![]() |
Kantor MUI (Net) |
JAKARTA, SriwijayaAktual.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi
Umat akan menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat dengan tema “Arus Baru
Ekonomi Indonesia” yang akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta, 22 April hingga 24 April 2017.
Umat akan menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat dengan tema “Arus Baru
Ekonomi Indonesia” yang akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta, 22 April hingga 24 April 2017.
“Insya Allah, kongres ini akan dibuka langsung oleh Presiden Joko
Widodo dan dihadiri setidaknya 12 menteri Kabinet Kerja,” ujar Ketua
Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat, M Azrul Tanjung, dalam rilis
yang diterima, Kamis (20/4/2017), seperti yang dilansir rimanews.
Widodo dan dihadiri setidaknya 12 menteri Kabinet Kerja,” ujar Ketua
Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Pusat, M Azrul Tanjung, dalam rilis
yang diterima, Kamis (20/4/2017), seperti yang dilansir rimanews.
Kongres itu juga akan dihadiri sejumlah pengusaha nasional seperti
pimpinan dan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, pemilik Medco Group,
Arifin Panigoro, dan lainnya.
pimpinan dan pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, pemilik Medco Group,
Arifin Panigoro, dan lainnya.
Kongres Ekonomi Umat (KEU) yang pertama kali diadakan tersebut
memiliki tujuan untuk menginventarisasikan dan menjawab problematika
yang dihadapi ekonomi bangsa ini, sehingga diperlukan adanya koordinasi,
konsolidasi, kolaborasi dan sinergi seluruh eksponen ekonomi umat demi
terwujudnya kesejahteraan umat yang berkeadilan dan berperadaban.
memiliki tujuan untuk menginventarisasikan dan menjawab problematika
yang dihadapi ekonomi bangsa ini, sehingga diperlukan adanya koordinasi,
konsolidasi, kolaborasi dan sinergi seluruh eksponen ekonomi umat demi
terwujudnya kesejahteraan umat yang berkeadilan dan berperadaban.
“UUD 1945 Pasal 33 telah mengamanatkan kepada kita bahwa
perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, dan lainnya. Namun
faktanya saat ini banyak penguasaan ekonomi belum merata.”
perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, dan lainnya. Namun
faktanya saat ini banyak penguasaan ekonomi belum merata.”
Kepemilikan modal terhadap beberapa sektor penting, terutama yang
menjadi hajat hidup orang banyak masih dikuasai oleh pihak tertentu,
sementara perundangan membuka seluas-luasnya pada partisipasi seluruh
bangsa.
menjadi hajat hidup orang banyak masih dikuasai oleh pihak tertentu,
sementara perundangan membuka seluas-luasnya pada partisipasi seluruh
bangsa.
Penguasaan aset-aset ekonomi oleh asing dan usaha besar semakin
besar, sedangkan KUMKM hanya memperoleh porsi masih di bawah 20 persen
dari nilai ekonomi nasional.
besar, sedangkan KUMKM hanya memperoleh porsi masih di bawah 20 persen
dari nilai ekonomi nasional.
“Dengan demikian terjadi ketimpangan ekonomi dan pendapatan
menjadi permasalahan ekonomi Indonesia,” papar Azrul yang juga
Sekretaris Panitia Kongres Ekonomi Umat itu.
menjadi permasalahan ekonomi Indonesia,” papar Azrul yang juga
Sekretaris Panitia Kongres Ekonomi Umat itu.
Kongres tersebut merupakan lanjutan hasil Kongres Umat Islam
Indonesia VI di Yogyakarta, pada tanggal 5-11 Februari 2015. Kongres
Ekonomi Umat tersebut diharapkan dapat menciptakan momentum penting
dalam membangkitkan ekonomi umat yang dalam aksinya kelak akan menjadi
arus baru ekonomi Indonesi. (*)
Indonesia VI di Yogyakarta, pada tanggal 5-11 Februari 2015. Kongres
Ekonomi Umat tersebut diharapkan dapat menciptakan momentum penting
dalam membangkitkan ekonomi umat yang dalam aksinya kelak akan menjadi
arus baru ekonomi Indonesi. (*)
Komentar