![]() |
proses belajar membatik para siswa siswi TK Labschool Unnes |
KENDAL-JATENG, SriwijayaAktual.com – Memiliki keterbelakangan mental bukan menjadi
penghalang seseorang untuk berkreasi. Buktinya, para anak berkebutuhan
khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Surya Bangsa Limbangan mampu
membuat Batik Kaleng Bekas.
penghalang seseorang untuk berkreasi. Buktinya, para anak berkebutuhan
khusus (ABK) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Surya Bangsa Limbangan mampu
membuat Batik Kaleng Bekas.
Ya, para ABK ini menciptakan batik cap yang
alat capnya dibuat dari plat kaleng. Ternyata lebih praktis dan hasilnya
juga tak kalah menarik dengan batik cap pada umumnya. Justru hal itu
untuk memudahkan siswa ABKD dalam membatik.
“Untuk membimbing anak-anak berkebutuhan
khusus ini memang tidak mudah. dibutuhkan kesabaran ekstra, terutama
bagi mereka anak yang hiperaktif,” Kepala SLB Surya Bangsa, Kuncoro, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah (Jateng),
Kamis (6/4/2017).
Dipilihnya batik cap dengan pertimbangan tidak
beresiko bagi siswanya yang ABK. “Walaupun butuh waktu, tapi berkat
kesabaran, akhirnya anak-anak bisa mengerjakan dengan baik. Hasilnya pun
sudah bisa dijual atau dipasarkan,” tuturnya.
Hasil karyanya, selain dijual di kalangan
sendiri, juga ada yang ditipkan di toko, mini market, dan juga kerap
dipamerkan pada acara UMKM. “Lumayan laris, hasilnya diperuntukkan untuk
kebutuhan mereka membantik lagi dan sebagian lainnya untuk siswa,”
jelasnya, dikutip laman Beritajateng.net.
Sekda Kendal Bambang Dwiono mengatakan,
pihak pemkab akan memberikan dukungan penuh bahkan secara khusus bagi
anak-anak berkebutuhan. Juga membantu fasilitas atau tempat khusus untuk
menjual produknya. “Kami akan upayakan pendampingan secara total, baik
biaya pengembangan, pemasaran, pameran dan penjualannya,” kata Sekda
Bambang.
Sementara itu, Ketua DPRD Kendal Prapto Utono
berharap, agar pemerintah memfasilitasi dan mengambil langkah-langkah
kongkrit bagi anak berkebutuhan khusus. Mulai dari pembinaan, pendanaan
dan pemasaran hasil produk ABK.
“Pemasaran ini perlu, karena tanpa dibantu
pemsaran. Sebab anak-anak itu tidak mungkin jualan sendiri,” tambahnya.
(*)
Komentar