Ilustrasi |
(Menkominfo) Rudiantara memblokir aplikasi media sosial Telegram gara
gara dipakai ISIS jadi pro kontra. ISIS memang menggunakan Telegram channel untuk melakukan komunikasi dengan jejaringnya.
Habib menegaskan menutup Telegram tidak akan menyelesaikan masalah.
“Bukan aplikasinya yang harus diblokir tapi kontennya yang diawasi, ”
tegas Ridlwan kepada Tribunnews.com, di Jakarta (14/7/2017), dikutip dari tribunnews. .
menyusup ke grup Telegram mereka.
intelijen jauh lebih sulit, ” kata alumni S2 Kajian Intelijen UI
tersebut.
metode saja. ISIS punya banyak cara untuk berkomunikasi, dengan WA,
dengan Line, dengan aplikasi media sosial yang lain.
umum. “Publik jadi marah pada pemerintah, suasana itu yang ditunggu
ISIS, yakni saat rakyat marah pada negara, ” kata Ridlwan.
diktator. Apa pak Menteri ingin Presidennya dibenci rakyat ? ” ujar
Ridlwan.
instansi terkait. “Ranah Kominfo tidak disitu, itu ranah intelijen
siber, Lembaga Sandi Negara yang akan menjadi Badan Sandi dan Siber
Negara, bukan ranah Kominfo, ” tegas Ridlwan.
media, pak Jokowi punya Vlog,masak menterinya justru memblokir, ”
katanya.
Rudiantara. “Mereka pasti akan menemukan cara baru, Menkominfo tidak
menyelesaikan masalah terorisme justru memperkeruh suasana media sosial,
” katanya.
sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram hingga
Youtube jika mereka tidak menutup akun-akun yang berisi muatan
radikalisme.
memiliki muatan radikalisme, sepanjang 2016 hingga 2017 baru 50 persen
dipenuhi. Ini sangat mengecewakan,” ujar Rudiantara usai acara
antiradikalisme di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat (14/7/2017). (***)