Sriwijaya Aktual – Setiap orang yang pernah menyaksikan film Contact yang dibintangi oleh aktris ternama Jodie Foster pasti mengenal nama SETI. Ini adalah sebuah institusi swasta yang memiliki tujuan utama untuk mencari kehidupan di luar Bumi melalui penggunaan teleskop radio. Dalam film yang didasarkan pada novel fiksi ilmiah oleh Carl Sagan, kontak pertama dengan kecerdasan dari luar angkasa atau yang lebih populer disebut alien, dilakukan melalui penerimaan sinyal radio yang kuat dari sistem perbintangan di konstelasi Vega.
Sinyal radio dari Vega itu berlangsung selama berminggu-minggu dan yang intinya memberikan instruksi untuk membangun sebuah mesin untuk mengunjungi sebuah peradaban luar Bumi.
Setelah banyak melalui hambatan serta skeptisme di birokrasi pemerintah yang berkembang di sekitar proyek, Foster akhirnya memilih untuk mengambil rancangan pesawat yang diberikan oleh alien. Setelah melakukan perjalanan luar angkasa melalui trans-media, Foster mendapat pengalaman luar biasa yang sayangnya tidak dapat dia buktikan pada siapapun sehingga dianggap tidak pernah terjadi. Film berakhir dengan banyak keraguan tentang validitas sinyal yang diterima Foster, apakah itu benar-benar datang dari ras alien atau bersumber dari manusia.
Film Contact adalah murni cerita fiksi ilmiah, namun tidak banyak yang tahu bahwa pada tahun 1977, sebuah sinyal radio yang nyata dari ruang angkasa terdeteksi yang kemudian mengirim gelombang kejut dahsyat pada komunitas ilmiah dan membuka kemungkinan yang sudah lama mengganggu pikiran umat manusia, bahwa sebenarnya kita tidak sendirian di alam semesta seperti yang diduga selama ini.
Ini adalah cerita di balik sinyal yang menghebohkan itu.
SETI
|
VLA New Mexico |
SETI adalah singkatan dari Search for Extraterrestrial Intelligence. Ketika kebanyakan orang mendengar nama SETI, mereka hampir selalu berpikir tentang teleskop radio raksasa seperti yang terdapat pada proyek VLA (Very Large Array) di New Mexico.
Akar dari pembangunan SETI dapat ditelusuri kembali pada sebuah artikel di majalah “Nature” edisi 1959, oleh Giuseppe Cocconi dan Philip Morrison, dua fisikawan dari Cornell University. Dalam artikel itu mereka menggambarkan cetak biru untuk menandai peradaban lain di alam semesta.
Cara terbaik menurut mereka adalah menggunakan radiasi frekuensi radio karena mudah dibuat dan dapat menempuh jarak yang sangat jauh hanya dengan sedikit input daya. Mereka juga merekomendasikan bahwa frekuensi sinyal didasarkan pada sesuatu yang melimpah-ruah di alam semesta: atom hidrogen, atau lebih khusus, frekuensi eksitasi hidrogen pada gelombang 1420 MHz.
Pada tahun-tahun berikutnya jaringan situs-situs teleskop radio dikembangkan diseluruh dunia dengan misi mencari sinyal radio dari peradaban luar bumi. Yang paling terkenal dari situs-situs tersebut mungkin adalah situs VLA di New Mexico.
The WOW ! Signal
|
The WOW ! Signal |
Pada tanggal 15 Agustus 1977, pada pukul 23:16 malam, sebuah sinyal radio terdeteksi oleh situs SETI di Ohio State University yang memenuhi deskripsi, tepat seperti yang dijelaskan oleh Cocconi dan Morrison. Sinyal itu ditangkap oleh salah satu dari dua piringan penerima teleskop radio di stasiun Big Ear. Namun ketika piringan penerima kedua diputar kearah posisi sinyal itu ditangkap oleh piringan penerima pertama, sinyal itu tidak ada. Selain itu tidak ada situs teleskop radio SETI lainnya yang mendeteksi sinyal itu.
Tiga hari kemudian seorang teknisi berhenti di lab untuk mencetak data dari stasiun Big Ear dan mengirimkannya ke rumah Dr Jerry Ehman untuk diperiksa. Setelah menganalisa data tersebut, Jerry melihat sesuatu yang mencengangkan yaitu sebuah sinyal tunggal yang telah dicatat oleh komputer dengan kode 6EQUJ5. Huruf dan angka digunakan untuk menggambarkan intensitas sinyal, dengan daya terendah mulai dari 0 hingga 9 diikuti dengan huruf A 10, B untuk 11, dan seterusnya.
Sebagaimana yang ditunjukkan ole data grafik baris kanan, sinyal dimulai pada intensitas 6 dan meningkat hingga ke U, yang merupakan sinyal yang paling intens yang pernah diterima oleh komputer teleskop stasiun Big Ear, sebelum jatuh kembali ke 5. Sinyal itu terdengar jelas naik mengatasi kebisingan latar belakang, seperti lampu kilat di malam hari.
Luar biasanya, sinyal itu terletak di frekuensi 1420 MHz dengan penyebaran yang sangat sempit. Dengan kata lain, sama persis dengan skenario yang dijelaskan oleh Cocconi dan Morrison dalam artikel di majalah “Nature” edisi 1959 !. Untuk mengekspresikan keheranannya, Jerry menulis kata “WOW !” dalam lembar cetakan. Dr. Ehman terus meneliti seluruh data, tapi sayangnya, sinyal tidak muncul lagi.
Setelah Itu
|
Lokasi The WOW ! Signal |
Setelah diteliti, terbukti sinyal tersebut datang dari arah konstelasi Sagitarius sebelah barat laut cluster globular M55. Tetapi peta bintang menunjukkan tidak ada apapun di sana dan tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskan bagaimana caranya sinyal itu bisa datang dari sana?. Semua sinyal lain yang naik di atas kebisingan latar belakang berasal dari bandwith satelit atau pesawat ruang angkasa, dan tidak pernah berasal dari frekuensi eksitasi hidrogen. Untuk memvalidasi WOW ! sinyal, SETI kemudian meneliti dan menyelidiki semua sinyal dari puing-puing ruang angkasa (debris), sinyal pesawat, transmisi satelit, sinyal televisi atau radio, yang terekam pada saat yang sama dan dikesampingkan.
Sebuah sinyal dapat dikatakan secara ilmiah kredibel, harus terdeteksi lebih dari sekali dan ditangkap oleh lebih dari satu penerima untuk menyingkirkan masalah elektronik atau gangguan. Tahun-tahun kemudian berlalu, namun tidak pernah ada sinyal lain yang seperti itu dan orang-orang masih menunggu penjelasan definitif tentang the “Wow !” Signal yang masuk akal. Hanya saja tidak ada penjelasan yang memuaskan, baik pada tahun 1977 maupun tahun-tahun berikutnya.
Masalahnya adalah bahwa sinyal itu atau yang semacamnya tidak pernah ditemui lagi dan tidak mungkin untuk menarik kesimpulan hanya dari satu titik data. Dalam film, sinyal diterima selama berminggu-minggu sehingga dapat diuraikan. Sayangnya, tidak ada kemewahan seperti dalam film Contact dalam kasus ini dan karena tidak pernah terulang, tidak ada kesimpulan yang pasti sehingga misterinya tetap bertahan sampai hari ini. (hubpages/tvsx)