Agus Sutikno, pendeta nyentrik yang akrab dengan kaum pinggiran. (Metrosemarang/fariz fardianto) |
dikenali di Kampung Pandean Lamper, Semarang Timur. Tapi pada Kamis
(9/3/2017), kondisi kampung tersebut cenderung sepi. Pemandangannya sangat
kontras dibanding malam hari di mana banyak penjaja seks mangkal di
rumah-rumah bordil.
setempat. Sekilas perawakannya terlihat seram. Tubuhnya tinggi kurus
serta berambut gondrong tak nampak seperti seorang pendeta Kristen.
pekerja seks. Orangtuanya membuka jasa panti pijat sedangkan mereka
putus sekolah,” kata Agus.
permasalahan sosial. Kampung itu dihuni ragam masyarakat yang punya
masalah sangat kompleks.
rumah-rumah pengemis dan pemulung, belum lagi ODHA (Orang dengan HIV
AIDS) dan anak pekerja seks. Makanya saya mencoba mengangkat harkat
hidup mereka,” tuturnya.
berusaha pasang badan untuk membiayai sekolah mereka. Ini baginya misi
Tuhan yang patut dijalankan oleh tiap pemula agama, khususnya kalangan
gerejawi seperti dirinya.
yang pindah agama. Saya hormati semuanya. Tidak ada kristenisasi. Ini
misi Tuhan demi mengasihi umat manusia,” kata pendeta Kristen Pantekosa
Semarang itu, saat mengingat perjuangannya dengan mata berkaca-kaca.
secara sukarela tergerak mendatangi dirinya. Ada yang membawa uang ala
kadarnya. Tapi ada pula yang menyumbangkan tenaganya demi membantunya
menolong sesama manusia.
sekolah. “Hati saya tersentuh melihat bagaimana ratusan anak terbelenggu
dalam lingkungan yang kumuh. Saya membiayai sekolahnya sampai SMK,”
akunya.
pekerja seks, tapi berhak mengenyam pendidikan setinggi mungkin,”
cetusnya.
menganggap bila kebanyakan pendeta Kristen terjebak dogma yang mengakar
sejak puluhan abad. Sehingga mereka tak terima jika ada rekannya yang
bersikap berbeda dengannya.
berkhutbah di mimbar. Melainkan harus mampu bersosialisasi dengan
masyarakat luas.
pendeta harus meneladani Yesus, berbaur dengan warga miskin sehingga
bisa menyampaikan misi Tuhan,” katanya, dikutip Metrosemarang.
memutus mata rantai pelacuran yang melekat. Dengan mengenyam pendidikan,
para bocah bisa menggapai sukses layaknya masyarakat umum lainnya.
(*)
*Ambil Sisi Positifnya