Nah Guys! Mengenal Separation Anxiety Pada Orang Dewasa

Berita64 Dilihat
Sriwijaya Aktual – Anda mungkin sering mendengar istilah “Separation Anxiety (kecemasan untuk berpisah)” digunakan dalam referensi untuk anak-anak dan hewan peliharaan, tapi jarang kita mendengar orang dewasa menderita kondisi psikologis yang melemahkan ini.
Padahal penyakit yang yang digolongkan kedalam gangguan kejiwaan ini sesungguhnya dapat menimpa siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan usia.
Berikut kita akan melihat apa itu separation anxiety dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi orang dewasa dari segala usia.
Apa itu Separation Anxiety?
Separation Anxiety atau kecemasan untuk berpisah adalah rasa takut yang dialami oleh anak kecil saat berada jauh dari rumah atau terpisah dari orang yang disayangi (biasanya orang tua atau pengasuhnya). Rasa cemas atau takut ini normal dialami oleh anak-anak yang masih kecil (sekitar usia 8-14 bulan). Anak biasanya akan masuk dalam tahap dimana mereka sangat melekat dengan orang tua atau pengasuhnya dan takut terhadap orang atau tempat lain yang baru.
Separation anxiety ini pada beberapa anak membuat mereka mengalami gejala-gejala fisik, seperti sakit kepala atau sakit perut, saat memikirkan bahwa dirinya akan berpisah. Rasa takut untuk berpisah ini menyebabkan tekanan yang besar pada anak dan dapat mengganggu aktivitas normal anak, misalnya pergi ke sekolah atau bermain dengan anak-anak lainnya.
Rasa cemas ini seharusnya akan menghilang seiring dengan berjalannya waktu, umumnya setelah anak berusia 2 tahun. Namun jika rasa takut ini terjadi pada anak yang berusia di atas 6 tahun, dimana rasa takut itu berlebihan dan berlangsung selama lebih dari 4 minggu, sampai membuat anak tidak mau pergi sekolah atau tidak mau bermain dengan anak-anak seusianya, maka maka anak mungkin telah mengalami gangguan kecemasan untuk berpisah (separation anxiety disorder).
Separation Anxiety Pada Anak-Anak

Lalu bagaimana dengan orang dewasa?
Penelitian terbaru telah membuktikan bahwa orang dewasa juga dapat menderita gangguan ini. Gejala-gejala separation anxiety versi dewasa ini didiagnosa sama sebagai gangguan seperti yang dihadapi oleh anak-anak. Namun, pada versi dewasa peran orang tua atau pengasuh digantikan oleh pasangan, pacar, saudara atau teman dekat.
Anak-anak yang mengalami separation anxiety selama masa kanak-kanak mereka, pada masa remajanya biasanya akan lebih tegar dalam menyongsong kehidupan dewasa mereka. Sebaliknya anak yang tidak pernah mengalami separation anxiety selama masa kanak-kanak mereka, memiliki potensi untuk menderita gangguan ini justru setelah mereka dewasa!.
Statistik Separation Anxiety
Menurut statistik, diperkirakan bahwa sekitar 6,6 persen dari populasi Amerika pernah mengalami separation anxiety disorder selama hidup mereka. Yang menakjubkan 20.207.408 orang diantaranya adalah orang dewasa!. Apa yang tampaknya aneh ketika melihat angka-angka ini adalah dengan membandingkan mereka berdasarkan level usia.
Hanya 4,1 persen dari anak-anak dalam populasi Amerika yang mengalami separation anxiety selama masa hidup mereka. Jadi dalam hal statistik, separation anxiety disorder tampaknya lebih umum terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Hal lain yang dapat dibaca dari statistik diatas adalah bahwa sekitar 77 persen orang dewasa yang menderita separation anxiety mengalami gejala pertama mereka setelah mereka menginjak usia dewasa.
Apa gejala Separation Anxiety pada anak?
Sebelum membahas gejala separation anxiety pada orang dewasa, mari kita lihat gejala yang muncul dalam manifestasi lebih umum saat mempelajari gangguan ini yaitu: anak-anak.
Anak-anak dengan separation anxiety mungkin menunjukkan salah satu gejala berikut:
  1. Distress ekstrim ketika dipisahkan dari orang tua atau pengasuh mereka.
  2. Keengganan untuk melakukan apa pun yang membuat mereka terpisah dari orang tua atau pengasuh mereka.
  3. Mimpi buruk.
  4. Terus-menerus khawatir bahwa sesuatu akan terjadi pada orang tua atau pengasuh mereka.
  5. Ketidakmampuan untuk pergi tidur tanpa ditemani oleh sosok yang dekat dengan mereka.
  6. Keluhan fisik seperti sakit perut atau sakit kepala yang diharapkan akan membuat mereka tidak harus terpisah dari orang tua atau pengasuhnya.

Apa gejala Separation Anxiety pada orang dewasa (Adult Separation Anxiety Disorder)?
Gejala yang tercantum di atas yang sering dipelajari secara ekstensif terjadi pada anak juga sering terlihat pada orang dewasa dengan gangguan separation anxiety. Banyak orang dewasa meyakini gejala tersebut yang mereka alami sebagai kecemasan umum belaka bukannya gangguan separation anxiety dewasa.
Berikut berapa gejala umum pada orang dewasa dengan separation anxiety:
  1. Ketakutan ekstrim atau kecemasan ketika diminta untuk melakukan sesuatu sendirian atau lepas dari sosok keterikatan atau patron mereka.
  2. Menghindari sebisa mungkin sendirian dalam keadaan dan situasi apapun.
  3. Takut bahwa salah satu mereka yang paling dekat akan meninggalkan atau menjauhi mereka.
Apa perbedaan Separation Anxiety pada anak dan orang dewasa?
Gejala-gejala separation anxiety pada anak-anak dan orang dewasa mungkin tampak sama. Namun, ada perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Kita dapat mulai dengan dua manifestasi dari gejala yang tampak sama tapi memiliki nama yang berbeda.
Anak-anak yang mengalami gejala diatas disebut mengalami separation anxiety disorder. Gangguan ini dipandang sebagai tahap yang normal dalam perkembangan anak yang sehat, hampir semua anak akan melalui fase ini sekitar delapan bulan pertama usia mereka. Separation anxiety pada anak-anak mencapai puncaknya pada usia dua tahun di mana setelah itu gejalanya mulai berkurang sampai hilang sama sekali.
Orang dewasa yang mengalami separation anxiety disebut sebagai terpengaruh oleh gangguan separation anxiety. Ini bukan hal yang yang sehat dalam perkembangan rata-rata orang dewasa. Pada anak-anak dengan separation anxiety , gangguan dimana sesuatu perilaku yang memaksa ikatan permanen antara anak dan orang tua atau pengasuhnya adalah diperlukan untuk bertahan hidup dilingkungan yang asing.
Tapi hal ini tidak terjadi pada orang dewasa. Hal ini diyakini bagaimanapun, bahwa pembentukan gangguan separation anxiety dewasa tumbuh dan didiagnosis sebagai tekanan bagi pentingnya menjalani hubungan yang terikat erat selama masa dewasa.
Kapan Adult Separation Anxiety Disorder mulai muncul?
Studi saat ini telah menemukan bahwa rentang usia tertentu tampaknya lebih umum untuk timbulnya gangguan separation anxiety dewasa. Orang dewasa yang mengalami gangguan ini paling sering berada antara usia tiga puluh dan empat puluh empat. Kelompok usia lainnya yang juga paling umum mengalami gangguan separation anxiety dewasa adalah berada antara usia delapan belas dan dua puluh sembilan.
Orang dewasa berusia 45-59 tahun lebih sedikit yang mengalami gangguan ini dibandingkan rekan-rekan mereka yang lebih muda. Dan pada orang dewasa berusia enam puluh keatas relatif lebih jarang mengalaminya dibandingkan dengan kelompok usia dibawahnya.

Adult Separation Anxiety Disorder
Spesial Untuk Mu :  MERINDING !!! Kisah Tragis Mutmainah (Iin) diungkapkan Sang Ayah, Jaelani.

Demografi Adult Separation Anxiety Disorder
Laki-laki versus Wanita
Penelitian telah menemukan bahwa wanita secara signifikan lebih mungkin menderita separation anxiety dewasa daripada pria. Sementara lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang menderita gangguan ini, telah ditemukan bahwa lebih banyak orang cenderung memiliki serangan pertama mereka saat dewasa. Penelitian juga telah menemukan bahwa gangguan separation anxiety, apakah pada anak-anak, remaja atau orang dewasa cenderung berasal dalam keluarga. Mayoritas anak-anak yang mengalami gangguan di masa kanak-kanaknya memiliki satu orang tua yang menderita variasi dewasa dari gangguan yang sama.
Status perkawinan
Penelitian yang menarik juga telah dilakukan untuk menganalisis status perkawinan mereka yang menderita separation anxiety. Telah ditemukan bahwa mereka yang menderita gangguan separation anxiety cenderung untuk menikah daripada mereka yang tidak mengalami gangguan ini. Para peneliti percaya bahwa ini menunjukkan korelasi yang logis antara separation anxiety dengan bujang lapuk atau perawan tua.
Bagi mereka yang mengalami gangguan separation anxiety dan menikah, penelitian menunjukkan bahwa pernikahan mereka akan menjadi salah satu yang tidak stabil. Menurut data yang ditemukan sejauh ini, individu yang terpisah, janda atau bercerai yang paling mungkin untuk menderita gangguan kecemasan untuk berpisah versi dewasa atau ASAD (Adut Separation Anxiety Disorder).
Status hubungan paling umum kedua di antara mereka yang memiliki ASAD adalah yang tidak pernah menikah. Tapi di antara keduanya, yang paling banyak ditemui pada mereka yang menderita ASAD adalah yang menikah atau hidup bersama dengan pasangan mereka.
Pendidikan
Para peneliti telah menganalisis banyak faktor ketika meneliti gangguan separation anxiety dewasa. Selain seks dan status perkawinan, tingkat pendidikan juga memainkan peran penting dalam kurangnya pengetahuan tentang gangguan ini.
Mereka dengan pendidikan formal dasar (diukur sebagai 0 hingga 12 tahun masa pendidikan atau SD s/d SMA) tampaknya yang paling mungkin mengalami ASAD. Mereka dengan masa pendidikan 13 sampai 15 tahun secara signifikan lebih kecil kemungkinannya mengalaminya dan orang-orang dengan 16 tahun atau lebih masa pendidikan formal yang paling jarang menderita ASAD.
Pekerjaan
Karena sifat dari ASAD, faktor pekerjaan adalah bidang lain yang diteliti. Sayangnya penelitian dibidang ini lebih mirip “kasus ayam atau telur?”. Tidak diketahui apakah status pekerjaan yang menyebabkan timbulnya ASAD atau apakah ASAD yang menyebabkan status pekerjaan.
Dalam kedua kasus temuan di lapangan kerja adalah sebagai berikut : kelompok pertama mayoritas orang yang didiagnosis dengan ASAD adalah pengangguran atau bekerja di lapangan kerja non formal. Kelompok kedua, status pekerjaan paling mungkin bagi mereka dengan ASAD adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan. Kelompok ketiga, bekerja sebagai ibu rumah tangga dan kelompok terakhir yang kemungkinannya paling besar untuk menderita ASAD adalah yang berstatus pensiun atau mahasiswa.
Adult Separation Anxiety Disorder
Spesial Untuk Mu :  Dalam Proyek Kartu Pra Kerja, Ponakan Luhut BP Kecipratan melalui Bukalapak, Benarkah?

Bagaimana mendiagnosis ASAD?
Diagnosis ASAD sulit dibuat karena merupakan kategori yang relatif baru dari jenis separation anxiety. Untuk mendiagnosis gangguan ini pada orang dewasa, profesional kesehatan mental saat ini tidak memiliki seperangkat kriteria yang spesifik untuk versi dewasa dari separation anxiety disorder dan sebagai akibatnya mereka beralih ke kriteria umum diagnosis separation anxiety disorder sebagai gantinya. Kriteria umum diagnostik untuk separation anxiety disorder adalah sebagai berikut:
A. Diagnostik Separation Anxiety Disorder disebut gangguan jika terdapat tiga (atau lebih) bukti sebagaimana yang tercantum sebagai berikut:
  1. Distress berlebihan berulang ketika dipisahkan dari rumah atau orang yang jadi panutan atau pelindung mereka.
  2. Khawatir berlebihan tentang kehilangan, atau tentang kemungkinan bahaya yang menimpa tokoh panutan atau pelindungnya.
  3. Khawatir berlebihan bahwa suatu peristiwa yang tak diinginkan akan menyebabkan pemisahan secara paksa dari tokoh panutan atau pelindungnya (misalnya, tersesat atau diculik).
  4. Keengganan kuat atau penolakan yang gigih untuk pergi ke sekolah atau tempat lain karena takut terpisah dari tokoh panutan atau pelindungnya.
  5. Rasa takut yang terus-menerus dan berlebihan untuk sendirian.
  6. Keengganan kuat atau penolakan yang gigih untuk pergi tidur tanpa tokoh panutan atau pelindung atau tidur jauh dari rumah.
  7. Mimpi buruk berulang yang melibatkan tema pemisahan.
  8. Keluhan berulang gejala fisik (seperti sakit kepala, sakit perut, mual, atau muntah) saat dipisahkan dari tokoh panutan atau pelindung.
B. Lamanya gangguan minimal 4 minggu.
C. Serangan terjadi sebelum usia 18 tahun.
D. Gangguan tersebut menyebabkan distress klinis signifikan atau penurunan sosial, akademik (pekerjaan), atau fungsi bidang-bidang penting lainnya.
E. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif seperti Disorder Pervasive Developmental, Schizophrenia, atau gangguan psikotik lainnya dan bukan pula Panic Disorder dengan Agorafobia.
* Dirujuk dari Manual Diagnostic and Statistical of Manual Mental Disorders, Edisi keempat. Hak Cipta 1994 – milik American Psychiatric Association.
Seperti apa Kehidupan penderita ASAD?
Menggambarkan kehidupan orang dewasa dengan ASAD bisa sangat sulit karena tingkat emosi yang mereka jalani. Gangguan ini tidak hanya menghancurkan kehidupan penderitanya, tetapi juga kehidupan orang-orang di sekitar mereka.
Seseorang yang menderita ASAD merasa hidup di tepi jurang, terus mengkhawatirkan akan hidup sendirian dan kehilangan orang-orang yang mereka cintai. Mimpi buruk menyebabkan ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk tidur berkombinasi dengan kecemasan umum akan menyebabkan kelelahan yang pada gilirannya menyebabkan menurunnya fungsi-fungsi tubuh.
Individu dengan ASAD sering merasa terjebak dan merasa seolah-olah mereka tidak dapat melakukan apapun, sampai mereka telah kembali dengan sosok panutan atau pelindung mereka. Hidup dengan penderita ASAD terasa melelahkan dan menguras tenaga dan sering orang-orang merasa tidak berdaya serta kewalahan sampai tingkat mereka sendiri menjadi tidak mampu lagi menjalaninya.
Seperti apa hidup dengan penderita ASAD?
Menjadi orang yang dicintai oleh seorang penderita ASAD bisa sama melelahkan seperti penderita itu sendiri. Ada permintaan konstan dan terus menerus untuk perhatian Anda yang tidak dapat dipuaskan dan sering kali akan merasa seolah-olah tidak ada jalan keluar.
Bahkan orang yang paling sabar sekalipun akan mulai terganggu terganggu oleh pesan teks dan panggilan telepon dari penderita ASAD. Akhirnya hidup dengannya menjadi begitu berat dan hubungan pun segera mulai rusak.
Hal penting bagi setiap hubungan di mana salah satu atau kedua orang yang menderita ASAD adalah memiliki sistem pendukung mereka sendiri. Sistem pendukung harus selalu menyertakan seorang profesional berlisensi yang mampu bekerja dengan individu dengan ASAD untuk mengembangkan cara dalam upaya mengurangi tekanan yang mereka bebankan pada orang-orang mereka cintai.

Suami Istri Bertengkar
Spesial Untuk Mu :  Selaraskan Agama dan Sains, NASA Rekrut 24 Teolog untuk Siapkan Manusia Berkontak dengan Alien

ASAD tidak selalu didiagnosis tunggal
Orang-orang dengan ASAD sering didiagnosis dengan gangguan psikologis lain atau setidaknya sekelompok gejala yang sesuai dengan kriteria diagnostik untuk gangguan lainnya. Gangguan lain yang paling umum adalah gangguan mood dan gangguan depresi.
Dipercaya bahwa individu dengan diagnosis ASAD tiga kali lebih mungkin untuk menjadi kecanduan obat-obatan terlarang. Orang-orang ini juga lima kali lebih mungkin memiliki gangguan depresi dan empat kali lebih mungkin memiliki gangguan mood. Salah satu pertanyaan terbesar sampai saat ini di masyarakat kejiwaan dalam hal diagnosis ASAD adalah apakah gangguan psikologis lainnya yang sering terlihat bersama ASAD, mendahului atau mengikuti ASAD?.
Bagaimana mengobati ASAD?
Sayangnya tidak ada perawatan khusus yang ditujukan bagi penderita ASAD. Karena ASAD adalah diagnosis yang relatif baru di komunitas psikologis, belum cukup banyak penelitian yang telah dilakukan sebagai referensi untuk mengobatinya.
Meskipun tidak ada “obat” yang spesifik bagi penderita ASAD, bukan berarti tidak ada pilihan. Sangat penting bagi mereka dengan diagnosis ASAD untuk mendapatkan seorang psikolog di samping psikiater untuk membantu mereka menemukan cara mengatasi gangguan ini.
Dapatkah bantuan Psikolog mengobati ASAD?
Psikolog tidak memusatkan perhatian mereka pada resep obat untuk mengobati gejala penyakit, tetapi mereka fokus pada keterampilan mengatasi. Keterampilan mengatasi adalah salah satu komponen terbesar untuk dapat membangun kehidupan yang fungsional dengan hubungan yang sehat meskipun didiagnosis ASAD. Terapi dengan psikolog akan memungkinkan penderita ASAD untuk belajar bagaimana mengatasi perasaan mereka dan bagaimana untuk membebaskan diri dari kebiasaan yang tidak sehat yang membuat orang lain merasa kewalahan atau terbebani oleh kebutuhan mereka.
Bagaimana Psikiater membantu pengobatan ASAD?
Pada saat psikolog tidak dapat meresepkan obat untuk membantu penderita ASAD untuk mengelola penyakit mereka, psikiater memiliki kemampuan itu. Meskipun saat ini tidak ada obat yang dirancang khusus untuk penderita ASAD, ada banyak obat anti depresan yang dirancang untuk membantu individu mengatasi ASAD.

Consultation With Psychiatrist

Apa masa depan pengobatan ASAD?
Dengan lebih banyak orang dalam komunitas medis mengakui eksistensi ASAD, masa depan pengobatan untuk gangguan ini terlihat cerah. Ini adalah harapan dari komunitas penderita ASAD bahwa penelitian dibidang ini akan membawa pemahaman yang lebih baik dan akan mengarah pada pengembangan rencana perawatan yang lebih spesifik.
Sampai hari itu tiba, pengobatan terbaik yang masyarakat psikologis dapat tawarkan adalah rencana pengobatan kombinasi. Saat ini “pengobatan terbaik” yang ditawarkan kepada mereka yang didiagnosis dengan ASAD adalah rencana perawatan yang sama yang ditawarkan kepada orang-orang dengan gangguan kecemasan umum lainnya.
Kombinasi terapi bicara dan terapi obat adalah yang paling umum digunakan untuk ASAD saat ini. Terapi bicara memberikan mereka kemampuan untuk menemukan mengapa mereka mengalami kesulitan seperti yang mereka derita dan bagaimana mereka dapat memperbaiki pola perilaku dan pemikiran mereka.
Terapi obat memberikan mereka yang didiagnosis dengan ASAD kemampuan untuk mengatasi beberapa gejala yang paling melumpuhkan mereka untuk mencoba dan membuat perubahan-perubahan besar yang disarankan melalui terapi bicara.
Masa depan terapi ASAD memang terlihat cerah, tapi untuk saat ini, pasien harus membuat hubungannya dengan pengobatan umum da terapi yang konsisten. (exploringlifesmysteries/tvsx)
Agorafobia: berasal dari kata Latin agora yang berarti pasar di luar ruang, adalah jenis fobia dengan ketakutan dasar yang berasal dari perasaan terjebak di tempat umum, saat seseorang akan sulit untuk dapat melarikan diri, dan rasa takut tidak akan tersedianya pertolongan apabila seseorang mengalami serangan panik. Walaupun kebanyakan orang berpikir bahwa Agorafobia adalah ketakutan akan tempat-tempat umum, sekarang dipercaya bahwa Agorafobia berkembang dari komplikasi dari serangan panik. Akibatnya, orang dengan agorafobia membatasi geraknya sebatas tempat yang dirasa aman, seperti di dalam rumah. Bagaimanapun, ada bukti yang menyatakan bahwa hubungan kausal satu arah antara serangan panik yang spontan dan Agorafobia dalam DSM-IV mungkin tidak tepat. (wiki)

Komentar