Foto/Ilustrasi/Net
PALEMBANG, SriwijayaAktual.com- Terkait munculnya kembali Laten Komunis “PKI” di Indonesia, saat ini juga ikut merambah Kota Palembang, Sumatera Selatan. Hal itu terlihat dari beredarnya stiker-stiker bergambar “Palu-Arit” yang ditempek di pagar seng pinggir jalan, tiang listrik, pohon atau tanaman hias dipinggiran jalan, dibeberapa titik wilayah Kota Palembang, Rabu (11/5/2016).
Awalnya saat itu, (11 Mei 2016) ada seorang warga melapor kepada Bagian Piket Koramil 418-08/Sako, bahwa dirinya saat berkendara melintas di Jalan Musi Raya dan Jalan Sapta Marga Palembang, terdapat Stiker bergambar Palu Arit yang ditempel di pagar Seng dan tiang listrik.
“Mendapat laporan dari warga yg tidak diketahui identitasnya tersebut, pihak Koramil 418-08/Sako Palembang, langsung menuju lokasi memriksanya, dan menghubungi anggota Unit Inteldim 0418/Palembang, untuk menelusuri tempat-tempat dari gambar Palu Arit yang ditempel untuk dilepas.
Kasus peredaran atribut laten komunis ini, saat ini tengah diselidiki oleh Kodam II/Sriwijaya dan Polda Sumsel, untuk mengungkap oknum pelaku yang telah membuat resah warga Kota Palembang, Provinsi Sumsel.
Sementara itu, menyikapi hal ini, saat dikonfirmasi SriwijayaAktual.com , Juma’t (13/5/2016), Kalangan Pemuda di Sumsel, angkat bicara, yakni, seperti, Anggota DPD RI Komite IV Bidang Keuangan Dapil Sumsel, Siska Marleni SE M.Si, mengatakan, apabila masyarakat melihat tanda-tanda gerakan PKI yang merupakan organisasi terlarang di Negara Indonesia, maka langkah pertama yang harus segera dilakukan adalah melapor kepada pihak Pemerintahan terdekat dan Aparatur Penegak Hukum (APH) seperti dalam hal ini, Kodam II/Sriwijaya maupun Polda Sumsel”Katanya.
Menurut Siska, bahwa PKI Itu adalah Bahaya Laten Bangsa dan Negara Indonesia, sehingga memebutuhkan kepedulian seluruh elemen Bangsa ini untuk menumpasnya.
“Selain itu, perlunya intesif lagi koordinasinya antara Institusi TNI dan POLRI dalam upaya pemberantasan Bahaya Laten Komunis tersebut”Tandasnya Siska.
Selain itu, menurut Ketua Ikatan Mahasiswa Musi Banyuasin (IMMUBA) di Palembang, Chandra Wijaya, mengatakan, hal itu merupakan tanda-tanda ingin serius munculnya kembali PKI di bumi tercinta kita Indonesia, dan dengan adanya isu bahwa pihak pemerintah ingin mengadakan rekonsialisasi itu adalah angin segar buat para pengikut PKI di indonesia” Tuturnya.
Lanjut Chandra, membenarkan bahwa PKI bagi bangsa Indonesia adalah Bahaya Laten. Karena dengan kembangkitan kembali PKI di Indonesia, PKI ingin mewujudkan cita-cita besar mereka” menguasai seluruh kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia” Tandasnya.
Secara terpisah, menurut Direktur Gemilang Institute, Rifani Akhiyar Qolbi, mengatakan, bahwa peristiwa kemunculan gerakan bahaya laten komunis ini, harus mendapat perhatian yang sangat serius untuk ditanggulangi.”Katanya.
“Kita sebagai pemuda atau masyarakat Kota Palembang harus memiliki respon cepat berparstisipasi aktif mencegah dan deteksi dini dalam menyikapi kasus ini, jangan sampai kasus ini dibiarkan, sehingga kasus ini akan terus bermunculan”Tuturnya.
Tambahnya Fani, apabila hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin gerakan ini akan menjadi sebuah gerakan massif yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan Nasional”Tandasnya.
Sementara itu, secara terpisah juga, menurut ketua Ikatan Masyarakat Muda Sumatera Selatan (IMAM Sumsel), Aulia Aziz Al Haqqi SH, mengangap isu Komunisme yang akhir akhir ini muncul di tanah air Khususnya di kota Palembang dengan di ditemukannya Stiker Bergambar Palu Arit di kawasan jalan dan lorong masuk perkotaan di Kota Palembang, tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena hal Ini adalah ancaman bagi kita semua.
“Sejarah Penghianatan Serta Pembrontakan PKI di indonesia dan Dengan Paham Yang tidak Mengakui Tuhan, Ini sangat Jelas Bertentangan dengan Nilai Luhur Bangsa Indonesia.
Selain itu, tuturnya Aziz, pentinganya pengamalan Pancasila untuk meningkatkan persatuan, dengan adanya tambahan Jam mata pelajaran Pancasila di Sekolah dan Perguruan Tinggi, serta perlunya antisipasi dini dengan sering mengadanya Diskusi Rutin, bahkan seminar yang melibatkan seluruh elemen Masyarakat” bebernya.
“Berharap, Pemerintah, TNI dan Polri harus bertindak cepat dan Serius dalam Menangani Permasalahan Ini”Tandasnya Aziz.
Hampir senada juga disampaikan oleh Ketua Jaringan Pemuda Sumsel, Redi Kales SH, mengatakan, kebangkitan PKI ini harus diwaspadai, dan jadi tanggung jawab semua pihak”Katanya.
Menurutnya Redi, tanpa pencabutan TAP MPRS/1996 sekalipun, buku-buku komunisme sudah banyak beredar, orang sudah bebas membahas atau mengutip omongan para tokoh komunis seperti Lenin, Stalin, Mao, DN Aidit atau membuat apologetika bagi komunisme seperti: buku Lekra dan “pembantaian 1965?, sehingga pencabutan tersebut sesungguhnya tidak diperlukan bila sekedar mau mempelajari komunisme atau marxisme.
“Kendati demikian PKI sadar arti simbolis TAP MPRS/1966 tersebut bagi sejarah Indonesia dan bagi sejarah PKI dan oleh karena itu mereka mati-matian berjuang mencabutnya. Rakyat Indonesia dimanapun juga harus berjuang menghalangi para PKI mencuci tangan atas dosa-dosa mereka di Indonesia.
Tambahnya Redi, yang perlu diingat serta dicatat, bahwa TAP MPRS/1966 masih berlaku. Artinya ketika ada oknum yg menyebarluaskan segala atribut PKI itu sudah melanggar hukum”Tegasnya.
“Kami sebagai salah satu elemen pemuda di Sumsel akan selalu siap mendukung dan membantu Pemerintah serta aparat penegak hukum agar Kemunculan laten komunis ini dapat segera ditanggulangi” Tandasnya. (Art)
Komentar