|
Masa Aksi KASBI Sumsel di Pelataran Monpera Palembang (1/5/2017) |
PALEMBANG, SriwijayaAktual.com – Hari buruh sedunia (May Day) yang jatuh di tanggal 1 Mei tidak saja
memberi makna sejarah yang mengingatkan kita tentang rentan perjuangan
buruh di abad ke-19 ini.
Dalam Hal ini May Day Tahun 2017. Bukan saja buruh di Daerah lainya, di Kota di Provinsi Sumatera Selatan, berbagaimacam organisasi buruh melakukan aksi unjuk rasa peringatan May Day Tahun 2017.
“Salah satunya dari organisasi buruh Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Koordinator Wilayah Sumsel (Korwil Sumsel) yang dipimpin oleh koordinator aksi Thomas Untung Ribut dan Dody Apriyanto dibawah ini, yang melakukan aksi unjuk rasa di Kota Palembang dengan titik kumpul di Benteng Kuto Besak (BKB), dan aksi unjuk rasa di palataran Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera) Kota Palembang dan Simpang Lima lampu Merah DPRD Sumsel dengan jumlah masa sekitar 1.000 orang element buruh yang tergabung dalam organisasi buruh KASBI Sumsel, Senin (1/5/2017).
Dalam membacakan orasi tuntutan May Day 2017 KASBI Sumsel, Thomas Untung Ribut, mendesak, antara lain:
1. Tolak Sistem Pemagangan, Cabut Permenker No. 36 Tahun 2016.
2. Cabut PP 78 Tahun 2015 (PP Upah Murah)
3. Cabut Inpres No. 9 Tahun 2013
4. Hentikan kekerasan diskriminalisasi terhadap buruh perempuan
5. Optimalisasi kinerja pengawasan ketenagakerjaan
6. Bongkar kebobrokan Pengadilan Hubungan Industial
7. Angkat seluruh tenaga honor/pegawai tidak tetap pemerintah menjadi Pegawai Neri Sipil tanpa terkecuali
8. Lindungi buruh migrant Indonesia beserta kekuarganya.
|
Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Agung Budi Maryoto MSi dan Kapolresta Palembang, AKBP Wahyu Bintono Hari Bawono besera jajaranya menemui pengunjukrasa jelang aksi selesai, mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas berlangsungnya aksi unjuk rasa KASBI Sumsel dalam rangka peringatan may Day 2017 dengan tertib dan aman |
Selain itu, dalam
momentum May Day kali ini, selain tuntutan di atas Konfederasi KASBI Sumsel
juga mengusung SPULTURA (Sepuluh Tuntutan Buruh dan Rakyat), diantaranya:
1. Hapus sistem kontrak dan outsourcing.
2. Tolak upah murah: berlakukan upah layak nasional
3. Stop PHK, UNION Busting dan kriminalisasi anggota dan peengurus serikat
4. laksanakan hak buruh perempuan dan lindungi buruh migran indonesia
5. Tangkap dan adili pengusaha nakal
6. Jaminan sosial bukan asuransi sosial
7. Turunkan harga BBM dan Sembako
8. Pendidikan gratis dan kesehatan untuk rakyat
9. Tolak privatisasi, bangun industri nasional
10. Tanah dan air untuk kesejahteraan rakyat.
Berita Terkait: Aksi Peringatan May Day 2016 Di Kota Palembang
Selain berorasi, pengunjukrasa dari buruh KASBI Sumsel juga membentangkan spanduk bertuliskan: Konfederasi Kongres Aliansi Serikat
Buruh Indonesia (KASBI) Muda Berani Militan, May Day Adalah Momentum
Perlawanan, Didiklah Rakyat Dengan Berorganisasi, Didiklah Penguasa
Dengan Perlawanan, Bangun Kesadarann Buruh dan Rakyat, Rebut
Kesejahteraan, Kami Bukan Budak Kami Juga Rakyat Yang Merdeka, Bongkar
Pengadilan Hubungan Internasional, Tolak Privatisasi, Bangun Industrial
Nasional Dalam Negeri Untuk Kesejahteraan Rakyat.
|
Dody Apriyanto |
Sementara itu, saat diwawancarai Sriwijaya Aktual, koordinator aksi 1, Dody Apriyanto, mengatakan, rakyat Indonesia, wong cilik dalam hal ini buruh atau pekerja heran sama Pak Presiden Jokowi, kaum buruh minta naikan Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk buruh tidak bisa, alasanya ya banyak alasanya seperti karena divisit anggaran dan lain-lain. Namun Presiden kita ini Pak Jokowi sepertinya getol banget, berani atau hobi banget hutang dengan Negara Luar Negeri sana.
Baca Juga: Presiden RI Jokowi Sarankan BUMN Jual Aset Untuk Topang Pembangunan Infrastruktur
“Dengan alasan berhutang untuk pembangunan infrastruktur hingga ke pelosok-pelosok Desa di Negara Indonesia. Okelah bagus untuk pembangunan infrastruktur itu, namun ya jangan sering sekali berhutang hingga ribuan Triliun Rupiah saat ini. Kami, rakyat biasa ini cemas bahkan pesimis putus asa, lah nanti bayarnya bagaimana, pakai apa, Piye Pak Jokowi?, Ngalir saja yo sesuai dengan pendapatan Negara Indonesia kita ini dulu saja, tentu dengan pembangunan infrastruktur dengan menggunakan aset atau income pendapatan Negara Indonesia,misal jika kurang dan berhutang juga hanya sebatas untuk tambahan saja, tidak terkesanya seperti saat ini total hutang semua di luar Negeri untuk pembangunanya.”Tandasnya Dody dengan raut muka sendu down. (Art)