Berita  

Motif Dibalik Teror Ulama & Pemuka Agama Mulai Terkuak!!, Versi?…

gila2
Ilustrasi

JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Masyarakat diharapkan tak perlu panik terhadap peristiwa
kekerasan terhadap pemuka agama belakangan ini. Pasalnya, Kepala Badan
Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ari Dono mengatakan bahwa
pihak kepolisian telah mendapatkan titik terang di balik teror yang
terjadi.
Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim, terdapat 21 peristiwa kekerasan terhadap pemuka agama, yaitu di Aceh, Banten, DKI Jakarta,
Yogyakarta. Masing-masing kota itu terjadi satu peristiwa. Namun di
Jawa Timur terjadi empat peristiwa dan Jawa Barat tercatat sebanyak 13
peristiwa.
“Hasil penelusurannya, seluruh peristiwa itu murni kriminal biasa.
Pelaku, modus hingga motifnya beragam dan tak ada kecenderungan seperti
yang selama ini jadi pembicaraan masyarakat. Justru masyarakat malah
terjebak dengan agenda sebenarnya jika terus membicarakan ini,” ujar Ari
di Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Hasil penyelidikan, ditemukan fakta bahwa apa yang selama ini disebar
di media sosial terkait teror kepada pemuka agama adalah hoax.
“Tujuan hoax itu justru untuk menggiring opini bahwa negara ini
sedang berada dalam situasi dan kondisi yang seolah-olah bahaya. Di
titik ini, masyarakat sebenarnya justru terjebak dalam skenario dari
sutradara hoaks itu,” tegas Ari.
Ari mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan, penyebaran hoax itu memang terstruktur dan sistematis.
“Misalnya saja, dari media sosial. Diketahui ada puluhan ribu artikel
pembahasan yang membahas dan berkorelasi dengan permasalahan
penyerangan ustaz, ulama dan tokoh agama,” ungkap Ari.
bareskrim motif di balik teror pemuka agama mulai terkuak
Komjen Pol Ari Dono
Isu tersebut lantas dikaitkan dengan isu kebangkitan PKI. Tujuannya
jelas, kata Ari, membuat kegaduhan dan kekacauan. Kabar bohong itu
lantas digelindingkan di berbagai flatform media sosial dan media massa.
“Akun-akun yang membahas hal tersebut dimotori beberapa akun yang sudah
dikantongi oleh Polri. Jadi, siap-siap saja jika masih terus menyebarkan
hoax seperti itu,” tegas Ari.
Dari penyelidikan selama ini, Bareskrim berhasil mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab dalam menyebarluaskan hoaks.
“Pengelompokkannya menjadi dua gugus. Pertama ada yang mencuatkan
hoax penculikan ulama, guru ngaji dan muadzin. Kedua melakukan
penghinaan terhadap tokoh agama,” urai Ari, dikutip dari liputan6.
Berdasarkan data yang dimiliki Bareskrim Mabes Polri, rentetan
penyebaran hoaks itu terlihat dari penangkapan yang telah dilakukan
belakangan ini. Terhitung sejak Januari hingga Februari 2018, sebanyak
26 pelaku penyebaran hoaks tertangkap.
“Tujuannya, tentu saja untuk memprovokasi masyarakat. Untuk itu
ditegaskan lagi agar masyarakat jangan mau diprovokasi lalu memprovokasi
ulang dengan menyebarkan kabar hoax seperti itu,” imbau Ari. [*]