Berita  

Mantan Pemain Sepakbola Ini Kini Kerja Serabutan, Minta PSSI Cabut Hukuman Seumur Hidup

Awang%2BSetiawan
Agus ‘Awang’ Setiawan ingin hukuman seumur hidup dicabut karena merasa tidak bersalah. (Zaini Arrosyid)

TEMANGGUNG-JATENG, SriwijayaAktual.com – Mantan pemain PSS Sleman, Agus ‘Awang’ Setiawan (33) kini kerja
serabutan setelah dihukum seumur hidup tidak boleh berkecimpung di
sepakbola seumur hidup. Ia memohon PSSI mencabut hukumannya karena ia
tidak terlibat dalam pengaturan pertandingan di ‘Sepakbola Gajah’ yang
terjadi tahun 2014 silam.

Kepada wartawan, Awang mengatakan gol yang diciptakannya ke gawang
sendiri tidak sengaja dilakukan. Gol tersebut akibat dirinya kalut saat
dikejar sejumlah pemain PSIS. Ia kemudian mengumpankan bola itu ke arah
kiper.
“Lalu saya umpankan dengan kaki kiri ke depan gawang,
rupanya kiper tidak ada di tempat yang seharusnya dia berposisi, bola
masuk,” kata Awang di Temanggung, Kamis (10/01/2018).
Dia melanjutkan tendangan kaki kirinya buruk dan tidak kuat, sebagai
pemain gelandang kuat di tendangan di kaki kanan. Maka itu tidak mengira
umpan ringan itu akan masuk. Peristiwa itu sangat mengejutkan, bahkan
dirinya divonis Komdis PSSI terlibat dalam pengaturan pertandingan.
Pertandingan Sejak Awal Tidak Sehat
Agus ‘Awang’ Setiawan menyampaikan sedari awal pertandingan sudah
tidak sehat. Pemain kedua tim hanya main-main umpan teman, dengan tanpa
menyerang. Wasit sudah diberitahu pemain di lapangan untuk menghentikan
pertandingan, tetapi tidak mau dengan tetap meminta terus bermain.
Saat rehat babak pertama, di dalam ruang ganti sudah tidak ada
pelatih yang ada asisten pelatih dan manajer. Sebelum kembali bermain
pada pemain dipesan jangan menang dengan PSIS. “Yang keluar terakhir
dari ruang ganti Hermawan, teman-teman sudah ada di lapangan,” katanya.
Bapak satu anak ini melihat ada sebuah kejanggalan, beberapa saat
sebelum Hermawan melakukan tendangan bunuh diri yang membuat PSIS unggul
1-0. Kejanggalan itu yakni nampak ada semacam kode dari team bench.
“Kalau saya faktor kalut dan panik, kalau Hermawan ada semacam kode,” katanya.
Siap Jika Akan Dipanggil Satgas Anti Mafia Bola
Dia mengaku tidak takut akan dipanggil Satgas Anti Mafia Bola, justru
akan dengan senang hati menyampaikan apa yang terjadi disaat
pertandingan semifinal Divisi Utama, yang berlangsung di Sasana Krida
Akademi Angkatan Udara, Minggu (26/10/2014) itu.
Saat itu PSS menang 3-2 atas PSIS, semua gol merupakan gol bunuh
diri. Manajemen PSS tidak ingin bertanding bertanding melawan Borneo FC,
padahal pemain siap bermain dengan tim manapun.
Tekad Awang itu diakukan untuk membersihkan dirinya dari tudingan
selama ini dan demi sepak bola yang lebih baik kedepan. Untuk bermain
sepak bola profesional, sudah tidak memungkinkan mengingat umur dan
stamina yang tidak prima lagi, namun yang terpenting baginya adalah
sepak bola bersih dari mafia dan dirinya menjadi tumbalnya. 
Tidak Ingin Dihakimi Anak
Saat ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia kerja serabutan,
misalnya menjadi makelar batu bata, pasir, media tanam untuk jamur dan
lainnya. Dicabutnya hukuman seumur hidup sedikit banyak meringankan
beban psikologisnya.
“Saya merintis karier sepakbola dari kecil, namun pupus sudah karena
cap pemain sepakbola gajah,” katanya. Anak lelakinya yang kini merintis
pemain sepakbola juga seringkali menghakimi dirinya sebagai pelaku gol
bunuh diri disengaja pada sepakbola gajah.

Baca Juga: Ini Nah! Jadwal Lengkap Babak 32 Besar Kratingdaeng Piala Indonesia 2018

Penghakiman ini sangat menyakitkan, maka itu dirinya memohon untuk
penghapusan hukuman dan PSSI membersihkan namanya.”Saya akan ungkap yang
terjadi, saya tidak ingin dihakimi anak, saya tidak sengaja memasukkan
bola,” katanya. (Osy/KRj)