LUAR BIASA! Anak Muda ini Sulap Limbah Jadi Miniatur Motor Klasik

Berita15 Dilihat
Dicky Rifalah dengan Miniatur Sepeda Motor Klasik (Foto: Mukhlis Dinillah)

PURWAKARTA-JABAR, SriwijayaAktual.com – Dua bulan terakhir ini Dicky Rifalah punya kesibukan
baru. Pemuda berusia 20 tahun tersebut menyulap limbah elektronik
menjadi karya seni berupa miniatur sepeda motor klasik. Kemampuan
merakit miniatur ini muncul secara otodidak.

Dicky mengulik
barang bekas menjadi miniatur motor tua di sebuah suang dekat rumahnya,
Kampung Tanjung Garut, RT04/RW02, Desa Cisaat, Kecamatan Campaka,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Jabar).

Pembuatan miniatur motor klasik ini
dilakukan di waktu luang usai bekerja sebagai tenaga harian lepas (THL)
di Puskesmas Campaka. “Saya bikin miniatur motor ini kalau sudah selesai
kerja. Barang-barang bekas elektronik yang ada saya bikin aja,” kata
Dicky saat diobrolin  Kamis (6/4/2017), dikutip detikcom.

Bahan baku digunakan untuk merakit miniatur motor ini terdiri komponen
komputer, DVD, dan barang elektronik lainnya. Semuanya merupakan barang
pribadi miliknya yang sudah rusak.
miniatur sepeda motor klasik-nya  Dicky

Lulusan SMK 1 Cibatu jurusan
Komputer Jaringan ini menuturkan, butuh waktu empat hingga tujuh hari
membuat miniatur motor klasik. Miniatur ukuran kecil lebih rumit
dibandingkan berukuran besar.

“Kalau yang kecil itu lebih rumit
dan detail, jadi butuh waktu agak lama. Paling lama satu minggu.
Kesulitan sih pas merekatkan bagian-bagiannya,” tutur Dicky.

Ia
mengaku, aktivitas meracik miniatur motor ini inspirasinya dari tayangan
video di YouTube. Setelah beberapa kali melihat videonya, muncul
niatnya membuat karya seni serupa. Motor vespa menjadi karya pertama
Dicky.

Selama dua bulan terakhir ini, Dicky baru bisa menyelesaikan enam unit
miniatur motor klasik. Meski demikian, wujud replika kendaraan
racikannya itu baru mencapai 90 persen. Tinggal tahap akhir pengecatan
sebelum dipromosikan.

“Sejauh ini masih bikin-bikin saja dulu,
belum dijual. Soalnya masih dikembangkan kemampuannya,” ungkap anak
kedua dari dua bersaudara ini.

miniatur sepeda motor klasik-nya  Dicky

Keterampilan memanfaatkan limbah
jadi miniatur motor ini tak lepas dari dorongan orang tuanya yang
melihat barang bekas elektronik di rumahnya. Lalu sang ayah meminta
Dicky memanfaatkan limbah itu untuk membuat sesuatu bermanfaat.

“Ada
banyak barang bekas di rumah, saya minta Dicky bikin yang bisa
bermanfaat. Akhirnya jadi motor-motor,” ucap Karmita (45), ayah Dicky.

Anak bungsunya tersebut sudah memiliki bakat terampil sejak mengenyam
pendidikan SMK. “Jadi sebenarnya anak ini sudah punya basic, tinggal
didorong saja. Saya harap bisa berkembang terus,” tutur Karmita.

Dia
menginginkan keterampilan anaknya ini bisa terus berkembang. Bukan
hanya meracik miniatur motor saja, tapi mengulik barang bekas lainnya
yang bernilai jual. Selain itu, kelak Dicky bisa dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi pemuda sekitar.

“Jadi nanti kalau sudah
berkembang, Dicky bisa mengajarkan teman-temannya di kampung. Jadi
daripada main enggak jelas, lebih baik di arahkan ke kegiatan positif,”
ujar Karmita. 
(*)

Komentar