Berita  

‘Mari Melihat Seksama Mesin Pencetak Uang Jadul di Museum Reksa Artha’

Museum Reksa Artha Terletak di Lebak Bulus, Jakarta Selatan

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Museum Reksa Artha memiliki koleksi barang-barang bersejarah yang
berhubungan dengan percetakan uang lama. Berikut foto-fotonya! 
Patung pahlawan perintis percetakan ORI (Oeang Republik Indonesia)
Widjojo Soetjipto dipamerkan sebagai penghormatan di Museum Reksa Artha.

Museum yang berlokasi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, ini dahulu merupakan gudang tinta PERURI.

Beberapa koleksi mesin pencetak uang di Museum Reksa Artha, Selasa (31/1/2017).

Museum Reksa Artha ini adalah milik PERURI (Percetakan Uang Republik
Indonesia) dan pendiriannya diprakasai oleh direktur utama PERURI, Wahyu
Hagono yang menjabat pada tahun 1974-1989. Sedangkan arti dari nama
Reksa Artha itu sendiri adalah ‘Reksa’ bermakna menjaga, ‘artha’ berarti
uang.

Seorang pekerja tengah melakukan perawatan terhadap mesin pencetak uang yang diproduksi sejak abad ke-20.

Selain koleksi uang ORI, Museum Reksa Artha juga menyimpan berbagai
macam alat berat yang digunakan untuk mencetak rupiah, seperti mesin
pencetak uang, mesin potong, alat repro buatan Inggris, timbangan uang
logam dan mesin giling plat uang logam.

Pengunjung melihat salah satu koleksi mesin pencetak uang.

Uang yang didokumentasikan bukanlah uang yang seperti saat ini beredar
di tengah masyarakat, melainkan uang ketika zaman kemerdekaan hingga
masa orde baru.

Selain itu, ada juga hasil karya yang berupa bukan uang diantaranya
adalah stempel uang, buku tabungan, paspor, pita cukai, materai,
sertifikat tanah, dokumen sekuriti dan lukisan hasil imajinasi para
pejuang yang menempel di dinding mengelilingi museum.

Pada zaman kemerdekaan, uang itu bernama Oeang Republik Indonesia atau
lebih dikenal dengan ORI. ORI inilah yang menjadi saksi sejarah bangsa
dalam memperjuangkan kemapanan ekonomi sekaligus menggugurkan tiga mata
uang yang beredar sebelumnya, yaitu mata uang Jepang, mata uang de
Javasche Bank, dan mata uang Belanda (NICA).
*Museum Reksa
Artha, Saksi Sejarah yang Nyaris Tak Dikenali
”Lupa.

Mungkin diantara kita ada yang belum mengetahui jika setiap tanggal 30
Oktober diperingati sebagai Hari Keuangan Republik Indonesia. Tepatnya
68 tahun sejak 30 Oktober 1946, Bangsa Indonesia mengikrarkan alat
pembayaran resminya. Dahulu dikenal dengan nama Oeang Republik Indonesia
atau yang biasa disingkat ORI. Sejarah uang zaman kemerdekaan hingga
orde baru Indonesia itupun tersimpan rapi di sebuah museum yang bernama
Reksa Artha.
Terletak di Lebak Bulus, Jakarta Selatan,
Museum Reksa Artha masih berdiri kokoh sebagai sarana bernilai historis
tinggi yang digunakan sebagai dasar perjuangan masa lalu, masa kini,
dan masa yang akan datang. Meskipun saat ini bangunan museum terlihat
usang dan nyaris tidak dikenali, namun kehadirannya dapat dijadikan
sebuah informasi sejarah perjalanan uang Indonesia bagi generasi penerus
bangsa.
Museum Reksa Artha ini adalah milik
PERURI (perum Percetakan Uang Negara) dan pendiriannya diprakasai oleh
direktur utama Perum PERURI, Wahyu Hagono yang menjabat pada tahun
1974-1989. Sedangkan arti dari nama Reksa Artha itu sendiri adalah
“Reksa” bermakna menjaga, “artha” berarti uang.

Museum Reksa Artha memiliki koleksi
barang-barang bersejarah yang berhubungan dengan percetakan rupiah
Indonesia. Uang yang didokumentasikan bukanlah uang yang seperti saat
ini beredar di tengah masyarakat, melainkan uang ketika zaman
kemerdekaan hingga masa orde baru. Pada zaman kemerdekaan, uang itu
bernama Oeang Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan ORI. ORI
inilah yang menjadi saksi sejarah bangsa dalam memperjuangkan kemapanan
ekonomi sekaligus menggugurkan tiga mata uang yang beredar sebelumnya,
yaitu mata uang Jepang, mata uang de Javasche Bank, dan mata uang Belanda (NICA).
Selain koleksi uang ORI, Museum Reksa
Artha juga menyimpan berbagai macam alat berat yang digunakan untuk
mencetak rupiah, seperti mesin pencetak uang, mesin potong, alat repro
buatan Inggris, timbangan uang logam dan mesin giling plat uang logam.
Selain itu, ada juga hasil karya yang berupa bukan uang diantaranya
adalah stempel uang, buku tabungan, paspor, pita cukai, materai,
sertifikat tanah, dokumen sekuriti dan lukisan hasil imajinasi para
pejuang yang menempel di dinding mengelilingi museum.
Museum Reksa Artha adalah salah satu museum di Indonesia yang jarang
dikunjungi. Oleh karena itu, museum ini sering tutup sehingga pengunjung
harus membuat perjanjian sebelumnya jika ingin mengunjunginya. Mencari
museum ini memang susah-susah gampang. Walaupun lokasinya di pinggir
jalan, keberadaanya nyaris tak dikenali karena bangunannya yang tidak
terawat. Untuk itu jika Anda ingin bertandang ke tempat ini agar lebih
jeli mencarinya. Museum Reksa Artha terletak di Jalan Lebak Bulus No. 1,
Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Untuk menjangkaunya dapat
menggunakan bus Transjakarta koridor 8 jurusan Lebak Bulus – Harmoni dan
turun di halte Lebak Bulus. [***]
*Informasi yang tertera dalam artikel di atas sesuai dengan kondisi pada 3 Desember 2014. 
Spesial Untuk Mu :  Presiden Jokowi Pemimpin Dunia Kedua di Jagat Maya