Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Kritik Kebijakan Perikanan di Lembata

Berita98 Dilihat
Foto; Susi Puji Astuti
LEMBATA-NTT, SriwijayaAktual.com – Dua  hari
berada di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, Jumat (10/6/2016)dan Sabtu (11/6/2016), Menteri Kelautan dan
Perikanan  Susi Puji Astuti mengeritik sejumlah kebijakan pembangunan pariwisata
dan perikanan di Kabupaten Lembata.
Selain mengeritik,
sejumlah bantuan pun dijanjikan untuk nelayan. Namun Menteri Susi meminta
bantuan yang diberikan pemerintah pusat dikompensasi dengan perubahan perilaku
mencegah pengrusakan ekologi laut.
“Laut
harus betul dijaga, pindahkan koralnya atau rehabilitasi terumbu karang, supaya
restorasi bisa berjalan. Sudah dua hari disini bosan juga pa, persoalannya,
Laut cantik tapi isinya tidak ada. Makanya dibikin dalemnya biar orang asing
bisa berenang, nyelem dan betah lama-lama disini. Ikan paus bisa dipake buat
promosi wisata tapi jalan harus diperbaiki tentunya,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susi
mencontoh Labuan Bajo, dengan surga bawah lautnya mampu mendatangkan 95 Ribu
Wisatawan Per Tahun, karena kesetiaan warganya menjaga kelestarian ekologi
laut. 

“Labuan
Bajo turisnya sudah banyak sekali. Masuk di labuan Bajo 95 ribu wisatawan per
tahun. Kalau dihitung satu orang 5 juta saja, itu sudah uang besar untuk Labuan
Bajo.
Caranya, dijaga lautnya. Jangan cari ikan napoleon, kerapu, tuna, sunu dibom
atau portas, ya habis lautnya. Bakau juga jangan ditebang. Karena plangton
banyak, serangga banyak, Bayi ikan tidak perlu disuap, akan cari makan
sendiri,” ujar Menteri Susi.
Selain itu, Susi pun mengeritik Pabrik Tepung ikan di Hukum, Desa Pada, Kecamatan Nubatukan,
Kabupaten Lembata. Perusahaan ini diresmikan Bupati Lembata, Eliazer Yentji
Sunur. Pabrik Tepung ikan ini mengumpulkan ikan Tuna dan Tongkol untuk digiling
menjadi tepung ikan.
“Ikan
tuna, tongkol digiling gitu aja sayang, di Jawa 50 ribu per kilogram,”
ujar Menteri Susi.
Menteri Susi
menjanjikan bantuan alat penyimpanan dingin untuk mengantar pulaukan ikan, 50
unit pool and line, ice plate dan berkoordinasi dengan kementerian perumahan
Rakyat (PUPR) untuk membangun perumahan nelayan.

“coll
store, mudah-mudahan tahun ini. Dibikinkan KUD dulu karena dikelola oleh KUD.
Buat koperasi dulu pa. Ice plate segera dikirimkan udah siap, alat tangkap
profesional, pool and line, kapalnya tidak perlu besar, nanti saya mintakan pa
Zulfikar untuk siapkan sekitar 50 unit Pool and line untuk lembata. Perumahan
Nelayan Pa Bupati minta di DAK saja, nanti saya sampaikan menteri PUPR, karena
Lembata membutuhkan perumahan untuk Nelayan,” ujar Menteri Susi

Sumber, Media Indonesia

“coll
store, mudah-mudahan tahun ini. Dibikinkan KUD dulu karena dikelola
oleh KUD. Buat koperasi dulu pa. Ice plate segera dikirimkan udah siap,
alat tangkap profesional, pool and line, kapalnya tidak perlu besar,
nanti saya mintakan pa Zulfikar untuk siapkan sekitar 50 unit Pool and
line untuk lembata. Perumahan Nelayan Pa Bupati minta di DAK saja, nanti
saya sampaikan menteri PUPR, karena Lembata membutuhkan perumahan untuk
Nelayan,” ujar Menteri Susi. – See more at:
http://mediaindonesia.com/news/read/50629/menteri-susi-kritik-kebijakan-perikanan-di-lembata/2016-06-13#sthash.p5dt0XKI.dpuf

DUA
hari berada di Lembata, NTT, Jumat (10/6)dan Sabtu (11/6), Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Puji Astuti mengeritik sejumlah kebijakan
pembangunan pariwisata dan perikanan di Kabupaten Lembata.
Selain
mengeritik, sejumlah bantuan pun dijanjikan untuk nelayan. Namun Menteri
Susi meminta bantuan yang diberikan pemerintah pusat dikompensasi
dengan perubahan perilaku mencegah pengrusakan ekologi laut.
“Laut
harus betul dijaga, pindahkan koralnya atau rehabilitasi terumbu
karang, supaya restorasi bisa berjalan. Sudah dua hari disini bosan juga
pa, persoalannya, Laut cantik tapi isinya tidak ada. Makanya dibikin
dalemnya biar orang asing bisa berenang, nyelem dan betah lama-lama
disini. Ikan paus bisa dipake buat promosi wisata tapi jalan harus
diperbaiki tentunya,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susi mencontoh
Labuan Bajo, dengan surga bawah lautnya mampu mendatangkan 95 Ribu
Wisatawan Per Tahun, karena kesetiaan warganya menjaga kelestarian
ekologi laut.
“Labuan Bajo turisnya sudah banyak sekali. Masuk di
labuan Bajo 95 ribu wisatawan per tahun. Kalau dihitung satu orang 5
juta saja, itu sudah uang besar untuk Labuan Bajo.
Caranya, dijaga
lautnya. Jangan cari ikan napoleon, kerapu, tuna, sunu dibom atau
portas, ya habis lautnya. Bakau juga jangan ditebang. Karena plangton
banyak, serangga banyak, Bayi ikan tidak perlu disuap, akan cari makan
sendiri,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susipun mengeritik Pabrik
Tepung ikan di Hukum, Desa Pada, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata.
Perusahaan ini diresmikan Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur. Pabrik
Tepung ikan ini mengumpulkan ikan Tuna dan Tongkol untuk digiling
menjadi tepung ikan.
“Ikan tuna, tongkol digiling gitu aja sayang, di Jawa 50 ribu per kilogram,” ujar Menteri Susi.
Menteri
Susi menjanjikan bantuan alat penyimpanan dingin untuk mengantar
pulaukan ikan, 50 unit pool and line, ice plate dan berkoordinasi dengan
kementerian perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun perumahan nelayan.
Spesial Untuk Mu :  Mengintip Aktivitas Warga Kampung Mualaf Peninggalan Belanda

– See more at:
http://mediaindonesia.com/news/read/50629/menteri-susi-kritik-kebijakan-perikanan-di-lembata/2016-06-13#sthash.Vf9KYBJS.dpuf

DUA
hari berada di Lembata, NTT, Jumat (10/6)dan Sabtu (11/6), Menteri
Kelautan dan Perikanan Susi Puji Astuti mengeritik sejumlah kebijakan
pembangunan pariwisata dan perikanan di Kabupaten Lembata.
Selain
mengeritik, sejumlah bantuan pun dijanjikan untuk nelayan. Namun Menteri
Susi meminta bantuan yang diberikan pemerintah pusat dikompensasi
dengan perubahan perilaku mencegah pengrusakan ekologi laut.
“Laut
harus betul dijaga, pindahkan koralnya atau rehabilitasi terumbu
karang, supaya restorasi bisa berjalan. Sudah dua hari disini bosan juga
pa, persoalannya, Laut cantik tapi isinya tidak ada. Makanya dibikin
dalemnya biar orang asing bisa berenang, nyelem dan betah lama-lama
disini. Ikan paus bisa dipake buat promosi wisata tapi jalan harus
diperbaiki tentunya,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susi mencontoh
Labuan Bajo, dengan surga bawah lautnya mampu mendatangkan 95 Ribu
Wisatawan Per Tahun, karena kesetiaan warganya menjaga kelestarian
ekologi laut.
“Labuan Bajo turisnya sudah banyak sekali. Masuk di
labuan Bajo 95 ribu wisatawan per tahun. Kalau dihitung satu orang 5
juta saja, itu sudah uang besar untuk Labuan Bajo.
Caranya, dijaga
lautnya. Jangan cari ikan napoleon, kerapu, tuna, sunu dibom atau
portas, ya habis lautnya. Bakau juga jangan ditebang. Karena plangton
banyak, serangga banyak, Bayi ikan tidak perlu disuap, akan cari makan
sendiri,” ujar Menteri Susi.
Menteri Susipun mengeritik Pabrik
Tepung ikan di Hukum, Desa Pada, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata.
Perusahaan ini diresmikan Bupati Lembata, Eliazer Yentji Sunur. Pabrik
Tepung ikan ini mengumpulkan ikan Tuna dan Tongkol untuk digiling
menjadi tepung ikan.
“Ikan tuna, tongkol digiling gitu aja sayang, di Jawa 50 ribu per kilogram,” ujar Menteri Susi.
Menteri
Susi menjanjikan bantuan alat penyimpanan dingin untuk mengantar
pulaukan ikan, 50 unit pool and line, ice plate dan berkoordinasi dengan
kementerian perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun perumahan nelayan.
Spesial Untuk Mu :  Lagi!! Ada Warga Desa di Kab.Muba ini Deklarasikan Dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf Amin Pilpres 2019

– See more at:
http://mediaindonesia.com/news/read/50629/menteri-susi-kritik-kebijakan-perikanan-di-lembata/2016-06-13#sthash.Vf9KYBJS.dpuf

Komentar