dalamnya. Saking banyaknya suku-suku yang ada di Indonesia kita sampai
gak bisa hapal semua. Jangankan suku yang sering kita temui, suku-suku
pedalamannya juga luar biasa banyak.
Sebelumnya kita pasti sudah
lebih familiar dengan suku pedalaman seperti Suku Baduy, Suku Sasak dan
juga Suku Asmat. Ketiga suku itu bisa dibilang sebagai suku pedalaman
yang sudah banyak orang ketahui keberadaannya. Lagipula mereka sudah
tinggal menetap alias gak nomaden. Sistem sosial merekapun sudah jelas
dengan adanya kepala suku dan perangkat sukunya. Walaupun secara
penampilan dan sistem kemasyarakatannya yang memang masih jauh dari kata
modern.
Ada satu suku pedalaman yang belum banyak orang ketahui
ceritanya. Keberadaannya pun masih menjadi misteri karena suku ini
diketahui masih suka berpindah tempat atau sudah mengenal sistem bertani
dan bermukim. Belum banyak orang yang pernah bertemu dengan suku
pedalaman ini. Karena hal itu, rasa penasaran begitu sering mencuat
tentang suku ini untuk ditelisik lebih dalam. Suku ini adalah suku
lingon yang memiliki mata bewarna biru
ini memang masih menimbulkan banyak tanda tanya. Suku ini mendiami hutan
pedalaman Halmahera Timur yang berada di Provinsi Maluku Utara. Mungkin
kedengarannya hampir sama dengan keberadaan suku-suku pedalaman lain
yang tinggal di hutan dan masih jauh dari kata modern.
Salah satu
ciri yang membedakan Suku Lingon dengan suku lainnya adalah ciri-ciri
fisiknya yang sama sekali berbeda dengan ciri-ciri fisik orang Asia
Tenggara seperti kebanyakan orang Indonesia. Suku Lingon lebih mirip
dengan perawakan orang Eropa dengan ras Kaukasoid. Masyarakat Suku
Lingon memiliki ciri fisik seperti orang bule yaitu tubuhnya tinggi,
kulit putih, rambut pirang dan mata yang berwarna biru.
Misteri
ciri fisik masyarakat Suku Lingon itulah yang menjadi banyak
perbincangan dan penelitian lebih lanjut. Hal yang membuat Suku Lingon
menjadi begitu tertutup adalah anggapan dari suku-suku lain bahwa Suku
Lingon memiliki ilmu sihir yang lumayan mumpuni, hal itu juga yang
membuat mereka disegani.
Portugis yang bersembunyi ke dalam hutan jauh sebelum kemerdekaan
Indonesia. Namun sumber lain juga mengatakan bahwa Suku Lingon adalah
para korban kapal yang karam di sekitar Halmahera 300 tahun yang lalu.
Sebenarnya lebih masuk akal asal-usul kedua ya, karena memang ada bukti
sejarahnya bahwa ada kapal karam di dekat situ ratusan tahun lalu.
Menurut
cerita, suku Lingon sama sekali bukan merupakan suku yang ramah dan
bisa beradaptasi dengan orang luar. Mereka cenderung agresif dan
responsif. Hal itu mungkin dikarenakan ciri fisik mereka yang berbeda
sehingga mereka harus diperlakukan secara tidak adil dengan suku lain
setempat. Bahkan para wanita Suku Lingon sering diculik untuk diperistri
atau dijadikan budak.
Mungkin karena mereka selalu bersikap
defensif kepada orang luar dan selalu mencari cara agar kehidupannya
tidak terusik, mereka jarang diketahui oleh banyak orang. Mungkin juga
belum banyak orang yang pernah bertemu langsung dengan mereka. Bukan
mustahil bahwa kedepannya masyarakat Suku Lingon bisa bermasyarakat
dengan suku lain. Sudah barang tentu hal itu dibutuhkan sosialisasi yang
gak sehari dua hari. Kalau sudah bisa bersosialisasi dengan orang luar,
bisa jadi kita bisa mengetahui secara pasti dari mana mereka berasal. (*)