisis air
bersih untuk masyarakat di Kab.PALI. Salah satunya, mulai dari
mengupayakan program-program penyediaan air bersih untuk masyarakat dengan
memanfaatkan embung-embung penampungan air.
“Dengan memanfaatkan embung-embung penampungan air, maka masyarakat dapat
menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari.”Katanya Ferdian, Selasa (8/8/2017).
Menurutnya Ferdian, bahwa kebiasaan masyarakat merendam getah karet di sungai
maupun embung-embung penampungan air, menjadi salah satu penyebab kekurangan
air bersih. Seharusnya embung penampungan air harus bersih dari rendaman getah
karet, supaya saat kemarau airnya dapat dimanfaatkan.
“Getah karet yang direndam masyarakat di sungai maupun embung-embung
penampungan air, dapat mengeluarkan bau dan sangat berisiko jika
dipakai masyarakat untuk keperluan sehari-hari. Seperti: kulit
gatal-gatal dan menimbulkan penyakit lain kalau menggunakan air dari rendaman
getah karet itu.”Tuturnya.
Oleh sebab itu, Pemkab PALI menghimbau supaya masyarakat untuk tidak lagi
merendam getah karet di sungai maupun di embung-embung penampungan air.
Lanjutnya Ferdian, kedepan, Pemkab PALI akan mengupayakan menyambungkan
air bersih dari PDAM ke desa-desa, di prioritaskan desa yang mengalami kriris
air bersih.
Selain itu, bahwa saat ini sedang dibahas Raperda pendirian perusahaan daerah
air minum Tirta Anugerah oleh DPRD Kab.PALI. Sehingga dengan adanya Perda
Perusda PDAM di PALI untuk dapat
memenuhi kebutuhan air bersih,
termasuk penyaluran ke desa-desa. “Untuk saat ini, pihaknya terkendala
pengelolaan PDAM yang masih dikelola Pemkab.Muara Enim, Kabupaten Induk
Kabupaten PALI.”Tandasnya Ferdian.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab.PALI (BPBD Kab.PALI),
Junaidi Anwar, mengatakan, saat ini
pihaknya sudah menghubungi Camat Penukal Utara, sebagai kepala wilayah
untuk mendata dan mengecek ke lapangan sejauh mana kesulitan warga akan air
bersih.
Junaidi Anwar, mengatakan, saat ini
pihaknya sudah menghubungi Camat Penukal Utara, sebagai kepala wilayah
untuk mendata dan mengecek ke lapangan sejauh mana kesulitan warga akan air
bersih.
“Jika sudah darurat, meminta Kepala Desa melalui Camat segera
sampaikan ke Pemkab.PALI. Kita akan cari solusi untuk mengatasi kesulitan
tersebut.”Ujarnya.
Selain itu, pihaknya akan tetap
melakukan pemantauan terkait kekurangan air bersih. Bahkan pihaknya akan
mendekati perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah sekitar untuk
berpartisipasi mengatasi krisis air bersih, hal itu sebagai salah satu solusi cepat
mengatasi krisis air bersih.”Tandasnya Junaidi. (TS/FN)
Komentar