Berita  

Merebut Dan Berebut Dukungan Yusril Ihza Mahendra ….

antarafoto deklarasi dukungan untuk yusril 110916 agr 1
Deklarasi Dukungan Untuk Yusril, 110916 @antara

JAKARTA, SriwijayaAktual.com –Yusril Ihza Mahendra kini menjadi rebutan kandidat gubernur yang
bertarung pada Pilkada DKI 2017. Pasalnya, hanya Yusril yang dalam
beberapa survei mempunyai elektabilitas mendekati pasangan petahana
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat. 
“Beri saya waktu sebulan sampai 23 Oktober untuk mengamati sampai
ketiga paslon ditetapkan sebagai calon tetap,” kata Yusril kepada insan
media kemarin, sambil mengaku tim sukses salah satu pasangan sudah
melakukan lamaran politik.
Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) ini mengaku
peluang kegagalan calon saat ini masih terbuka; digondol KPK, dinyatakan
tersangka, atau tidak memenenuhi rangkaian tes oleh KPUD.
“Saya wait and see dulu,”  kata Yusril lewat akun Twitternya (27/09/2016).
Pada survei Stratakindo, yang dilakukan pada 2-10 September 2016,
Elektabilitas Top of Mind Yusril 19,8%, jauh mengungguli tokoh lain
seperti Tri Rismaharini yang hanya 5,2%. Yusril cuma kalah oleh Ahok
dengan perolehan 32,4%.
Masih dalam survei opini publik oleh Stratakindo, elektabilitas
Yusril dari sepuluh nama calon juga hanya berada di bawah Ahok dengan
26,8%. Dikerucutkan menjadi 5 nama, elektabilitas Yusril bertahan di
27%, berada di bawah Ahok yang memperoleh 43,2%.
Sementara itu, sebelumnya, dalam survei Charta Politika yang
dirilis medio Juni 2016, Yusril berada di urutan kedua ketimbang calon
lain. Elektabilitas Ahok mencapai 44,5 persen, sedangkan Yusril 7,8
persen.
Yusril digadang-gadang menjadi kuda hitam dalam Pilkada DKI 2017
sebelum akhirnya tersingkir karena tak ada satu pun partai yang mau
mengusungnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta hanya menerima
pendaftaran tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk
berlaga di pemilihan gubernur (pilgub) DKI 2017. Mereka adalah Basuki
Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), Agus Harimurti
Yudhoyono dan Sylviana Murni (Agus-Sylvi), serta Anies Baswedan dan
Sandiaga Uno (Anies-Sandi). 
Meskipun tersingkir, pesona Yusril sulit untuk dikatakan musnah
begitu saja. Hal ini karena lamanya Yusril melakukan sosialisasi
pencalonan, dan didukung pembelaan Yusril terhadap warga korban
penggusuran di meja hijau melawan pemerintah provinsi DKI.
Yusril membawa warga Bidara Cina menang atas Pemprov DKI dalam
gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dengan nomor
59/G/2016/PTUN-JKT terkait dengan penetapan lokasi sodetan Kali Ciliwung
yang berubah dari ketentuan sebelumnya tanpa pemberitahuan kepada
warga.
Dalam pembacaan putusan di PTUN Jakarta, Senin 26 April 2016,
majelis hakim memenangkan warga Bidara Cina karena menganggap SK
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait penetapan lokasi
untuk pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur telah
melanggar asas-asas pemerintahan.
Kasus selanjutnya adalah dukungan Yusril terhadap warga Luar
Batang dengan menjadi kuasa hukum. Yusril berjanji akan melawan
penggusuran warga RW 01, 02, dan 03 Kelurahan Penjaringan, Jakarta
Utara—dikenal sebagai Kampung Luar Batang—di meja hijau.
Untuk melawan Ahok, dukungan Yusril kepada salah satu calon
memungkinkan peralihan massa pendukung yang cukup signifikan. Yusril
bisa diplot untuk menjadi juru bicara, jurkam atau penasehat tim
pemenangan.
Secara informal, relawan pendukung Yusril sudah bergerak selama
beberapa bulan, meskipun pendeklarasian resmi baru dilakukan pada 28
Agustus 2016. Di sebuah restoran di Pulau Dua Senayan, Yusril meresmikan
relawan dengan nama Dukung Yusril Untuk Jakarta (Duta Yusril).
Beberapa relawan yang deklarasi mendukung Yusril adalah Relawan
Annisa, Yudisia, Jempol Rakyat, Rumah Relawan Jakarta, Banyu, Sahabat
Yusril, Sayap Yusril, Penyu, Rangers Yusril, Laskar Luar Batang, Gerakan
Pemuda Kamal Muara, dan Kobar.
Bamus Betawi yang diisukan hendak dibubarkan Ahok juga siap
mendukung Yusril. Jadi, Yusril sebenarnya sudah mempunyai tim di akar
rumput untuk suksesi pencalonan dirinya, yang mudah dialihkan untuk
mendukung pasangan Agus-Sylvi atau Anies-Sandi guna menantang Ahok.
Baca Juga Ini; Hikmah Yang Dipetik Yusril dari Gagalnya Menjadi Cagub Pada Pilkada DKI Jakarta 2017
Foto layar 092816 042832 PM%2BJonru
Jonru Ginting

Siapa paling mungkin menerima suara pendukung Yusril?
Meskipun Yusril belum menentukan keberpihakan, sebagian elemen pendukung sudah mulai ancang-ancang untuk menentukan sikap.
Pegiat medsos Jonru—bernama asli Jonriah Ukur Ginting
Ihza—misalnya secara terbuka bakal mengalihkan dukungan kepada pasangan
Anies Baswedan–Sandiaga Uno. Pria anti-Ahok yang memiliki ribuan
follower ini beralasan Anies-Sandi didukung oleh PKS.
Meskipun pada awalnya berat, menurut Jonru, pilihan
Anies-Sandiaga jauh lebih baik daripada pasangan lainnya seperti
Agus-Sylvia atau Ahok-Djarot.
“Dan saya memutuskan untuk memilih Anies-Uno. Bukan karena saya
menganggap mereka pemimpin terbaik. Namun saya beranggapan bahwa mereka
adalah yang paling lumayan di antara tiga calon yang ada. Saya tidak
memilih Ah-djrot karena Anda pasti tahu sebabnya” tulis Jonru di page
Facebook pribadinya, Sabtu (24/9/2016).
Tentu saja, Jonru hanya sebagian kecil dari pendukung Yusril.
Jadi, kasus ini tidak bisa dijadikan representasi liarnya arah pendukung
Yusril pascakegagalan pencalonannya.
Namun, Ahok-Djarot akan diuntungkan jika Yusril tak menentukan
sikap, atau bahkan jika pengacara kawakan itu menentukannya terlalu lama
karena relawan berpotensi tercerai-berai akibat cecaran informasi media
atau godaan kepentingan lainnya.  (*).

Sumber, Rimanews